8. RUMAH SAKIT

274 48 0
                                    

Author Pov

Makan malam sudah siap dan Zee masih terjaga di kamar kakaknya dengan masih sibuk bermain game.

Tok .. tokk ... tokkk .... (suara pintu diketuk)

Shani membuka pintu dan ternyata Gracio sudah pulang dari penerbangannya.

"Udah pulang pah ?, sini kopernya biar aku bawain"

"Iyaa mah tadi jalanan kebetulan macet jadi baru sampe jam segini deh, ohh ya anak-anak mana ?, udah pada makan malam ?"

"Ada sayang itu pada di kamar, makan malamnya nungguin kamu hehe.., yaudah kamu mandi gih habis itu baru kita makan"

"Iyaa sayang yaudah aku mandi dulu ya", ucap Gracio

Selagi Gracio mandi Shani pun memanggil anak-anaknya turun untuk makan malam bersama seperti biasa.

"Zee kakakmu mana kok gak ikut turun ?", tanya Shani dengan tangan masih sibuk mengambil nasi

"Ehhmm i-itu kak Dikta masih tidur mah", jawab Zee sedikit gugup

"Kenapa gak dibangunin dek hmm ?, yaudah deh biar mamah aja yang bangunin", ucap Shani

Saat wanita itu mulai beranjak menaiki anak tangga Zee pun menghentikan langkahnya.

"Bi-biar Zee aja mah yang bangunin, mamah tunggu aja di meja makan ok ?"

"Yaudah iyaa sayang"

Zee pun bergegas kembali ke kamar kakaknya, sesampainya di kamar dia hanya mondar mandir kebingungan karena kakaknya saja sudah kabur sore tadi.

"Duh gimana nih, ya Tuhan kak Dikta belum pulang lagi, nanti kalo mamah marah gimana, arghhh", geramnya dalam hati

"Zee...", panggil Shani

"I-iyaa mah bentar"

Semakin panik Zee karena bingung harus bagaimana lagi, akhirnya diapun turun dan menjelaskan semuanya.

"Lah kak Dikta mana Zee, gak kamu bangunin ya ?", tanya Eve

"Maaf mah, kak Diktanya gak ada", ucap Zee dengan masih berdiri di dekat meja makan

"Maksud adek apa sih sayang ?, tadi katanya kakak lagi tidur, susah ya dibangunin ?, yaudah biar mamah aja yang bangunin"

"Bu-bukan gitu mah, maksud Zee kak Dikta kabur dari rumah"

Mendengar itu Shani sontak langsung terkejut, raut wajahnya seketika berubah menjadi panik karena khawatir dengan anak sulungnya itu.

Ditambah lagi dengan suara geledek yang sudah mulai terdengar menandakan hujan segera turun.

"Adek gimana sih tadi kan mamah udah bilang jagain kakak jangan sampe dia keluar !"

"Ma-maafin Zee mah", ucap Zee dengan suara yang sedikit bergetar dan mata mulai berkaca-kaca

Hujan deraspun akhirnya turun juga disertai petir yang menyambar-nyambar.

Drt .. ddrrtt ... dddrrrttt .... (suara hp berdering)

Call On

"Halo .. haloo selamat malam, boleh saya bicara dengan mamahnya dek Dikta ?"

"Iyaa dengan saya sendiri, ada apa ya ?"

"Maaf bu, ibu bisa segera kesini ?, ini anaknya sepertinya sakit bu"

"Ya ampun Dikta, sekarang dia dimana ?"

"Kedai kopi one cents bu, tolong segera kesini ya bu"

RASA TANPA KATA [ END ]Where stories live. Discover now