tujuh

117 81 353
                                    

[VOTEMENT GAYS, JANGAN JADI PEMBACA GHOIB]
Maaf kalau tidak nyambung, dan tulisan masih amburadul

[VOTEMENT GAYS, JANGAN JADI PEMBACA GHOIB]Maaf kalau tidak nyambung, dan tulisan masih amburadul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rara baru saja sampai di rumah, dirinya dan Dinda sedang ada di meja makan untuk makan siang. Biasanya berempat sekarang hanya berdua.

"Sepi banget ya kak," ucap Rara sambil memakan nasinya.

"Iya benar, biasanya ada mama sama papa,mereka lama banget di Ambon."ucap Dinda.

"Elu sih, entah apa milih tinggal di sini, kenapa engga ikut mereka aja," ucap Dinda.

"Lah elu kenapa ikutan tinggal di sini sama gue, kan guenya bisa sendiri," ujar Rara tidak mau kalah.

"Heh, gue di sini juga gara-gara kemauan lo itu," ucap Dinda.

"Yaudah kok ngegas. Kan mama sama papa yang mau lo tinggal di sini, berarti bukan gue dong yang salah," kesal Rara.

"Tapi kan---"

Drtt drtt drtt
Ucapan Dinda berhenti saat handphonenya berbunyi. Papa is calling, begitu melihat siapa yang menelepon dengan cepat Dinda menerima panggilan itu.

"Hallo pa, apa kabar," ucap Dinda senang, mendengar Dinda mengatakan papa, Rara langsung menghampiri bangku kakaknya.

"......"

"Kenapa papa lama banget sih, kami sudah merindukan kalian," potong Rara saat Dinda ingin bicara, anak itu benar-benar, halal untuk di buang.

"......"

"Oh ya pa, gimana kuliahnya kakak? Udah di daftarin belum?"

"....."

"Udah? Di Universitas Nasional? Terima kasih pa," ucap Dinda senang.

"......"

"Papa sama mama cepet dong pulangnya, Rara udah rindu tahu," aduh Rara.

"......"

"Benar ya, awas boong, yaudah Rara tunggu," ujar Rara.

"Yaudah pa, Dinda matiin ya teleponnya, soalnya kami lagi makan siang, nanti kita lanjut lagi," ucap Dinda.

"....."

"Da papa, titip salam sama mama ya, bilang sama mama, jangan di habisin uangnya, soalnya kami mau ngabisin uang papa juga."

"Iya bilang sama mama, uangnya jangan di habisin, sisain untuk kita berdua," ucap Rara.

"Tenang uang papa masih banyak! Kalian jangan takut engga ke bagian."

"Sip papa," ucap Dinda.

"I Love Daddy!" teriak Rara di telepon.

"Love you too, jaga diri kalian, yaudah papa tutup teleponnya, assalamu'alaikum."

"Walaikumsalam, papa baik ya," ucap Dinda.

"Iya, kita yang jahat," ucap Rara pada Dinda.

"Jadi siapa lagi yang ngabisin uang papa kalau bukan kita, papakan kerja untuk kita," jawab Dinda karena dia sudah tahu maksud Rara apa.

PREMAN SEKOLAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang