1

15.7K 527 7
                                    

Suasana ricuh di pagi hari menandakan betapa sibuknya semua orang. Jaemin yang baru saja datang ke dalam gedung pencakar langit tersebut tersenyum melihat rekan-rekan kerja barunya. Walaupun tak ada seorang pun yang membalas senyuman manis Jaemin, ia tetap senang karena hari ini adalah hari pertamanya masuk bekerja sebagai seorang sekretaris di perusahaan THE JUNGS. 'Yoshi Jaemin-a! Jangan ampe lu kehilangan kerjaan lu! HWAITING!' Batin Jaemin menyemangati dirinya sendiri.

Namun satu hal yang tak Jaemin ketahui, terdapat peraturan tak tertulis dalam perusahaan ini. Setiap hari Senin, sudah menjadi kewajiban bagi seluruh karyawan untuk berbaris dan menyapa kedua pimpinan perusahaan mereka. Jung Jaehyun dan Lee Jeno. Sayangnya, pada saat itu Jaemin tidak diberitahu oleh siapapun mengenai peraturan tak tertulis ini.

"Selamat pagi Tuan!" Semua karyawan membungkuk untuk menyambut kedua pimpinan mereka. Namun sang pemimpin menyadari sesuatu yang aneh. Dimana sekretaris barunya? Dengan muka dinginnya Jaehyun berjalan menuju ruang pribadinya, diikuti oleh anaknya yang tersenyum manis kepada para karyawannya.

"Dad, Napa si marah-marah ga jelas gitu?" Ujar Jeno yang tak tahan melihat sikap sang ayah. "Sekretaris baru Daddy ga ikut baris tadi Jeno~ Gimana Daddy ga marah?" Inilah sikap Jaehyun pada anaknya. Manja. Jeno yang mendengarnya hanya mendengus kesal dan mengikuti langkah sang ayah. Saat tiba di pintu ruangannya, ia melihat sekretarisnya membungkuk padanya. "Selamat pagi, Tuan..." Ucap Jaemin pelan. "Kemana saja kamu?" Jaehyun bertanya dengan nada dingin membuat Jaemin bingung. "Tentu saja di tempat saya, memang seharusnya saya di mana, Tuan?"

"Tentu saja kau seharusnya berada di bawah bersama karyawan lainnya untuk memberi salam!" Teriakan Jaehyun membuat Jaemin sedikit terkejut. 'Apa-apaan ini bos?!' Batinnya dalam hati. "Maaf Tuan, tapi saya tidak tahu bahwa saya harus memberi salam bersama para karyawan..." Ucap Jaemin yang berusaha untuk tetap sopan. "Kamu pikir saya bisa terima alasanmu itu? Hari pertama saja sudah mengecewakan!" Sudahlah, kesabaran Jaemin yang setebal selembar tisu itu habis. "Mohon maaf pak, tapi gimana saya tahu kalau saya harus ada di bawah kalo ga ada yang kasih tahu saya?! Bapak pikir saya dukun? Cenayang? Saya kan pekerja baru di sini! Kalo bapak mau saya di bawah ya bapak seharusnya kasih tahu saya dulu dong!" Terkejut? Oh tentu saja. Ini pertama kalinya seorang karyawan membentak Jaehyun. Terlebih lagi karyawan baru.

Jeno yang melihat keagresifan Jaemin pun tersenyum. "Udahlah Dad, masuk sana." Jeno berusaha mengusir ayahnya sebelum sang ayah memecat karyawan baru ini. Jaehyun pun masuk ke dalam ruangannya dengan kesal. Mana bisa dia berkata tidak pada anaknya. "Maafkan ayahku, dia memang suka marah-marah. Lain kali, setiap hari Senin kau harus ikut karyawan lainnya untuk memberi salam, mengerti?" Jeno yang mendapatkan anggukan dari Jaemin tersenyum manis dan langsung pergi meninggalkannya. 'Oh my gosh! Jaemin! Lu gila apa bentak bos lu sendiri? Di hari pertama kerja?' Jaemin frustasi dengan tindakannya sendiri dan memutuskan untuk kembali ke ruang kerjanya.

