⚠️Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
•Happy reading•
Tinggi, tampan, dan kaya. Definisi nyerempet sempurna yang bisa di lihat dari seorang Salendra Gavanan Dhijaya, siapa sih yang tidak kenal laki-laki ini?
Putra kedua dari dua bersaudara, yang lahir dari keluarga yang sangat berada dimana ayahnya, Guna Dhijaya merupakan pengusaha sukses pemilik salah satu perusahaan ternama dan ibunya Nilam Dhijaya adalah seorang dokter sekaligus pemilik sebuah rumah sakit besar pusat kota.
Hidupnya bisa di bilang benar-benar nyaris sempurna dengan sebuah julukan yang di dapat, 'blade shot'.
Yap, Salendra merupakan anggota dari geng sekolah yang bernama CAZEVAS dimana Salendra memiliki keahlian dalam perkelahian jarak dekat. Memilih bidikan akurat dan kegesitan saat menggunakan belati atau pisau, Salendra cukup di segani dan di takuti lawan ataupun kawan saat berada di jalur tawuran.
Salendra berjalan menghampiri teman-teman yang sibuk berbincang di area koridor sekolah, seperti tak tahu tempat. Kegiatan mereka membuat siswi ataupun siswa yang hendak melewati jalan tersebut berputar arah karena merasa malu dan takut, tapi tak sadar dengan kesalahan mereka cuek dan tetap berada di sana sambil berbincang seru.
"Weh, Alen. Baru sampe lu?" Baim, salah satu teman Salendra segera menyapa Salendra saat melihat laki-laki itu berjalan mendekat.
Salendra memiliki 7 teman dekat yang semuanya merupakan anggota dari CAZEVAS, mereka adalah Fathan, Tara, Nofel dan Baim yang memiliki sifat ceria dan berisik. Cenderung satu frekuensi saat sedang berkumpul, ada juga Verza si paling pendiam dengan senyuman manis, ada juga Jovan si penengah, juga Celio si galak, cuek dan paling jutek diantara mereka.
Dan ketujuh-tujuhnya kini berada di hadapan Salendra dengan pembawaan masing-masing, iya seperti Baim dan teman satu frekuensinya yang tersenyum lebar kearahnya misalnya. Atau Celio yang hanya memasang wajah tanpa minat, atau juga Jovan dan Verza yang hanya tersenyum tipis di tempatnya masing-masing.
"Hm," Salendra hanya berdeham menjawab pertanyaan Baim.
"Udah sarapan belum? Warung Bi Sun yuk!"
Tara yang memiliki postur tubuh sedikit lebih pendek dari teman-teman lainnya itu menatap temannya satu persatu.
"Masuk masih lama, tas nya bawa aja lah ya." Ucap Nofel setelah sebelumnya melihat jam tangan yang melingkar di tangannya.
"Yaudah, yuk. Ngikut semua dah, ayo.. ayo.." Baim segera mendorong Fathan yang kebetulan berdiri di sampingnya, membuat Fathan memprotes namun kemudian pasrah saja saat temannya itu tetap mendorong tubuhnya.
🌟🌟🌟
Warung Bi Sun, warung cukup luas yang letaknya berada di jalan kecil samping sekolah SMA Infantri dimana Salendra bersekolah. Warung yang menjadi tempat menongkrong siswa SMA Infantri terutama CAZEVAS saat pagi sebelum bel berbunyi atau di jam istirahat bahkan jam pulang sekolah.
Salendra memasuki warung bersama teman-teman lainnya, di lihat juga beberapa anggota CAZEVAS sudah berada di sana untuk sarapan atau bahkan hanya duduk-duduk sambil memainkan ponselnya.
"Bi, pengen mie bi. Biasa ya, minumannya teh manis aja." Baim mendudukkan tubuhnya saat setelah memesan pada Bi Sun- pemilik warung yang kebetulan tengah sibuk menata dagangannya.
"Siap, ada lagi enggak?"
"Tara bi, mie goreng telornya dua." Tara yang mendudukkan tubuhnya di samping Baim ikut menyahut.
YOU ARE READING
SALENDRA ✨
Teen FictionKisah anak SMA yang berada di puncak darah muda. Memiliki jiwa bebas dan berani yang membawa mereka pada persaingan siapa yang paling berkuasa. Salendra tak beda dari remaja lain, masuk dalam perkumpulan siswa sekolah yang tergabung dalam sebuah ge...