11

4K 234 3
                                    

"Mark hyung! Hyung lagi ngapain?" Jeno yang baru selesai kuliah langsung pergi mengunjungi Mark di ruang kerjanya. Walaupun risih, Mark tetap meladeni segala tingkah adiknya ini. "Sibuk Jen, kenapa sih?" Jeno langsung duduk di kursi tempat pasien biasa tempatkan. "Hyung... Kayaknya gw jatuh cinta..." Mark yang tadinya masih sibuk mengetik laporan pasien di komputernya langsung menghentikan aktivitasnya dan melihat ke arah Jeno. Tak biasa adiknya ini membicarakan cinta. Selama 18 tahun hidupnya, ia tak pernah menemukan cinta. Bahkan Jeno bilang dirinya tidak ingin memiliki keturunan. "The hell? Who?" Jeno cengir memperlihatkan mata sipitnya yang menggemaskan. "Sekretaris Daddy, namanya Na-" "Jaemin?!" Ucapan Jeno terpotong oleh Mark yang sekarang sedang menutup mulutnya dengan muka tak percaya.

"Iya, Jaemin. Hyung tahu dari mana?" Mark langsung menggelengkan kepalanya, "Ngga, gw pernah ketemu pas lagi ketemu Daddy." Jeno mengangguk mengerti. Namun pikiran Mark sekarang menjadi kacau. Bagaimana Daddy-nya dan Jeno bisa menyukai orang yang sama? Siapa yang harus dia dukung? Mark bahkan tidak fokus mendengarkan cerita yang Jeno lontarkan tentang pendekatannya dengan Jaemin. "Jen, gw ga bermaksud buat ngusir lu sumpah. Tapi gw bakal ada operasi setengah jem lagi. Jadi lu mau tetep nunggu di sini ato balik?" Muka Jeno langsung menekuk. "Cih! Kalian semua ga seru. Yauda gw balik ke apart aja deh. Kapan-kapan gw ke rumah lu ya hyung!" Mark hanya mengangguk dan menggerakan tangannya mengusir sosok Jeno. Jeno pun keluar dari ruangannya.

Setelah Jeno keluar, Mark langsung menelepon Jaehyun dengan panik. "Dad!"

"Wes! Tenang Mark, kenapa sih?" Jawab Jaehyun

"Dad, gimana pendekatan Daddy sama Jaemin?"

"Ha? Mmm... lancar-lancar aja kok, kenapa sih Mark?" Jaehyun mendengar Mark menghela napas kasar dari sambungan telepon.

"Jeno... Aduh, Dad aku bingung banget sumpah!"

"Jeno juga suka Jaemin?"
"Daddy udah tahu? Jeno kasih tahu?" Mark kembali terkejut saat Jaehyun mengetahui fakta bahwa Jeno juga menyukai Jaemin.

"Mhmm... Tapi kayaknya Daddy ga bisa kasih Jaemin ke dia... Apa Daddy salah, Mark?" Jaehyun mulai menceritakan keluh kesahnya kepada Mark. Ia tak ingin hubungannya dengan Jeno menjadi hancur. Namun ia juga tidak mau kehilangan Jaemin-nya.

"Ngga Dad, it's not your fault for falling in love. But it's also not Jeno's fault... Inget Dad, semua ada di tangan Jaemin. Siapa yang Jaemin pilih, it's his choice."

"I know, Mark. But still, I felt bad for Jeno... Cuz' I already did it with him. And Jaemin likes Jeno as his future... stepson."

"WHAT?! Jadi kalian- Ew Dad!"

"What, why??? Ga usah lebay. Kamu juga setiap hari sama Haechan kan."

"I mean- Daddy sama dia sekarang udah pacaran?" Pertanyaan itu membuat Jaehyun terdiam. Ia baru ingat ia belum pernah menyatakan perasaannya pada Jaemin dengan serius.

"No...?"

"Dad... Itu sih ga bisa sih... Kalo Daddy masih mau aku dukung, Daddy harus 'nembak' Jaemin besok. Kalo ga, aku bakal dukung Jeno. Aku bakal bilang semuanya ke Jeno."

"Yak! OK OK fine. Besok Daddy ajak dia dinner. Bye Mark. Titip salam untuk Haechan."

"Hmm, bye Dad."


"Hyung, kita mau kemana? Bukannya meeting udah mau mulai?" Jaemin menatap lekat wajah Jaehyun dengan bingung. Bosnya ini seharusnya berada di ruang rapat, namun sekarang membawanya pergi entah kemana. "Udah selesai sayang, kamu tenang aja. Hyung mau ajak kamu dinner." Jaemin hanya mengangguk dan memainkan kembali handphone-nya. Setelah beberapa menit, akhirnya mereka sampai pada tujuan. Jaehyun dan Jaemin memasuki restoran mewah itu. Namun 1 hal yang mengganjal, tidak ada 1 orangpun di restoran tersebut. Jaemin merasa aneh namun ia tak bisa mengatakannya. "Babe? Sit here." Jaehyun menyiapkan kursi untuk Jaemin, dan Jaemin pun duduk dengan senyum yang melekat di bibirnya.

Mereka menghabiskan makanan mereka dengan tenang. Suara alunan musik menambahkan ketentraman yang candu bagi Jaemin. Semuanya begitu indah, hingga... "Hm? Hyung mau kemana?" Jaemin terbingung saat melihat Jaehyun berjalan ke arahnya dengan senyuman aneh. Saat Jaehyun berlutut di sisi kursinya, pipi Jaemin memerah. Ia seakan tahu apa yang akan dikatakan lelaki dominan yang ia cintai ini.

"Jaemin, Hyung tahu kamu pasti sempet bingung dengan hubungan kita ini. Karena itu, hyung mau memperjelas, siapa diri kamu bagi hyung. Kamu memang bukan yang pertama. Kamu bukan sosok pertama yang memenangkan hati hyung. Tapi setelah 18 tahun hyung tak merasakan cinta, cuman kamu yang bisa buat hyung luluh. Hyung pikir, ga akan ada yang bisa menggantikan posisi Taeyong di hati hyung. Hyung sempet bingung, apa hyung beneran cinta sama kamu atau ngga. Hyung juga terus berdoa, bertanya pada Taeyong apa mungkin hyung bisa mencintai kamu dengan seluruh hati hyung. Dan hyung udah dapet jawabannya. Jaemin, I love you. I really am. You are not my first, but I will make you my last. From now on, until forever, I will always love you, Na Jaemin. So, will you be my kitten?" Jaemin yang sedari tadi mengeluarkan air mata pun tertawa.

"Apa-apaan coba hyung! Masa jadi kitten?" Jaehyun mengeluarkan kotak cincin yang telah ia siapkan kemarin malam. "Will you be mine?" Jaemin mengangguk dengan semangat dan langsung memeluk Jaehyun. "Hyung, bahkan aku suka ngeliat hyung begitu sayang sama Taeyong-shi. Aku ga iri. Aku justru berterima kasih sama dia karena udah kasih aku kesempatan untuk bisa kenal sama hyung. Aku akan berusaha untuk membuat Taeyong-shi bahagia di atas sana. Aku janji bakal buat hyung bahagia." Jaehyun langsung mencium bibir Jaemin seiring dirinya meneteskan air matanya. "Thank you, Na Jaemin. I love you." "Love you more, hyung."




Akhirnya~ Si duda nembak juga. Makasih banyak-banyak buat Mark yang mendukung kapal 2Jae ini! Jangan lupa vote & comment!!!

My Type of Sugar [2Jae]Where stories live. Discover now