Makan malam tiba, Nami berjalan sedikit pincang karena merasa sakit diantara kakinya, dia bergerak dengan tidak nyaman membuat semua orang khawatir kecuali Zoro, dia hanya memakan makanannya dengan khidmat. Namun diam-diam Zoro menggenggam tangan Nami di bawah meja, Zoro mengelus pahanya dengan lembut membuat Nami sedikit nyaman. Saat makan malam selesai dan semua telah tertidur sedangkan didapur hanya menyisakan Nami dan Zoro saja.
Nami bersandar di dadanya dan Zoro memeluk pinggangnya, Nami duduk di pangkuan Zoro. Nami mulai terisak ketika rasa sakit di bawahnya kembali lagi, Zoro mengelus punggungnya agar Nami merasa baikan, ia tahu ini kesalahannya namun ia hanya diam dan memejamkan matanya.
Nami mati-matian agar isakannya berhenti, dia sangat tidak nyaman dengan rasa sakit itu, dia agak kesal karena perkataannya di sebelumnya membuatnya tersiksa.
Nami memainkan bandana yang terikat di bisepnya. Dia memanggilnya.
"Zoro...." Panggil Nami pelan, Zoro berdeham untuk meresponnya.
"Akhir-akhir ini aku selalu muntah di pagi hari..." Ujarnya, Zoro membuka mata sebelahnya,
"Dari kapan itu terjadi? Apa kau sudah meminta Chopper memeriksanya?" Tanya Zoro biasa, dia tidak khawatir ataupun bereaksi lebih karena dia mengira Nami hanya sakit biasa. Nami mengangguk pelan.
"Dari beberapa Minggu kemarin, lalu aku pergi ke Chopper" Jawab nami.
"Apa yang dia katakan?"Nami terdiam sejenak dan matanya berkaca-kaca, dia kembali terisak, Zoro mengangkat satu tangannya untuk mengusap air matanya.
"Berhenti menangis, dan apa yang dikatakan Chopper? Kau baik-baik saja kan?" Tanya Zoro sekali lagi, kali ini dengan lebih lembut."Chopper mengatakan bahwa aku hamil." Parau Nami, dia meremas tangannya dengan gemetaran, Zoro menegang, dia syok dengan jawaban Nami. Zoro tak perlu menanyakan anak siapa itu karena hanya ia yang menyentuh Nami selama ini. Namun dia bermaksud untuk melepas penat bukan membuatnya hamil, Zoro memejamkan matanya dan mengusap wajahnya dengan lelah.
"Kau sudah memastikannya?" Tanya lagi, Nami mengangguk.
"Aku berkali-kali mengunjungi Chopper ataupun dokter di pulau terakhir kita berlabuh, mereka mengatakan bahwa aku hamil. Chopper penasaran dengan pria yang menghamili ku namun aku hanya mengabaikannya karena aku takut dia akan membocorkannya pada kapten ataupun yang lainnya." Tutur Nami, tangannya masih gemetaran, Zoro mengatupkan mulutnya."Dia mengatakan apa lagi?"
"Chopper mengatakan bahwa usia kandunganku sudah 2 Minggu, aku membuatnya tetap merahasiakan hal ini pada semua orang. Dia juga memberiku obat agar aku tidak muntah di pagi hari, dia juga bilang bahwa itu hal yang biasa saat hamil" jelas Nami, dia menunduk dan mengelus perutnya dengan gemetaran namun lembut seraya melanjutkan perkataannya.
"Lalu apa yang harus aku lakukan Zoro? Benihmu telah berubah menjadi kehidupan yang akan tumbuh di perutku dan lahir ke dunia menjadi sebuah anak yang menjadikanku sebagai ibu dan kau sebagai ayah."Zoro mengepalkan tangannya, bingung dengan perasaannya sendiri, dengan perlahan tangannya diletakkan di perut Nami yang akan membesar beberapa bulan kedepan. Dia mengelusnya dengan pelan.
"A-apa kau menginginkan anak ini?" Tanya Nami pelan
Tenggorokannya tercekat dan jantungnya berdegup kencang, ia sangat bingung antara takut dan tidak siap atau juga kebahagiaan yang menghangatkan hatinya. Zoro menghela nafas, dia menggenggam tangan Nami diatas perutnya.
"Kau juga pasti sangat masih terkejut, untuk mengambil keputusan ini sangatlah penting. Maukah kau memberiku waktu berpikir?"
Nami menjadi lemas karena perkataannya, ada rasa kecewa dan sedih yang mendalam saat ia berpikir Zoro tidak menerima anaknya. Dia memejamkan matanya sebentar lalu mengangguk pelan. Dia terdiam karena kecewa.
Zoro menarik nafasnya. Dia sendiri tidak akan menyangka mendengar Nami mengandung anaknya, namun dia merasa sangat lega dan senang karena hanya Nami yang akan melahirkan penerusnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Dream - zoroxnami
Fiksi PenggemarKumpulan one shoot Zoro x Nami! One piece hanya milik oda! Warning ; beberapa oneshoot mengandung lemon (18+) - T A M A T -