16 - win or lose

1.8K 173 16
                                    

Vote, comment, juseyoo~
Happy reading!!

***

Setelah kesepakatan itu, Naven dan Zico memutuskan untuk kembali ke meja mereka. Naven dengan wajah masamnya, Zico dengan wajah gembiranya. Sangat terlihat sangat tertekan.

"Semangat, Nav, u can do it." bisik Zico pelan ditelinga Naven.

"Shut up!"

Mereka kembali duduk di kursi masing - masing, disana Jeano dan Karin masih bercanda membuat Naven sedikit geram. Tapi tak lama makanan mereka sampai juga. Mungkin Naven harus mengalihkan pikirannya ke pastanya saja.

Pelayan mulai menaruh makanan itu ke meja.

"Carbonara?" tanya Jeano.

"Gue." balas Naven singkat.

Lalu piring itu diberikan kepada Naven.

"Pasta udang jelas lo kan, Rin." Jeano langsung memberikan kepada Karin disampingnya.

"Tau aja apa yang gue suka, hahaha."

"Always."

Harel melirik Naven.

Kuping Naven mendadak tuli. Seharusnya ia pulang saja. Pasti Zico sangat senang melihat Naven yang seperti ini. Tidak, Naven tidak akan cemburu, lagipula ia tidak suka Jeano. Kalian harus tau itu.

Naven mengambil tisu di meja, tangannya menyentuh tangan Jeano yang juga ingin mengambil tisu secara bersamaan. Itu mengagetkan keduanya dan Karin.

"Ah, sorry, lo duluan aja." Jeano mengalah.

"Lo aja duluan."

"Oke."

Ia mengambil tisu lalu diberikan kepada Karin yang makan dengan berantakan disana.

"Kalo makan tuh yang bener, jangan berceceran kayak gini, kebiasaan."

"Hehehe, thank youuu."

Naven menghela napasnya pelan.

"Tau gitu gue duluan yang ngambil tisu, anjing." batin Naven.

Karin menengok ke arah Zico. dengan tatapan penuh arti.

"Eh, Zico, disini pastanya enak ya, apalagi yang pasta udang, recommended banget deh." Karin tersenyum manis.

Zico mengangguk, "Iya, makanya gue ngajak sarapan disini ke mereka, seenak itu soalnya."

"Kapan - kapan makan bareng disini lagi gass ya, Rin?" tambah Zico.

Yang ditanya tertawa, dan mengacungkan ibu jarinya.

"Ahahaha, gass aja gue juga diajak kesini, enak poll."

"Dih, padahal Zico gak undang dia." batin Naven lagi.

Naven berpikir, Karin ini memiliki wajah cantik dan senyuman yang sangat manis. Sikapnya yang ramah dan friendly, bisa membuat siapapun yang berada di dekatnya nyaman. Pantas saja Jeano dengan Karin sangat dekat atau malah pacaran?. Bahkan jika Naven straight dia akan menyukai Karin.

"Mau pasta gue gak, Jean?" Karin mengambil sesendok pasta udangnya untuk diberikan kepada Jeano.

"Gue udah punya, Rin. Lo makan aja itu."

Karin melirik ke arah Naven sebentar lalu membujuk Jeano kembali.

"Dikit doang, nyoba punya gue, enak kok."

Akhirnya Jeano menurut, Ia membuka mulutnya dan menerima suapan dari Karin. Memang sangat enak, lebih dari punyanya sendiri.

"Enak kann?"

Temen Kos | NominWhere stories live. Discover now