13.

1.3K 112 25
                                    

Semua foto dari pinterest!!

"Ngga, Mba Irene ngga mungkin ninggalin Vincent karna kondisinya yang sekarang, kan?? Ngga, ngga boleh, Vincent ngga boleh ditinggalkan, semua ini salah gue, salah gue!" Gumam Siona dengan wajah panik ia langsung mengambil kunci mobilnya untuk per...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ngga, Mba Irene ngga mungkin ninggalin Vincent karna kondisinya yang sekarang, kan?? Ngga, ngga boleh, Vincent ngga boleh ditinggalkan, semua ini salah gue, salah gue!" Gumam Siona dengan wajah panik ia langsung mengambil kunci mobilnya untuk pergi menuju rumah Vincent.

Diperjalanan ia selalu menggumamkan kata tidak, Irene tidak mungkin meninggalkan Vincent begitu saja ka? Tidak boleh, jika itu benar maka dirinya akan makin merasa bersalah, andai saja ia tidak berbuat bodoh, andai saja ia tidak memalsukan alamat, Semua ini tidak akan pernah terjadi.

Sedangkan disisi lain ada Jennie dan Nathan yang kini berada didalam sebuah kendaraan yang terhenti beberapa meter dari rumah Vincent, entah alasannya apa, Jennie pun tidak tahu, ia hanya ikut sang kekasih saja.

"Babe? Sebenarnya kita itu mau ngapain? Kita udah 30 menit lebih loh disini tanpa ngelakuin apa-apa, mau ketemu Vincent? Apa mau ngapain?" Si wanita mendesah frustasi karna prianya pun sedari tadi bungkam, tentu saja membuatnya makin kebingungan.

"Tunggu sebentar lagi." Jawab Nathan singkat membuat Jennie mendengus lalu menyurukkan kepalanya tiba-tiba pada dada sang kekasih tapi malah ia yang tersentak karna merasakan sebuah benda keras disana.

"Babe?! Kenapa kamu bawa benda itu?!!" Sontak Jennie langsung menarik diri dari tubuh sang kekasih, kembali duduk manis dikursi penumpang samping kemudi.

Nathan tidak menjawab, ia malah tersenyum miring sembari mengeluarkan pistol yang sedari tadi ia selipkan pada dadanya. Menurunkan sedikit kaca sampingnya, untuk menodongkan moncong pistol itu keluar mengarah pada sebuah mobil yang baru saja sampai.

Jennie langsung mendelik dengan mata melebar dan bibir menganga, ia panik, ia kini paham apa maksud kekasihnya, Nathan akan menembak Siona yang baru saja datang.

"Babe, no! Babe! Jangan kaya gini, kamu buat Siona lumpuh pun Vincent ngga akan sembuh, dia malah benci sama kamu!" Ia berteriak, sungguh menantang maut karna bisa saja emosi Nathan makin terpancing dan malah menyakitinya.

"Kaki adik aku lumpuh, orang penyebab semua itu pun harus memiliki kaki lumpuh juga! Dimataku semuanya harus impas!" Suara yang makin memberat dengan fokus mata pada seorang wanita siap ia tembak dengan timah panas.

"Kalo begitu kamu juga harus mati karna sudah membunuh orangtuaku!" Berani, menantang maut untuk kedua kali, fokus Nathan langsung beralih menatap tajam dengan rahang mengeras pada Jennie yang hampir menangis dengan tubuh bergetar hebat.

"Oh? Kamu masih mau mengungkit masa lalu, huh? Lebih baik kamu diam, Jennie!" Ancaman itu membuat nafas Jennie memberat, ia ketakutan, tapi ia juga harus menghentikan emosi Nathan.

"Tidak semuanya harus dibalas dengan hal yang sama!" Ia tersentak tatkala Nathan berbalik dan malah menodongkan pistol itu pada keningnya.

"Kamu mau menggantikan posisi sahabatmu itu, huh? Kamu atau temanmu?" Sungguh inilah saat-saat dimana Jennie membenci Nathan, pria itu akan sangat tega padanya.

Pose (BlackVelvet) #FAKEINSTAGRAM [TAMAT]Where stories live. Discover now