Chapter 11

483 61 0
                                    

Udah semester 2 nih, kegiatan sekolah mulai padat, jadwal update diganti ya, jadi 1 kali 2 hari.

♡HAPPY SANTAP♡

"Jadi kau perempuan yang selalu bersama Aurora itu? Hm, bagaimana bisa aku tak mengenal wajahmu." Arches mengusap tengkuknya pelan, menatap canggung pada wanita bernama Viola yang masih stay duduk di tempat tidurnya.

"Tentu saja, jika sudah melihat Aurora, kau langsung lupa dengan segalanya. Ugh, dasar aku." Meteor yang berada di dalam tubuh Viola menggerutu di dalam hati, ia merasa kesal dengan dirinya yang dulu.


"Oh ya, ngomong-ngomong, Aurora udah punya pacar belum?" Arches menatap ke wajah Viola dengan semburat merah muda tipis di pipinya.

Meteor yang secara langsung melihat tingkah malu-malu dirinya sendiri itu pun mengernyitkan keningnya tak suka. "Berhentilah bersikap seperti itu hanya karena seorang perempuan," titahnya merasa jijik.

"Ugh, maksudmu? Bersikap seperti apa?"

"Kau tahu, kau begitu naif. Kau mau menghabiskan waktumu berdiam diri di perpustakaan kampus hanya untuk menatap Aurora, padahal kau sendiri tak suka dengan suasana perpus. Kau menghabiskan uang tabunganmu untuk membeli apartemen ini hanya karena rumah Aurora tak jauh dari sini, kau lebih memilih berdiam diri menatap Aurora di cafe setiap hari ketimbang mengerjakan tugas kuliahmu yang menumpuk. Kau bodoh atau apa?! Kau mengorbankan semuanya untuk dia! Kau memujanya setiap saat meskipun ia tak pernah tahu keberadaanmu! Gunakan otakmu sekali saja, payah! Tak seharusnya kau menelantarkan hidupmu hanya demi dia!" Meteor berteriak kesal. Tidak, ia tidak merasa kesal ke siapa-siapa, ia hanya melampiaskan kejengkelannya pada dirinya di masa lalu yang begitu dungu.

"Tunggu-tunggu, aku bingung. Pertama, bagaimana kau bisa tahu kalau aku melakukan semua itu? Kedua, kenapa kau harus semarah ini? Padahal aku melakukan semuanya untuk diriku sendiri dan untuk Aurora." Arches menatap aneh pada gadis asing di depannya itu. Namun sepersekian detik kemudian pandangannya berubah menelisik. "Jangan bilang kalau kau punya perasaan lebih ke...."

"Payah! Tentu saja tidak!" Meteor mendengus kasar, ia membuang mukanya ke arah jendela kamar. "Asal kau tahu, kau tak akan berakhir bahagia dengan Aurora."

"Memangnya kau tahu apa tentang Aurora?" lirih Meteor pelan.

"Lebih dari yang kau tahu," sahut Meteor tegas. "kau tahu? Aurora hanyalah gadis arrogant yang tak mengerti cara menghargai perasaan orang, menaruh perasaan padanya hanya akan membunuh dirimu sendiri. Berhentilah menjadi badut, lebih baik kau buang jauh-jauh perasaan bullshit mu itu, ada orang yang lebih bisa menghargai perasaanmu," gertak Meteor.

"Dan orang itu adalah kau? Maaf saja, aku tak akan meninggalkan Aurora semudah itu," kekeuh Arches bersikeras.

"Bodoh! Aku kan sudah bilang jika aku tak suka padamu. Dan lagi, aku sudah memperingatimu masalah perasaan sialanmu itu, cobalah untuk sesekali mendengar perkataan orang lain, payah!"

"Ck, berhentilah mengumpatiku setiap saat. Wajahmu terlihat polos, tapi kata-kata mu sangat mengejutkan, apa kau kerasukan?"

"Ya, gadis yang kau lihat ini sedang dirasuki dirimu sendiri." Hati Meteor membatin.

Melihat gadis di depannya itu hanya diam, Arches membuang nafasnya kasar. "Jika kau kemari hanya untuk mengatakan hal tak masuk akal itu, lebih baik kau keluar," usirnya.

"Hei, dengar—"

"Keluar!" Arches membentak keras. Dalam satu kali hentakan, ia dapat menarik perempuan yang sudah lancang masuk ke apartemennya itu keluar dari kamar.

METEROVIO  [TAMAT]✓Where stories live. Discover now