Justin Robert

108 89 30
                                    

Hari libur adalah hari paling menyenangkan untuk para pelajar seperti Anya,yang biasanya bangun pagi untuk bersiap berangkat sekolah kini hanya bergelung diatas ranjang dengan selimut tebal diatasnya. Apalagi hujan gerimis seperti sekarang, sungguh livie kanyara enggan membuka mata apalagi bangkit dari pembaringannya.

Tok tok tok

Tak ada sahutan dari Anya,netra gadis itu pun tetap terpejam indah.

Tok tok tok
Tok tok tok

Ketukan tetap berjalan dan semakin keras,membuat Anya mau tak mau harus menyahut walau sangat malas.

"Apa sih bik! Hari ini aku libur!"

"Gue Jessy, buruan bangun! Dah ditungguin dibawah"

Tak ada sahutan apapun dari dalam, membuat Jessy berdecak.

"Jangan lama-lama! buruan"teriak jessy lalu segera kembali ke bawah.

"Pantesan aja gedor pintunya kek ngajak tawuran,anak setan ternyata." gerutu Anya kesal sembari turun dari ranjang menuju kamar mandi untuk cuci muka.

Tap...tap...tap

Turun dengan santai serta tangan berpegangan pada pembatas tangga. Anya sukses dibuat terkejut oleh cowok tampan yang belum pernah ia lihat dan kenal sebelumnya ikut serta sarapan dengan keluarganya.

"Duduk nak," ucap Sarah sang mama tiri disertai senyuman hangatnya pada Anya.

Sreek

Menarik kasar kursi untuk dia duduki dan tanpa ba bi bu langsung menyantap nasi goreng yang sudah tersaji didepannya.

Aiden,sang papa hanya bisa menggeleng pasrah. Anya selalu seperti ini tiap hari.Ia sampai mengira jika tak ada jadwal menyenangkan di kamus kehidupan putri kandungnya itu.

"Anya perkenalkan ... dia Justin, anak sulung mama Sarah." Ucap Aiden kepada sang putri yang hanya diam tanpa niat menanggapi.

Justin yang semula diam kini mengalihkan tatapannya ke Anya. sembari menyodorkan tangan kananya untuk berjabat.

"Justin Robert."

Anya hanya memandang sekilas tangan Justin tanpa minat menyahuti Salamnya.

"Anya." Ucapnya singkat tanpa melihat lawan bicaranya.

"Khem ... " menghilangkan rasa malu karena uluran tangannya tidak disahut,Justin menarik tangannya kembali lalu duduk seperti sediakala.

Meneguk segelas susu dengan cepat, Anya kembali ke kamarnya tanpa pamit pada yang lain,itu membuat Justin bingung bukan kepalang.

"Kenapa gadis itu?" pikirnya.

Rafli yang sepertinya paham dengan pikiran Justin pun bersuara.

"Anya memang seperti itu nak,tapi dia baik kok."

Bukan cinta terlarangOnde as histórias ganham vida. Descobre agora