Belum lama setelah Jaemin melihat lembaran-lembaran pekerjaannya, Jaemin mendapatkan panggilan dari ruang bosnya yang dingin. Jaemin dengan berat hati mendatangi ruangan tersebut. "TOK TOK TOK!" "Masuk." Setelah mendengar izin dari dalam, Jaemin pun membuka pintu ruangan besar itu. "Ada apa Tuan?" Tanya Jaemin sopan. "Ini, kau selesaikan itu semua dalam 2 hari. Oh ya, jangan lupa besok kau harus menemaniku mengecek produk baru yang sedang diproduksi dalam pabrik." Jaemin hanya bisa membolakan matanya. "Tuan, kau mau aku menyelesaikan tumpukan kertas itu, dan menemanimu besok ke pabrik?" Jaehyun menghentikan ketikannya dan beralih kepada Jaemin. "Apakah saya harus mengulangi perkataan saya? Kenapa? Tak mampu?" Tentu saja Jaemin kesal. Tumpukan kertas itu mungkin ada sekitar 1 meter. Bagaimana ia bisa menyelesaikannya kalau besok ia harus menemani sang bos ke pabrik? "Siapa bilang tidak bisa? Saya merasa tertantang!" Dengan kesal Jaemin mengambil semua dokumen yang diberikan dan kembali ke ruangannya. Jaehyun yang melihatnya hanya bisa tercengang. "Dasar makhluk aneh." monolog Jaehyun.


"Oh my gosh~ Udah jam berapa ini... Adinda ingin pulang mas~" Jaemin berceloteh sambil meregangkan tubuhnya yang sudah 6 jam terduduk di tempat yang sama. "Jem 3? Huwaaa mau makan~ Laper~ Tapi masih banyak~" Rengek Jaemin kepada dirinya sendiri. Setelah menyeruput kopinya, ia kembali bekerja selama 5 jam. Kira-kira saat itu sudah pukul 8 malam. Para karyawan sudah mulai pulang, tetapi dirinya masih harus bertaut dengan dokumen-dokumen ini. "Apaan ini gila~ Ga penting banget dokumennya~" "KRUYUKK~" Jaemin memegang perutnya yang baru saja berbunyi keras. Ia lupa makan. Kantin kantor sekarang sudah tutup. Rasa sakit di perutnya pun sudah muncul. Untungnya ia ada menyimpan sebuah roti dalam tasnya. Jaemin pun memakan roti tersebut dan kembali mengerjakan pekerjaannya. "AYO JAEMIN! HAMPIR SELESAI!"

Entah Jaemin bodoh, atau terlalu bersemangat. Tugas yang diberikan kepadanya diselesaikan dalam 1 malam. Padahal ia diberikan 2 hari untuk mengerjakannya. Saat pagi tiba, Jaemin yang belum pulang pun memasuki ruangan Jaehyun. Sangking lelahnya, ia lupa untuk mengetuk pintu tersebut. "Pagi Tuan, ini tugas yang anda berikan. Saya sudah mengecek semuanya walaupun 80% dokumen tersebut tak berguna." Jaemin meletakkan semua dokumen itu di atas meja Jaehyun. Jaehyun yang tadinya ingin marah pun terkejut. 'Gimana dia nyelesaiin ini dalam 1 malam? Pasti dia belom tidur.' Batin Jaehyun sedikit kasihan pada sekretarisnya. "Baiklah, kau boleh istirahat-" Jaemin tumbang. Melihat Jaemin terjatuh ke lantai, Jaehyun langsung panik dan menghampiri Jaemin. "Jaemin-shi?! Bangun!"




Hi guys! Gimana kalian hari ini? Mungkin besok aku gabisa up, jadi maafkan ya hehe~ Jangan lupa vote & comment!

My Type of Sugar [2Jae]Where stories live. Discover now