ADIK KELAS | PART 06

600 56 0
                                    

Selamat Membaca♡♡♡




"Kak Yumna." Panggilan itu membuat Yumna sontak menoleh. Saat berjalan di koridor bersama dua orang temannya, tiba tiba Albi memanggilnya.

Yumna menatap Albi, dia mengerutkan keningnya saat melihat wajah Albi yang berantakan, dalam artian banyak memar.

"Kenapa?" Tanya Yumna datar sedatar datarnya.

"Aku mau bicara empat mata sama kakak." Pinta Albi yang membuat Yumna mendengus. Yumna berbalik hendak pergi, namun tangannya di tahan oleh Albi.

"Sekali aja. Tolong." Pinta Albi yang lagi lagi membuat Yumna mendengus.

"Kalian berdua duluan aja. Nanti gue nyusul ke tempat acara." Ucap Yumna dan di setujui oleh kedua temannya.

Sepeninggal kedua temannya, Yumna mengalihkan perhatian sepenuhnya pada Albi. Walau banyak luka di wajahnya, itu sama sekali tidak menghilangkan ketampanannya.

"Kenapa?" Kali ini bukan Yumna, Albi yang tiba tiba melontarkan pertanyaan itu, membuat Yumna menyerngit heran.

"Apa?"

"Kenapa kakak sejahat ini?"
Yumna terdiam beberapa saat kemudian menyeringai. Ia melipat tangannya di depan dada dan mengangkat dagunya, menatap netra hitam Albi yang lebih tinggi darinya.

"Kenapa? Mau cari pengampunan ke gue?" Tanya Yumna dengan nada mengejek.

Albi terlihat mengepalkan tangan, namun matanya berkaca kaca menahan tangis dan emosi.

"Untuk apa aku cari pengampunan ke kakak, sedangkan aku nggak salah apa apa." Balas Albi.

Yumna berdecih. "Terus kalo bukan karna itu, lo ngapain ngajak gue ngomong bedua?"

"Orang tua aku aja nggak pernah perlakuin aku kayak gini. Kenapa kakak yang notabenenya orang asing bisa seenaknya. Apa yang kakak dapet dari menghasut orang lain biar benci aku? Kepuasan jiwa dan raga? Iya?"

"Kalo lo udah tau kenapa malah nanya?" Tanya Yumna dengan ekspresi sombong. Yumna berbalik pergi, namun langkahnya terhenti mendengar ucapan Albi.

"Jahat."

Yumna menolehkan kepalanya menatap Albi mengejek sebelum benar benar pergi.

"Well. I dont care."

. . .

Yumna merebahkan tubuhnya di ranjang queen size miliknya. Seragam sekolahnya masih dia kenakan, tapi dia lebih memilih untuk merebahkan tubuhnya. Pikirannya berkecamuk, bercampur menjadi satu.

"Gue kenapa sih!" Yumna membuang bantal di sampingnya kesembarang arah. Dia kemudian bangkit menuju kamar mandi, karna malam ini dia akan pergi kerumah temannya.

Yumna keluar selesai mandi dan berpakaian. Matahari sudah tenggelam tergantikan dengan gelapnya malam. Yumna turun dan mendapati Maminya sedang duduk di ruang tengah bersama seseorang.

'Tante Sari'

"Mih. Tan. Yumna mau pergi ke rumah temen. Boleh kan?" Ranti menoleh dan hanya mengangguk. Maminya itu sedang terlihat asik sekali mengobrol dengan tante Sari, jadi Yumna memilih untuk tidak mengganggunya. Tidak lupa juga sebelum pergi dia menyalimi tante Sari.

Yumna keluar rumah dan menuju mobilnya yang terparkir di halaman. Suasana malam ini memang terasa sedikit lembab dan lumayan dingin. Sehingga membuat Yumna berfikir apakah akan turun hujan?

Adik KelasWhere stories live. Discover now