Basket (2)

162 18 2
                                    

Operan bola Tay berhasil di tangkap Off yang berada di sisi lapangan. Off segera melompat untuk memasukan bola kedalam ring lawan. Seseorang mendorongnya membuat lambungan bola keluar lapangan beruntunglah Off tidak terjatuh. Tapi tetap saja kaki yang pertama turun dari lompatannya adalah kaki kanan dimana lututnya terluka.

Off meringis menahan sakit pada lututnya. Permainan masih berlanjut Off tidak perduli dengan rasa sakit pada kakinya. Sebagai kapten basket Ia harus membawa timnya bisa memenangkan pertandingan. Setidaknya selalu tersenyum menyalurkan kekuatan pada timnya walau sakit menyerang. Tay yang melihat Off kesusahan dalam berlari menanyakan apakan masih bisa lanjut atau tidak dan Off mengatakan bisa, jangan kawatirkan dirinya fokuslah pada pertandingan.

Mereka memang butuh suport dari sang kapten tim untuk tidak membiarkan point lawan menyusul. Di tempat berdirinya Gun sudah sangat kawatir pada Off. Kakinya akan lebih parah jika di biarkan untuk bermain tapi dirinya juga tidak tahu harus bagaimana. Gun sangat tahu Off tidak suka di larang apalagi saat dalam pertandingan berlangsung.

Pertandingan yang berjalan sangat alot di menit-menit terakhir pun akhirnya di menangkan oleh tim basket SMA Nusa Bangsa dengan skor tipis. Seluruh tim bahagia termasuk penonton yang telah mendukung kecuali Gun. Bukannya tidak senang, ia hanya kawatir.

"Off dan Gun kerumah sakit dulu bersamaku. Yang lain kembali kesekolah bersama Tay" Pelatih mengintrupsi anak didiknya untuk kembali ke sekolah kecuali Off dan Gun.

"Baik Pelatih" jawab semua tim kompak.

Off dipapah masuk kedalam mobil oleh Pelatih dan Tay. Karena sehabis bertanding tadi Off merasakan nyeri yang kuat di bagian lututnya membuatnya susah berjalan. Setelah masuk kedalam mobil tiba-tiba saja Noina menyela ingin ikut.

"Pelatih boleh saya ikut?" tanya Noina disaat Pelatih ingin membuka pintu pengemudi.

"Tidak perlu ikut Noi" bukan Pelatih tapi Off yang menjawabnya. Gun hanya menjadi penonton di samping Off. Dalam hati sudah senang Off menolak gadis itu untuk ikut.

"Tapi Phi Off?"

"Aku baik-baik saja. Sudah ada Gun dan Pelatih yang menemani untuk apa kau kawatir?"

"Baiklah... Tolong jaga Phi Off na Ai Gun" dengan berat hati Noina nurut dengan menitipkan  Off pada Gun teman sekelasnya.

"Iya tenang saja" jawab Gun dengan senyuman lembutnya.

Mobil melesat keluar sekolah menuju rumah sakit agar kaki Off segera di obati.

Off, Gun dan Pelatih keluar dari ruang pemeriksaan menuju tempat duduk tunggu dirumah sakit itu. Pemeriksaan pada kaki Off sudah selesai beruntung tidak terjadi keretakan dan kakinya baik-baik saja. Hanya balutan perban putih yang melingkar di lutut itu.

"Ayo saya antar kalian pulang" kata Pelatih pada kedua anak didiknya.

"Pelatih antar Phi Off saja yang sejalan rumahnya. Saya akan naik taxi, kasian Pelatih kalau mengantarkan saya pulang harus muter balik lagi" Gun tidak enak jika Pelatih sekaligus guru olahraganya harus mengantarkannya pulang.

"Kan saya yang memintamu menemani Off kesini. Tidak apa-apa harus putar balik"

"Pelatih antar Gun saja. Saya masih ada urusan, biar saya naik taxi" Off menolak antaran pelatihnya.

"Kaki kamu masih sakit Phi?"

"Tidak sesakit tadi Ai Gun. Kau dengar sendiri kan tadi Dokter bilang apa?"

"Tapi kan..."

"Gini saja. Kamu bener baik-baik saja dengan kakimu, Off?" tanya Pelatih menyela.

Just Friend (OffGun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang