Start Line

615 44 1
                                    

MORGAN

Aku mengerang sedikit keras lalu terbangun dari tidur ku. Kuperjapkan mataku berkali-kali, menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam.

Where am i?

Aku menoleh ke kanan dan kiri, mendapati diriku terbaring di kasur bersprei warna putih. Bau obat yang agak menyengat masuk ke lubang hidungku.

Jelas sekali, ini UKS sekolah.

"Ah, kau sudah bangun rupanya," ucap seorang dari seberang sana.

Aku menoleh ke arah sumber suara tersebut, sambil menyesuaikan cahaya yang masuk ke mata ku.

Rupanya Yuri.

"Ah, hai Yur," sapaku pada Yuri, teman sekelasku. Ia hanya menyunggingkan senyum lalu berjalan ke arah tempat tidurku.

"Apa kau yang menolongku?" Tanyaku padanya.

"Nope," Jawabnya enteng.

"Heh? Tapi bagaimana bi--"

"Kau akan tau nanti," ia memotong pembicaraanku sambil tersenyum jahil. Apa yang disembunyikan darinya?

Setelah itu kami berbincang-bincang sebentar untuk mengalihkan topik. Kata Yuri, aku pingsan cukup lama. Sekarang saja sudah pukul 3 sore, sedangkan kelas bubar sejak pukul 2 siang.

Pingsan selama 3 jam? Nyenyak sekali tidurku.

:-:-:

JUSTIN

Aku me-shooting bola basket yang ku mainkan sedari tadi dari garis threepoint, dan yap! bola itu masuk ke ring dengan mulus dan sempurna.

Lalu lapangan menjadi riuh karena teriakkan para anak perempuan di podium sana.

"Well done Justin! Latihan hari ini cukup sampai disini. Kerja bagus semuanya!" Ucap Mr. Louis-pelatih basket mengakhiri latihan hari ini.

Aku mengambil botol minum yang terletak di kursi tak jauh dari lapangan ini lalu meneguknya sampai habis. Latihan hari ini sungguh melelahkan.

Aku melihat ke arah podium. Banyak anak perempuan berkumpul untuk melihat latihan club basket kami. Sesuatu ide nakal muncul di benakku dan teman-temanku.

Aku mulai melepas jersey milikku, dan sekarang aku benar-benar shirtless, begitu juga dengan teman satu club ku.

Seketika itu juga, para perempuan disana berteriak histeris saat melihat badanku yang sixpack ini.

"JUSTIN! JUSTIN! OMG YOU GUYS ARE SO HOT!"

Berhasil !

Aku mengedipkan sebelah mataku untuk mereka. Kali ini teriakkannya jauh lebih kencang daripada yang tadi. Wow... .

Beberapa saat kemudian, mata ku menangkap seorang perempuan yang sedang berjalan melalui lapangan basket ini. Wajah perempuan itu nampak tak asing bagiku.

Itu bukannya Morgan? Oh ternyata dia sudah sadar.

Gadis itu lemah sekali. Aku menyuruh teman ku mengikutinya ke toilet perempuan untuk mengunci pintunya dari luar. Lalu apa yang terjadi? Ia pingsan di sana.

"Hei Chaz, give me that ball?" ujarku pada Chaz yang sedang memantulkan bolanya.

"Oh, okay," ucap Chaz seraya melemparkan bola basket tersebut padaku.

Aku menangkapnya lalu dengan sengaja kulemparkan bola basket itu ke arah kepala Morgan.

"Ouch!"

Aku mendengar Ia merintih kesakitan sambil memegang kepalanya. Seketika itu juga, seluruh orang yang ada di lapangan tertawa mengejek padanya karena perbuatan ku tadi.

Ia menoleh ke arahku dan menunjukkan tatapan sendunya. Sedangkan aku hanya mengulas senyum evil tanda kemenangan.

Lihat permainan ku, Morgan.

Akan kubuat hidupnya menjadi tidak tenang. Ini semua akibat insiden milkshake itu. Kalau saja Ia tidak menumpahkan minumannya ke seragamku, Ia tak akan mendapatkan semua ini.

Ini baru permulaan.

----------

Sudah di edit.

When I'm Gone - Justin Bieber (Editing)Where stories live. Discover now