7. MEWANGI

241 31 2
                                    


***

Suara rebut serangga malam temani Felix menyortir satu persatu kata yang tertuang dalam lembar demi lembar naskah novelnya. Sebuah kaca mata baca menggantung di pangkal hidungnya. Rasa kantuk sebenarnya telah kuasa dirinya. Tapi terlalu tanggung untuk ia tinggalkan. Hanya kurang satu setengah halaman lagi, dan akhirnya ia hanya butuh 1 part terakhir di bagian epilog yang harus ia diskusikan dengan Seungmin.

Felix menguap lebar sembari ia regangkan otot-ototnya yang terasa kaku akibat terlalu lama duduk. Tangan kecilnya tak sengaja senggol tubuh bongsor yang tiduran di sofa belakang Felix. Kepala Felix reflek tolehkan ke belakang. Disanalah Changbin telah pejamkan matanya dengan damai.

Felix tersenyum kecil melihat pacarnya yang tadinya memaksa ingin menemaninya sampai selesai merevisi naskah itu telah jatuh tertidur dengan nyaman. Wajar sih jika Changbin sudah tertidur. Jam di dinding ruang tengah kini tunjukan pukul 1 dini hari.

Felix sapukan tangan mungilnya di pipi kekasihnya. "Mas. Hey, mas Changbin?" panggil Felix dengan halus.

Changbin menggeliat dengan matanya yang mulai terbuka. "Eh? Maaf mas ketiduran, dek"

"Mas pindah ke kamar, gih! Jangan tidur disini! Dingin" pinta Felix.

Bukannya menurut, Changbin justru tarik pundak Felix untuk bersandar di sofa yang ia duduki. Ia peluk pundak felix dengan wajah yang ia benamkan di punggung si mungil.

"Emang adek udah selesai?" tanya Changbin dengan suara seraknya.

Felix yang bersender nyaman dalam rengkuhan lengan besar Changbin itu gelengkan kepala. "Kurang satu setengah lembar lagi, mas. Tanggung kalau aku nggak selesaiin sekalian. Mas tidur di kamar aja, gih!"

Changbin gentian gelengkan kepala di punggung Felix. "Mas mau nemenin adek sampai selesai. Nggak mau tidur di kamar kalau adek masih belum selesai" ucap Changbin sarat dengan nada manjanya.

Felix tertawa kecil. Changbin mode manja seperti ini adalah sisi yang sangat Felix sukai. "Kan aku bentar lagi selai, mas" elak Felix.

"Nggak mau. Pokoknya mas mau nemenin adek sampai selesai. Nggak mau ninggalin adek" rengek Changbin yang kembali buat Felix terkekeh.

"Yaampun, pacar siapa sih ini manja banget kayak Cindy deh" goda Felix. Tangan kanannya remat lengan besar Changbin yang mengalung melewati lehernya.

Changbin kembangkan senyumnya semakin lebar mendengar ucap Felix. "Pacar dek Felix Abrielle Arkatama. Alias, Felixnya Changbin"

Felix bubuhkan satu kecupnya di lengan Changbin untuk balas ucapan kekasihnya itu. Matanya tetap focus pada setiap baris kalimat di naskahnya.

"Dek" panggil Changbin. Dia balik posisinya hingga terlentang dengan beralaskan bantal sofa. Tangannya tetap kalungkan di leher Felix, menjadi bantalan untuk kekasihnya.

"Kenapa, mas?" tanya Felix.

Mata Changbin tatap langit-langit ruang tengahnya. "Mas masih nggak nyangka bisa dapetin kamu, dek. Kayak mimpi. Beneran deh"

Felix tolehkan kepalanya sejenak untuk tatap wajah kekasihnya setelah sekali lagi sematkan kecupan kecil pada lengan Changbin. "Kerasa nggak bibir ku di tangan mas barusan?" tanya Felix setengah menggoda Changbin.

Senyum lebar hiasi wajah tampan Changbin. benar. Ia tak sedang bermimpi saat ini. Ini nyata. Ia bisa memiliki Felix adalah kenyataan terindah dalam hidupnya. Entah harus dengan cara apa lagi Changbin panjatkan rasa syukurnya atas berkah terbaik yang Tuhan berikan kepadanya lewat hadir seorang Felix Abrielle Arkatama dalam hidupnya.

TUTUR BATINWhere stories live. Discover now