21#Lee Jungwon

1.4K 162 5
                                    


Dunia mungkin melukiskan segalanya. ketakutan, kesedihan, hampa, kecewa atau penyesalan adalah faktor dasar dari diagram kehidupan.

Berakit-rakit dahulu
Bersenang-senang kemudian

Jay dengan nikmat mengusap pucuk kepala kesayangannya. Seulas senyum terus melayang dari kedua belah bibirnya bersama matanya yang tidak berhenti menatap Jungwon yang tidur di pangkuan pahanya.

Jungwonnya yang bersamanya di sofa ruang tamu bermain boneka pemberiannya, domba.

"Won"

"Hmm?"

"Won"

"Hmm?"

"Wonnn"

"Hmm?!"

Jay berdecak kesal. Ternyata panggilannya hanya dibalas deheman " Bisa tatap orangnya ngga kalo di ajak bicara?ngga sopan"

Jungwon tidak tuli. Boneka yang sedari tadi bermain dengannya kini berhenti bergerak di atas perutnya, matanya kini teralih menatap orang di atasnya datar lalu persekian detik berubah" Iya apa Jay Hyung sayang"

Apa ini?kenapa adiknya semakin gila?gemar menggoda, dan lihat pinggangnya terhias apik dengan tangan melingkar Jungwon, dan matanya! Kedip-kedip seperti orang merayu?!

"Stop! Atau gua gaplok" ujar Jay dengan wajah datar"ck, tadi manggil-manggil pas di panggil lagi jijik" ujar Jungwon menatap Jay dengan lirikan bukan keluarga ku

"Ngga jelas lo Hyung" Jay mengusap dadanya, sepertinya ia harus lebih sabar"Kan Hyung manggil"

"Iya apa?"

"Jiahh di ulangin lagi"

"Apa sih Hyung?!"

"Taruh apa gua buang dombanya" Bukan cemburu tapi Jay berani bersumpah. Boneka domba itu akan hancur seketika jika Jungwon tidak memperhatikannya sekali lagi

Jungwon bangun, boneka yang di yakini belahan hidupnya kini sudah ada berada di belakangnya"Kamu harus berlindung Jay Hyung lagi galak" batin Jungwon

"Apa Hyung" ujar Jungwon menatap Jay dengan kaki bersila di atas sofa. Bagus! Jungwon telah menurutinya

Cup!

Jay mencium pipi Jungwon. Jay menatap Jungwon tersenyum dengan tenang, namun beda dengan korban yang dicium, Jungwon menatap Jay datar" Lo jangan cabul bisa?"

"Siapa yang cabul?"

"Hyung lah"

"Emang lo siapa?"

"Jungwon"

"Jungwon siapa?"

"Yang-Lee Jungwon"

"Yaudah adik gua"

Jungwon menggerutu tanpa suara. Sungguh menyebalkan batinnya dengan orang satu ini

"Dek Uwon" Ini apa lagi?! Jungwon menoleh ke kiri menatap barisan orang. Bukan! Itu hanya Heesung dan lainnya dengan tambahan dua orang baru, Taki dan Daniel. Kenapa rumahnya ada banyak tamu?!

Jungwon pusing, ia masih malas melihat Daniel, ia tidak benci tapi malas melihat senyum Daniel yang seperti mengartikan"Kan dah gue bilang Lo pasti jadi vampir"

Sunghoon bingung. Kemana arah tatapan Jungwon? Ternyata dengan Daniel. Tapi..

"Won kamu kenapa?" Ujar Sunoo menatap Jungwon gelisah, Jungwon tidak menjawab. Tangannya terus di genggam untuk menahan emosi sedangkan Daniel terus melebarkan senyumnya

"Lo maju kalo mau cari masalah!" Jungwon kalah dengan emosinya. Daniel hanya terkekeh melihat pemandangan Lee Jungwon yang berdiri di depannya" Selamat datang Lee Jungwon" Daniel menjulurkan tangannya untuk bersalaman

Jungwon menepisnya. Tuhan tolong ijinkan aku untuk menghajar orang ini sekarang batin Jungwon

"Lo-"

Sret!

Belum apa-apa. Daniel sudah berpindah di belakangnya dengan menyentuh sebelah bahunya"Push"

Jungwon lemas. Ia merasa tubuhnya akan jatuh detik itu juga. Jake yang peka jika adiknya akan jatuh, langsung menyangga tubuhnya

"Maksud lo apa?cepet kembaliin" ujar Jake menatap Daniel dengan marah"Iya-iya"

Daniel melipat dua jarinya dan menyisakan jari lainnya yang membentuk pistol"Maafin gue"

Dor!

Tanpa suara atau peluru Daniel menembaknya dan dalam sekejab energinya kembali" SINI LO ANJING"

Jungwon marah bukan emosi. Kedatangannya sebagai vampir baru terasa di permainkan. Ia tidak terima

"Won udah jangan di gubris, dia emang jail tapi baik" Heesung mencegah Jungwon. Menatap mata merah Jungwon dengan dalam, dengan perlahan mata mungil itu kembali ke warna semula pertanda ia sudah tenang" Sabar oke?" Jungwon hanya mengangguk

                         ::::::::::::::::

"Udah gede kok main boneka"

"Bacot"

"Lo masih kesel sama gue?"

"Hmm"

"Kan gue becanda"

"Not funny"

"Ha?lo ngomong apa?"

"Ngga lucu!"

"Maaf"

Jungwon menarik napas nya meski sadar ia tidak akan bisa mengikat udara lagi. Sekarang dirinya berada di kamar bersama Daniel, Taki dan juga Ni-ki

Taki dan Ni-ki berada di bawah kasur, sedang menulis entah apa itu dengan Taki. Sedangkan ia sendiri, bersama Daniel di atas kasur

Srek srek

Daniel mengusap rambutnya. Jungwon hanya bingung, Daniel yang sekarang sangat susah di tebak" Gue harap lo bahagia"

Apa bisa? Itu bukan doa. Tapi harapan. Daniel berharap untuknya agar bahagia



             ________________________

Dimana ini? Ini bukan tempatnya! Dan ada apa dengan bajunya? Kenapa berubah menjadi baju retro di abad-18?

Jungwon menolehkan kepalanya ke kanan dan kiri berharap ada orang lain selain dirinya. Siapa..dia?

Sosok yang sama dengan dirinya, Jungwon ada dua. Tapi dia yang asli bukan yang di depan!

Dari segala sisi mereka berdua sama, hanya satu yang berbeda. Jungwon membawa boneka domba dan dia Teddy bear.

"Kamu adalah aku, aku adalah kamu"

"Aku Lee Jungwon" Jungwon terkejut atas pengakuan orang di depannya"Kembali lo bajingan" ujar Jungwon dengan nada emosi. Karena dirinya dia kehilangan hal berharganya, karena dirinya ia harus meninggalkan keluarganya

"Ku ulangi lagi! Aku Lee Jungwon dan aku adalah kamu, kamu adalah aku"

"Jangan saut pautkan gua dengan hidup lo!"

"Yang Jungwon, selamat menjalin keluarga baru yang sah" suara itu, kata-kata itu..

"Jangan salahkan diri sendiri, ini hanya keputusan dewa dan saya meng-ikhlaskan tubuh saya untuk kamu"

Jungwon mengkerutkan keningnya. Ia tidak paham atas maksud yang di katakan anak itu" Kamu akan bisa melihat masa depan" ujarnya lagi dengan senyuman tipis

"Maksud lo?" Ia masih saja terus tersenyum di saat Jungwon kebingungan" Putus kan yang mana yang kamu pilih, jika ingin pergi, pergi lah lalu sebaliknya"

Dia hanya terus tersenyum dan semakin mendekat lalu menjulurkan tangan nya, Jungwon menerimanya"Selamat" setelah kata itu semuanya sirna dengan cahaya, hilang bersama dengan dia yang datang




Vampire Blood||enhypen||Where stories live. Discover now