05 : Langkah Pertama

597 50 1
                                    

Sekarang aku dan tio berada di ruang tamu, aku merasa aku sangat gila ketika menuruti keinginan tio yang meminta ku duduk di pangkuannya.

Dan sialnya, aku harus menggambar dengan terus merasakan benjolan di bawahku.

"Yo, emang kita harus kaya gini ya?" tanyaku, sejujurnya aku merasa sangat risih saat ini, miliknya mengganguku.

"Hm, ini bisa jadi salah satu adegan yang bagus buat cerita lo. Biasanya adegan kaya gini malah di sukain pembaca" ujar Tio.

Aku hanya pasrah dengan terus menggambar sketsa di buku gambarku, alurnya sudah aku pikirkan.

Cerita ini akan berawal dari kisah ketika aku di putuskan oleh doni yang berakhir dengan bertemu tio.

Ku pikir itu cukup dramatis, pertemuan dengan mantan kekasih di saat tokoh wanita baru saja merasakan patah hati yang kedua kalinya.

"Fio...."

"Hm"

Aku mengabaikan Tio ketika tangan pria itu memeluk pinggang ku dari belakang, aku mencoba mengabaikannya dan fokus pada gambarku.

Tapi aku rasa itu sangat sia-sia ketika bibir pemuda itu dengan sengaja mengecupi tengkuk leherku.

Aku menghindar ketika dia berusaha menghisap kulit leherku dan menatap pria itu sengit. "Yo, biarin gue nyelesain gambar gue dulu setelah itu gue janji bakal bantu lo, oke?!"

Tio menghembuskan napasnya pasrah, dia menjauhkan kepalanya dariku meskipun tangannya masih memelukku.

Aku tersenyum kecil, Tio yang penurut terlihat sangat menggemaskan.

Aku kembali menyelesaikan tugasku, ah aku semakin tertarik untuk membuat komikku yang sekarang.

Aku terlalu sibuk dengan gambarku sampai aku tak sadar jika Tio sudah tertidur sambil bersandar di sofa.

Aku sudah menyelesaikan 2 bab ceritaku, perlahan aku beranjak dari sofa. Melihat waktu sekarang, aku pikir saat bangun nanti tio akan merasa lapar. Karna itu aku memutuskan untuk memasak.

Sebenarnya tak banyak yang bisa aku buat, aku hanya bisa beberapa masakan saja. Itupun semuanya masakan Indonesia, karna itu aku memutuskan untuk membuat nasi goreng sebagai pilihan.

Selain mudah, bahan di kulkas juga kebanyakan mie, telur dan makanan ringan.

Saat sedang memasak, aku mendengar pintu rumah yang terbuka.

Aku cukup terkejut saat melihat seorang pria asing masuk ke dalam rumah ku ah maksudnya rumah tio.

Pria itu bertubuh tinggi dan tampan, kulitnya putih bersih, dan aku lihat dia juga cukup terkejut meskipun kemudian dia menampilkan senyum ramahnya.

Ah ada satu hal lagi.

Pria itu memiliki senyum yang menawan.

"Hai, fiona kan?" ucapnya.

Aku terkejut, bagaimana dia bisa tau namaku?

"Iya, kamu siapa?" tanya ku.

Pria itu masih menampilkan senyum ramah dan menawannya.

"Jamal, sepupu tio. Kebetulan ade kelas lo juga waktu smp cuma kayanya lo lupa"

Ah aku ingat!

Dia adij sepupu tio yang selalu mengikuti kemanapun tio pergi, bahkan saat kami kencan pun tio mengajaknya.

"Ah iya iya, gue inget" aku balas tersenyum seramah mungkin.

Padahal dulu dia agak gendut tapi sekarang proposi tubuh jamal sudah pantas di jajarkan dengan model-model papan atas.

Housemate ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang