Bab 1: Hidden Mission

102 14 15
                                    

Nasib Addison kurang beruntung hari ini. Akibat terkena ramuan busuk yang dilemparkan oleh Nova Sprinkle mengenai sekujur tubuhnya, Addison nyaris ingin melakukan operasi plastik. Hanya karena ia tak sengaja menyenggol bokong gadis penyihir itu, seragam kesayangan jadi sasaran.

Walaupun tidak berbahaya, ramuan yang baunya mirip telur busuk itu cukup ampuh untuk mengacaukan sistem pernapasan. Terpaksa Addison harus mandi dan mengganti pakaiannya dengan yang baru.

Jam makan siang tersisa sepuluh menit lagi. Akibat terlalu lama memakai skincare, Addison buru-buru mengambil makan siangnya di kantin lalu duduk di sebarang meja. Rencananya setelah ini, ia dan rekan-rekan setimnya akan menuju ke aula bersama.

Hal itu diketahuinya setelah melihat pengumuman di mading tentang misi khusus pencarian Hieroglif di Hiddenland. Addison yang berada di Tim Aztec merasa keberatan dengan pembagian tim tersebut.

"Waktunya ke aula!" Baskara menepuk bahu kiri Addison tatkala remaja albino itu mendapatkan suapan ketiga. Seingatnya, lelaki yang dikenal sebagai siswa terpintar se-angkatannya itu tadi duduk satu meja dengan Chalia Aetoris dengan wajah ceria. Tak disangka ekspresinya berubah seketika.

"Santai saja, Bocah matahari. Nikmati dulu makananmu!" Ashlen yang mengikuti Baskara dari belakang juga menepuk bahu Addison. Ia mengangguk dengan maksud mengatakan "Ya".

Kali ini, giliran si gadis pita kupu-kupu yang menghampirinya. Tatapannya begitu sinis dan mengintimidasi.

"Awas, ya! Kalau kau terlambat, akan kulempari dengan ramuan busukku lagi." Nova berlalu meninggalkan Addison, mengikuti langkah Ashlen dan Baskara yang baru saja keluar dari kantin. Addison berdecak kesal.

Sial! Mengapa harus satu tim dengan gadis gila itu?

***

"Mr. Navarro!" Addison mengangkat tangannya sebelum tim lain datang. Tim Aztec merupakan tim yang pertama tiba di aula.

Di hadapan mereka sudah ada Mr. Navarro, Miss Aimer Venmaris, dan Mr. Nastazio Cloverious. Tiga guru tersebut memandang ke arah Addison hingga membuat remaja pucat itu gugup.

"Ada apa, Addison?" Mr. Navarro mendadak menghentikan aktifitas menulisnya. Sambil memerhatikan pena Hello Kitty di tangan beliau, Addison selangkah maju di depan Kepala Sekolah.

"Saya tidak mau berada di Tim Aztec, Sir," protes Addison kepada Kepala Sekolah. Semua mata tertuju kepada remaja berkulit putih pucat itu. Terlebih lagi Baskara yang menunjukkan ekspresi kecewanya.

"Hei, mengapa tiba-tiba?" Baskara menarik kerah baju Addison agar dapat menatapnya. Tapi yang ditatap malah mengalihkan pandangan.

"Sudah, sudah. Jangan bertengkar! Addison pasti punya alasan mengapa tidak mau satu tim dengan kalian. Bukankah begitu, Addison?" tanya Kepala Sekolah melerai mereka berdua. Satu per satu, dua murid laki-laki yang ada di hadapannya dilihat secara bergantian.

"Mari kita dengarkan dulu alasannya!" ujar Mr. Navarro lagi kalem. Remaja Demigod itu terlihat lebih tenang dibandingkan remaja manusia satu timnya yang terkadang emosional itu.

"Saya hanya ingin satu tim dengan Habibie. Karena sebelumnya kami pernah menjalankan misi khusus bersama Anda, saya merasa lebih nyaman dengan Habibie," jelas Addioson.

Mr. Navarro menatap mata Addison. "Begini, bukannya saya menolak sanggahanmu. Tetapi saya, Miss Aimer dan Mr. Nastazio sudah merencanakan misi khusus ini dengan matang, serta telah memilih para siswa terbaik di Maple Academy. Kalian berdua sungguh beruntung."

Tak lama kemudian, tim lain mulai berdatangan memasuki aula. Addison yang masih bersitatap dengan kepala sekolah beralih memandang Habibie yang baru datang. Raut mukanya menyedihkan. Ashlen yang tak tahan dengan pemandangan ini merangkul pundak Addison dan Baskara sambil senyum-senyum.

Inscription of the Gods (MAPLE ACADEMY HIDDEN YEAR 2)Where stories live. Discover now