drible 1

498 43 6
                                    

"Lepaskanlah aku, Zoro..."

Zoro terbangun dengan sentakan kuat. Jantungnya berdetak kencang dan tubuhnya bermandikan keringat, apa yang sudah ia mimpikan tadi? Dengan perlahan Zoro menggeleng, matanya langsung melirik sekitarnya dan menemukan ada seseorang yang menatapnya bingung di depan pintu kamar.

"Ahhh akhir-akhir ini aku kelelahan" ujar Zoro pura-pura sambil meregangkan otot-otot nya yang terasa kaku dan lelah. Seseorang tadi menghela nafasnya dan masuk kedalam kamarnya yang suntuk. Zoro masih memperhatikan wanita berambut oranye panjang itu di ujung matanya sedang membukakan tirai jendela agar sinar matahari masuk menyinari kamarnya. Diam-diam ujung bibirnya tertarik membentuk senyum.

Si jeruk keprok kesayangannya kan berada di hadapannya mengapa ia harus takut, langkah demi langkah membawanya mendekat pada Nami, tangannya merayap nakal di sekitar pinggangnya membuat gadisnya merengek geli tapi Zoro tak peduli selama ia berada di pelukannya.

"Nami. Terimakasih telah hadir dalam sepanjang hidupku." Matanya tertutup khusuk sambil merasakan hawa dingin dari apa yang ia peluk dan menghirup dengan rakus aroma jeruk keprok darinya.

Hanya ia yang bisa melihatnya, hanya ia yang bisa menyentuhnya, tak peduli berapa kali orang mengatakannya gila tapi ia tak peduli, dan tak rela jika khayalan ini di renggut. Hanya gadisnya yang menjadi penyemangat nya.

Meski itu khayalannya saja.

Walau nyatanya Nami sudah meninggal dalam kecelakaan pada usia mereka 17 tahun. Sekarang jika ditanya berapa umur Zoro.... Mungkin sudah 60 tahun, seperti itulah ia menjalani kehidupannya selama ini.

Our Dream - zoroxnamiWhere stories live. Discover now