Drama baru Yasha.

1.3K 167 8
                                    

Seharusnya Yasha jujur saja kepada Rydia, saat Aunty nya itu mengajaknya berbicara empat mata dari hati ke hati.

Tapi nampaknya rasa kepercayaan Yasha saat itu kepada orang lain belum sepenuhnya ada.

Yasha itu termasuk orang yang paling pandai dalam memendam perasaan termasuk rasa sakit yang kadang membuatnya kewalahan sendiri.

Dirinya sudah bisa pulang ke rumah lebih dulu, karena dua hari di rawat ternyata kondisinya baik-baik saja.

Tidak ada yang perlu di khawatirkan dengan Jantungnya semuanya masih aman menurut dokter, Yasha hanya perlu istirahat saja agar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan bila anak itu kelewat lelah.

Berbeda dengan Scarla yang harus melakukan operasi sebab kembali ada masalah di paru-paru nya setelah menjalani pemeriksaan menyeluruh di tambah memar nya itu rupanya tanda dari gumpalan darah yang harus segera di bedah.

Scarla bahkan belum bangun ketika Yasha di perbolehkan pulang dari rumah sakit. Sepertinya butuh waktu untuk Scarla bangun sebab Operasi anak itu juga termasuk Operasi besar.

Yasha duduk di kasur yang biasa dia tempati bersama Scarla, ternyata beberapa hari tanpa hadirnya cukup membuat Yasha kesepian juga.

Sampai suara pintu mengalihkan pandangan Yasha, ada Hanna yang datang membawa satu mangkuk bubur.

Yasha sudah hafal ini waktunya makan siang sebelum jam obatnya tiba. Jadi Yasha bergeser dari duduknya ketika Hanna menaruh mangkuk bubur dan ikut duduk di sampingnya.

"Lagi mikirin apa?"

Hanna bertanya karena melihat Wajah anaknya yang nampak muram akhir-akhir ini.

"Yasha kangen sama Scarla, belum ada kabar lagi Mih?"

Hanna menggelengkan kepalanya. Belum ada kabar lebih lanjut selain anak itu masih betah dalam tidurnya pasca Operasi.

"Mamih belum dapet kabar lagi dari Aunty Rydia. Tapi dokter bilang sepertinya Scarla akan segera sadar karena tingkat kesadarannya yang terus meningkat." Jelas Hanna sambil menyuapkan satu sendok bubur ke pada Yasha.

"Yasha mau ketemu sama Scarla boleh?" Tanya Yasha lagi.

Tapi Hanna tidak langsung menjawabnya, dia berhenti menyuapi anaknya dengan menaruh sendok di mangkoknya. Tangannya mengusap puncak kepala Yasha sambil menarik senyum yang lebar.

"Boleh, tapi nanti siang sudah Sholat Zhuhur."

Yasha mengangguk semangat, dan minta di suapi lagi sampai suapan terakhir anak itu segera minta jatah obatnya yang harus di minum.

"Tumbenan semangat gitu minum obatnya."

"Iyah, soalnya Yasha seneng banget mau ketemu sama Scarla."

"Eum, Dek. Giniloh, Mamih dapet telepon dari sekolahan katanya ijin kamu sama Kak Yoda sudah habis jadi sepertinya besok kita harus sudah pulang."

Yasha diam, bahunya merosot dan senyumnya hilang. "Kenapa cepet banget, padahal Yasha masih suka diem di sini." Ucap nya pelan.

Hanna menarik tangan anaknya untuk di genggam. "Ini udah lebih dari seminggu loh dek, kamu masih inget kan Kak Yoda udah kelas tiga gak bisa banyak libur." Hanna menjelaskan pelan-pelan kepada anak bungsunya.

"Tapi Scarla gimana?"

Kening Hanna mengerut karena tidak begitu mengerti dengan apa yang di tanyakan oleh Yasha.

"Maksud kamu gimana, Sayang?"

"Yasha pengen bawa Scarla ke Jakarta. Jadi adik Yasha aja."

Hanna lantas tersenyum, mencubit pipi tirus anaknya itu. "Beneran mau punya Adik ini cerita nya?" Tanya Hanna, sedangkan si bungsu langsung mengangguk.

Gema Yasha GemelardOnde histórias criam vida. Descubra agora