26.

130K 10.5K 277
                                    

"NASYA PELAN-PELAN! Sakit." Teriak Argan saat Nasya memberika salep pada luka robekan di hidungnya.

"Iya ini udah pelan-pelan Argan. Makanya kamu kalo misalnya enggak mau sakit ya jangan berantem." Ucap Nasya sambil mengoleskan salep di hidung Argan, setelah itu Nasya beralih ke bibir Argan.

"Pelan-pelan di bibir yang paling sakit." Wanti-wanti Argan.

Baru saja Nasya memberikan Betadine tanganya langsung di cekal Argan. " AW! Sya lo iklas gak sih obatinya."

"Ya iklaslah Argan."
"Tapi ini sakit banget. Udah deh enggak usah di obatin."
"Eh jangan. Nanti malah infeksi tau, ya udah ni kalo sakit kamu pegang tangan aku yang satunya aja, kamu cengkram keras keras aja enggak papa."Setelah itu Nasya fokus memberikan Betadine di ujung bibir suaminya.

Grap

Bukannya memegang tangan Nasya, Argan malah memengang pinggang Nasya. Dan Ia dekatkan kearahnya sampai berjarak beberapa senti saja.

"Astagfirullah Argan yang aku suruh tangan buka ini." Nasya berusaha melepaskan tangan Argan pada pinggangnya.

"Kalo lo lepas gue gak mau diobatin." Ancamnya.

Nasya menghembuskan napasnya berat. "Ya udah iya." Argan tersenyum simpul akhirnya ia menang lagi dari Nasya.

Sebenernya ini gak sakit-sakit amet sih bahkan Argan pernah merasakan 10x lipat dari ini cuman memang ia ingin modus saja dengan Nasya. Kalo enggak gini Nasya mana mau cenah Argan.

Argan terus memperhatikan wajah Nasya Ia terpenah pada bibir ranum Nasya. Sementara itu Nasya tidak menyadari bahwa Argan menatapnya seintens itu karna ia terlalu fokus mengobati bibir Argan.

"Udah." Ucap Nasya sambil memasukkan salep-salep dan Betadine kedalam kotak P3K, setelah itu barulah ia menyadari bahwa bosisinya dan Argan sangat sangat dekat. Apa lagi Argan yang menatap bibirnya sampai-sampai tak berkedip.

"Ehemm udah Argan." Gadis itu berusaha memberi jarak antara ia dan Argan. Tetapi tidak dengan Argan ia terus memegang pinggang Nasya kuat. Nasya tak mau kalah ia makin mendorong dada bidang Argan untuk menjauh darinya dan terjadi lah acara dorong-dorong.

"Argan! Apa sih lepasin enggak." Teriak Nasya.

Argan mengelengkan kepalanya "enggak mau." Tolaknya dengan wajah yang sangat menyebalkan.

"Argan apaan sih sesek tau." Mereka berdua masih saling dorong-dorongan dan tarik-tarikan, Argan yang menarik pinggang Nasya agar lebih dekat denganya, dan Nasya yang terus mendorong dada Argan agar menjauh darinya.

Setelah beberapa menit aksi dorong-dorongan akhirnya Nasya menyerah. "Oke fine mau kamu apa?" Argan tersenyum smirk.

"Ini." Ia menunjuk bibir ranum Nasya. Seketika Nasya membulatkan matanya. Apa-apaan Argan ini? Apa saat ia berantem palanya dipukul seseorang apa gimana? Atau Argan kemasukan setan?

"Audzubillah Himinas Syaiton Nirojim." Nasya mengucap wajah Argan agar setan didalam diri suaminya itu pergi.

"Nasya apasih! Gue bukan setan."
"Kamu kesurupan Argann."
"Gue gak kesurupan anjir." Anjir? Emang ada setan ngomong anjir? Yang suka ngomong gitukan Argan? Berarti Argan enggak kesurupan.

"Boleh ya syaaa?" Izinya.
"Apasih Argan! Kalo ngomong ngaco."
"Kok ngaco? Gue serius. Boleh yaaa?" Argan mendepatkan wajahnya pada bibir Nasya.

