Menghibur

3.1K 157 6
                                    

Ini hanyalah oneshot yang di baca sekali duduk. So, selamat membaca🦋

🍁🔞🍁

Sudah dua hari gadis cantik jelita itu tidak keluar dari tempat tinggalnya--kamar tidur tepatnya. Sinar matahari yang memasuki ventilasi mengganggu tidurnya. Matanya mengerjap-erjap untuk menyesuaikan cahaya matahari.

Dia bangun dan berdiri tepat di depan kaca di sudut kamarnya. Mata bengkak serta penampilan berantakan, sungguh membuatnya jauh dari kata primadona yang sering didengar.

Matanya melirik jam di nakas. Dengan rasa lemas dan malas dia menuju kamar mandi, berendam dengan aroma terapi untuk menenangkan. Dia sering sekali seperti ini, menangis hingga lupa diri.

Apalagi yang menjadi permasalahan jika tidak lain tidak bukan patah hati.

Kali ini sepertinya cukup parah hingga dia tidak keluar selama dua hari. Bahkan tidak ada asupan untuk tubuhnya.

Oh, berikan applause padanya karena bertahan tidak makan dan minum.

Ini adalah hari ketiga. Dia harus bangkit setelah dua hari lalu seperti kehilangan potongan puzzle, tidak terurus. Sakit hatinya masih terasa olehnya.

Beberapa hari lalu, dia melihat pacarnya memasuki hotel bersama dengan wanita bersurai coklat kekuning-kuningan. Salahkan rasa penasarannya yang tinggi dengan nekat mengikutinya, dengan mengatakan pada resepsionis bahwa dia adik dari mereka.

Dan boom...

Dia menyaksikan pemandangan di luar dugaannya. Kekasihnya tengah menindih wanita itu. Semakin sakit hatinya adalah ketika kekasihnya menyuruh pergi dan melanjutkan kegiatan hal tersebut.

"Pergilah. Aku sedang tidak ingin di ganggu," begitu katanya.

Oh sial, harusnya Sakura mendatangi mereka, memukul atau semacamnya. Satu lagi kesialannya adalah tidak melihat wajah wanita itu walau dia merasa tidak asing.

.

.

.

Di sini lah dia berada sekarang. Apartemen berbeda kawasan dari apartemennya. Warna abu-abu serta hitam putih hampir mendominasi seluruh ruangan ini. Bisa kalian tebak bahwa pemiliknya tentu saja bukan wanita.

Dia duduk bersandar pada sofa dengan mata terpejam. Penciumannya sesekali menyium aroma yang membuat perutnya keroncongan. Padahal sebelum kemari dia sudah menyempatkan untuk sarapan.

Kakinya melangkah menuju dapur dimana pemilik tempat ini sedang berada di sana. Tubuh tinggi, bahu lebar serta otot lengan yang terbentuk mampu membuat wanita selalu menginginkan sosoknya. Dia berdiri tepat di belakang, lalu menoleh sedikit--melihatnya memasak apa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 16, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sasusaku Stories 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang