Terlalu ralut dalam pikiran yang membuat ku binggung.
Sahbita"
Eh bit boleh liat foto sepupu lu yang udah gak ada gak? "
"Buat apa zal"
"Gue pengen tau aja"
Sahbita pun memaikan hp nya dan menunjukan sebuah foto, rizal yang sudah tau pun hanya diam.
"Lu kenal? "
"Sedikit"
"Lu kok bisa kenal?"
"Ngomonginnya di taman bisa gak? "
Tanya rizal pada sahbita"Bisa, ayo"
Mereka pun ke taman dan duduk di bangku taman, rizal pun menceritakan secara perlahan.
"Dulu pas satu taun setengah kebelakang andfandra ngebantu cewe sekolah lain yang di ganggu anak motor jalanan, setelah itu kita nganterin cewe itu kerumahnya dan cewe itu minta no andfandra awalnya andfandra nolak tapi dia maksa buat minta, hal hasil di kasih sama andfandra.
Cewe itu pernah gabung sama kita pas nongkrong cuman beberapa kali seinget gw, dan gw rasa cewe itu kayanya suka sama andfandra, mereka pun deket sampe suatu saat gak tau ada kejadian apa di antara mereka, mereka berantem dan cewe itu pergi dalam keadaan nangis abis kejadian itu dia gak dateng lagi dan ternyata kabarnya dia udah gak ada dan cewe yang gue maksud itu ingit sepupu lu"Sahbita shock dia masih mencerna cerita rizal
"Lu gak bohong kan"
"Engak, buat apa juga"
"Yaudah thanks ya"
"Yoi"
Sepanjang pelajaran gadis tidak fokus dia masih memikirkan cerita rizal, apa jangan jangan kematian inggit itu di sebabkan oleh andfandra tapi itu tidak mungkin dia tidak boleh berpikiran di luar nalar. Terlebih lagi dia menuduh andfandra, tanpa terasa karena lamunannya sekarang sudah saatnya jam istirahat tapi sahbita masih di kelas, headphone pun di sailend oleh nya jam istirahat sudah lewat sepuluh menit yang lalu, dia menutup mukannya menggunakan tangan sejak bell istirahat berbunyi, dan sampai sekarang dia tetap menutup mukanya, saat ini dia sedang tidak mood untuk berbuat apa apa karena terlalu kalut dengan pikirannya. Dari pintu kelasnya berdiri lah seorang lelaki tampan dan memandangi sahbita, lelaki itu menuju meja sahbita dan berdiri di belakang mejanya dan.
"HAYOO"
"Ahhhh"
Sahbita pun terkejut ia melihat siapa yang mengagetkannya ternyata andfandra.
"Apansi ngagetin aja"
"Lagian kenapa gak ke kantin hm? "
"Gapapa males aja"
"Massa si, mau gue bawain makanan?"
"Gak usah gw gak laper"
Setelah itu wanita itu pun menghadap ke arah lain dan mengacuhkan andfadra.
"Lu sakit?"
"Gak"
"Dateng bulan?"
"Engak"
"Terus kenapa?"
"Gak kenapa kenapa"
"Hey kenapa, gue ada salah hm?"
Andfandra membungkuk dan menatap sahbita.
"Engak papa udah ya lu ke kelas lu, bentar lagi masuk"
"Mana ada orang, masih lama"
"Ahhhh udah sana andfandra"
"gak mau "
"Ihh nyebelin"
"Kaya lu"
"Au ah gelap"
"Di terangin dong "
"Udah ah and sana pergi "
"Okey okey, tapi nih buat lu"
Andfandra memberi permen karet sahbita pun menerimanya.
" Hmmm, makasih"
"Sama sama pacar"
Andfandra berbicara sambil memgacak ngacak rambut sahbita"Ihhhh nyebelin lu" ungkap sahbita
Lelaki itu hanya tertawa lalu pergi meninggalkan kelas sahbita."Gw harus cari tau lebih dalem, apa andfandra ada hungannya sama ingit"ucap sahbita.
Saat istirahat kedua sahbita pun tidak makan dia memaikan hp dan mengirim pesan.
#sahbita#
gw gak bisa pulang bareng and gw ada acara keluarga#bapak negara#
Iya ati ati ya
Setelah pesan singkat itu sahbita menelpon mamahnya agar nanti pas dia pulang ada yang menjemputnya, saat jam pelajaran sahbita izin ke kamar mandi ia ingin membasuh mukanya agar muka fress dan ia pun membasuh mukanya saat sedang mengelap mukanya eva masuk kamar mandi sebuah kebetulan bukan.
"Bit lu lagi ada masalah? "
"Engak emang kenapa"
"Gak usah bohong keliatan tau dari mukanya"
Eva yang sedang mencuci tangan pun melihat ekspresi muka sahbita yang merasa bingung di kaca.
"Yaudah nanti gw cerita ya"
"Gitu dong dari tadi"
"Iya iya"
Setelah itu mereka berpisah ke kelas masing masing, jam pulang pun tiba sahbita menunggu jemputan di depan sekolah, saat andfandra sedang melajukan motornya ke arah sahbita, secara kebetulan juga mobil jemputan sahbita datang dan sahbita buru buru masuk ke mobil, gadis itu sengaja menghindari andfandra.

YOU ARE READING
a memory
Romance" Ternyata waktu tiga belas tahun ini enggak ada artinya buat lu, butuh berapa tahun lagi atau puluhan tahun supaya lu ada rasa ke gue?, kehadiran gue seakan hanya menjadi angin yang berlalu lalang di sekitar lu." haldir "gue cuman berusaha menjaga...