0. DI BERANDA

486 49 3
                                    

***

Perlu beberapa detik untuk Felix menormalkan kembali denyut jantungnya setelah pesawat yang ia tumpangi berhasil mengudara. Pesawat Boeng 737 itu, kali ini akan membawa kisah baru dalam kehidupannya yang masih abu-abu.

Netra bersyarat tajam itu menatap gumpalan awan dari jendelanya, kala pesawat berhasil memasuki gumpalan awan yang berwarna agak gelap. Sedikit guncangan pada awalnya Felix rasa. Namun, tak ia ambil pusing. Kini kepalanya justru alihkan perhatian ke arah awan yang silih berganti ia lalui.

Ia masih bingung. Bagaimana bisa gumpalan awan yang katanya berat karna tercipta akibat uap air yang membeku menjadi es itu bisa melayang diatas udara. Padahal, butuh 4 mesin pesawat super canggih seperti yang ia tumpangi kini agar bisa melambung dan mengikis jarak di udara.

Ah, benar juga. Ia terus mengikis jarak dari zona nyamannya yang sayang sekali terasa menyesakkan. Namun, itu kemarin. Sebelum akhirnya ia memutuskan untuk keluar dari zona menyesakkan itu. Dan memulai petualangannya menemukan jati diri.

Syukurnya, baik Ayah, Bunda, dan Adik perempuannya memberi dukungan penuh atas keinginan Felix. Ragu tentu ada. Ia ragu pada dirinya sendiri akan perjalanannya yang masih tak tentu arah.

Biarlah. Felix biarkan itu menjadi rahasia semesta untuk memberinya apa saya di masa depan. Ia akan menjalani apapun dengan sehati-hati mungkin agar tak mengecewakan keluarganya di Jakarta.

Kali ini, tujuan awalnya adalah Yogyakarta. Kota Bundanya dilahirkan 47 tahun lalu. Kota yang hanya sesekali ia sambangi saat perayaan-perayaan tertentu.

Kini, dengan cetusan Bundanya, Felix ambil keputusan berpetualang di tanah Yogyakarta untuk menemukan dirinya yang telah lama hilang akibat dikikis tanggung jawab sebagai si sulung dalam keluarga.

Di Yogyakarta nanti, Bundanya telah titipkan ia pada keluarga sahabat dekat Bunda. Keluarga Atmoko. Di bandara nanti, sekitar satu jam lagi, ia akan temui anak dari Tante Ayudia yang bernama Changbin yang akan menjemputnya sekaligus menemaninya berpetualangn menemukan jati dirinya dengan suka rela.

Di rumah keluarga Armoko nantinya, Felix akan memulai kehidupan barunya, dari 0 kembali.

Ah, juga mengejar cita-citanya yang telah lama ia kubur tentunya.

Melihat karya tulisannya ada di rak Gramedia.

Tapi, apa mungkin? Ragu itu gelayuti dadanya. Tak izinkan ia pajang impiannya di atas kepala yerlalu lama.

Biarlah. Untuk sekarang, akan coba ia nikmati perjalanan ini. Melepas semua kelelahan akibat pekerjaan ditempat lamanya sebelum memutuskan resign. Benar. Keputusan yang terlalu berani, untuk seseorang yang sangat introvert sepertinya.

***

Lagu yang akan temani perjalanan kali ini:
https://open.spotify.com/user/aideadele10/playlist/69rAp14kc3FFDWCCf905Qf?si=dT3WSe7kSeqtqoPqYu9HTQ

com/user/aideadele10/playlist/69rAp14kc3FFDWCCf905Qf?si=dT3WSe7kSeqtqoPqYu9HTQ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TUTUR BATINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang