16: kami pulang

58 33 3
                                    

[Selamat Membaca]


Taeil dan Wendy sekarang ada dalam perjalanan menuju bandara yang letaknya agak jauh dari tempat tinggal mereka.

Tadi pagi, Taeil sudah mengembalikan mobil sewaannya dan sekarang keduanya sibuk memperhatikan jalan tanpa diselingi oleh pembicaraan. 

Taeil masih setia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jaketnya, karena ia memegangi kalung yang telah dibeli semalam. Dia bingung bagaimana harus memberikannya pada Wendy, pasti nanti ujung-ujungnya Wendy akan bertanya macam-macam.

Sejujurnya tak masalah jika Wendy bertanya namun terkadang pertanyaannya selalu diluar ekspektasi Taeil, sehingga dia tidak bisa memikirkan jawabannya dengan tepat. 

Sesampainya di bandara, keduanya memutuskan untuk nongkrong di kafe sebentar sebelum pukul 12 siang, sekalian menunggu datangnya Sujin. "Beneran nggak mau pesan?" Tanya Taeil, dia sudah berdiri didepan kasir untuk memesan minuman. 

"Nggak, kamu aja." 

Wendy memilih tempat duduk yang strategis yaitu dekat jendela dan menghadap langsung ke arah koridor bandara yang indah. Dia tidak sabar ingin menemui Sujin yang katanya akan mengantar mereka. 

"Kira-kira Sujin beneran datang nggak ya?"

"Harusnya sih datang, kan kemarin dia bilang. Tunggu aja, sebentar lagi pasti sampai." 

Jawaban ringan Taeil tidak bisa meredakan kecemasan Wendy, "kamu sudah beli hadiah untuk Sujin?" Taeil menggeleng. 

"Beli sekarang, masa kamu biarin dia nggak bawa apa-apa dari sini." Ia mengambil dompetnya dan memberikan kartu kreditnya pada Taeil, bermaksud agar lelaki satu ini mau membelikan sesuatu untuk temannya. 

Taeil hanya menatap kosong ke arah kartu yang ada diatas meja. "Nggak usah, aku beli sendiri aja." Taeil beranjak dari duduknya dan berjalan menelusuri koridor yang berisi jejeran toko brand mewah, tetapi pandangannya berhenti pada salah satu toko buku. 

Didepan sebuah rak buku itu Taeil menemukan beberapa buku best seller serta novel tebal yang mungkin sampai 700 halaman. 

Pada akhirnya, Taeil memutuskan untuk mengambil satu buku novel fiksi dan juga satu buah buku motivasi, entah mengapa harus buku motivasi yang ia beli. Mungkin karena Taeil sudah pernah mendengar beberapa keluhan Sujin yang ia dengar dari Wendy. 

Selesai membayar, Taeil langsung buru-buru keluar dari toko buku tersebut. "Hey!" Panggil seseorang yang tiba-tiba mencegah lengannya. 

Sosok lelaki tinggi yang memakai outfit serba hitam, Taeil mendongakkan kepalanya dan pupilnya sedikit bergetar. 

"Lo bukannya anak marching band temen Wendy itu kan? Apa kabar?" Tanya lelaki tinggi itu.

"Ah, sunbae ada disini rupanya." Taeil gugup setengah mati setelah bertemu dengan seseorang yang baru selesai wamil ini. "Saya kabar baik," lanjutnya.

"Lo kok ada disini? Sama siapa?"

Taeil tidak mungkin secara terang-terangan memberi tahu Chanyeol kalau ia berpergian bersama Wendy.

𝐧𝐨𝐭 𝐭𝐡𝐚𝐭 𝐞𝐚𝐬𝐲 - 𝐭𝐚𝐞𝐢𝐥 𝐱 𝐰𝐞𝐧𝐝𝐲 ✔️Where stories live. Discover now