Nasya yang melihat pergerakan Argan langsung cepat-cepat menutup mulutnya menggunakan tanganya sebelum Argan menyosor bibirnya. "Engwngak bwleh." Ucapnya kurang jelas karna tanganya yang menutup rapat bibirnya.

"Kenapaa?? Guekan suami lo boleh dong gue mau cium istri gue." Seketika Nasya merinding mendengar ucapan Argan barusan.

Nasya menggeleng kuat dan itu membuat Argan kesal. Argan berusaha menarik tangan gadis itu tapi ternyata tidak mudah.

"Nasya lepasin gak?" Ancamnya. Nasya tetap tak mau melepaskan tangannya. Argan kesal, apa-apaan Nasya ini bahkan diluar sana banyak sekali perempuan yang rela menjual hargadirinya untuknya tapi kenapa Nasya yang notabennya adalah istrinya ini malah tidak mau.

"Nasyaaaaa." Rengeknya seperti anak kecil.
"Sekaliii aja." Ucapnya meyakinkan Nasya. Tapi tetep Nasya menggelengkan kepalannya.

"Nasya lo kenapa sih! Di luar sana banyak yang ngantri sama gue tapi kok lo malah nolak gue sih! Gue gak minta yang macem-macem cuman minta cium doang." Kesal Argan.

"Gak gue gigit kok syaaaaa. Janji." Ucap Argan sambil menyodorkan jari kelingkingnya. Dan sekali lagi, Nasya menggelangkan kepalanya.

"Tau ah, pelit!" Ucapnya lalu pergi begitu saja.

***

Argan dan Nasya sedang berada dimobil sekarang ini mereka berdua sedang dalam berjalanan menuju sekolah. Entah mengapa Nasya merasa Atmosfir didalam mobil ini sangat mencekap.

Setelah kejadian semalam Argan tidak ada berbicara 1 patah katapun pada Nasya hanya hem ham hem saja. Dan itu membuat Nasya jadi ketar-ketir.

"A-argan?"
"Hm" Nasya meneguk salivahnya. Jujur jika seperti ini ia bingung, apa yang harus ia perbuat?

"K-kamu marah ya sama a-ku?" Ucapnya terbata-bata karna saking takutnya pada Argan.
"Menurut lo." Nasya menggaruk tengkuknya bingung.

Ia tidak tau jika Argan akan ngambek seperti ini jadinya Pikirnya Argan akan biasa-biasa saja.

"Dasar pelit." Cibirnya.

Tibalah mereka di parkiran. Bahkan sudah sampai di sekolah saja mereka hanya diam-diaman saja.
Baru saja Argan hendak turun dari mobil langsung di cekal oleh Nasya. "Ya udah boleh deh."

"Serius?" Tanya Argan sambil menatap Nasya berbinar.
"Tapi di jidat aja bolehnya." Lanjut gadis itu.

"Ck! udahlah enggak usah kalo cuman di jidat." Ucapnya dengan wajah yang di tekuk. Baru saja Argan ingin turun untuk kedua kalinya tiba-tiba sajaa...




CUP



"Bolehnya disini dulu sisanya next time." Ucap Nasya setelah mencium pipi Argan. Lalu gadis itu berlari memasuki area sekolah.

👋🏻👋🏻👋🏻

ASSALAMMUALAIKUM GUYSSS 😇😊

GIMANA SAMA CHAPTER YANG INI?
KALIAN SUKA ENGGAK?
KALO ENGGAK NANTI AKU UNPUBLISH
SAMA AKU REVISI😭😭

Btw Maaf ya kalo rada lama upnya😁
Soalnya Nunggu mood

Tapi Ini aku berusaha ngebut kok guys bikinnya
Supya kalian enak bacanya gk gantung-gantung😇🥰

Karna saya sebayai pembaca wp juga
Sangat tau perasan dijangungin 😭😭



VOTE AND KOMEN YA GESSS
JANGAN LUPA 😘😘😘

ARGANWhere stories live. Discover now