twenty

244 32 3
                                    







Sean danendra berjalan keluar dari ruang sekre setelah tadi melakukan rapat bersama himpunan mahasiswa  yang dia ikuti. Kakinya melangkah pelan, raut lelah terlihat jelas diwajahnya. Dia menggerakan lehernya pelan bermaksud untuk meregangkan otot lehernya yang kaku. Tak lama langkahnya berhenti dan bersender balkon lantai dua fakultasnya rasanya malas untuk melangkahkan kaki ke arah tangga yang jaraknya beberapa langkah didepannya.
Dia terdiam cukup lama disana dengan pandangan yang ia edarkan ke sekitar.

Puk

Seseorang menepuk pundaknya pelan. Sean menoleh dan menatap seorang gadis yang kini tersenyum kearahnya.

"Hai kak, belum pulang? "

Sean mengeryit sedang berpikir sepertinya dia pernah melihat gadis ini.

"Aku sabila anak himpunan mahasiswa dan yang dulu pernah ngasih kakak eskrim"

Seolah mengerti dengan raut wajah sean gadis dengan entengnya memperkenalkan diri.

"Ah iya aku ingat"
Sean menjentikan jarinya mengingat sesuatu gadis itu tersenyum ramah ke arahnya.

"Jangan banyak ngelamun nanti disukai makhluk halus loh"

"Kalau makhluknya secantik kamu sih gakpapa hehe"

"Ye malah gombal"

"Iya nih ternyata baru sadar ada gitu cewek secantik kamu"

Sean melayangkan gombalan dengan senyuman diwajahnya, sedangkan gadis itu berdecak sebal.

" Dari dulu atuh aku cantik, kakaknya aja yang gak sadar karena sibuk menata hati "

"Eh" sean heran dengan ucapan gadis didepannya, ada apa dengannya. Gadis itu hanya tersenyum.

"Jangan terlalu banyak pikiran apalagi mikirin orang yang udah jadi milik orang lain gak baik "

Sekali lagi ucapan gadis itu membuat sean tertegun. Siapa sebenernya gadis ini? Apa yang dia tau tentang sean? Sean berpikir keras.

"Tuh kan ngelamun lagi, jangan banyak berpikir otak kita juga bisa lelah"

Sean hanya mengangguk tanpa mau ngucapkan sesuatu.

"Seperti ngomong dengan patung" gumaman gadis itu membuat sean tertegun.

"Maksudnya gimana ya mba? " Tanya sean sarkas, ada masalah apa sih dengan gadis ini.

"Coba liat disekitarmu, jangan hanya terpaku sama satu masalah tanpa sadar kau membuat orang lain terluka"

Entah otak sean yang sedang ngelag atau perkataan gadis ini yang sangat sulit dimengerti.

"Memangnya kenapa? Apa yang lu tau tentang gue? " Tanya sean lagi.

Gadis itu tersenyum, pandangannya teralih ke area luar fakultas. Sepertinya seseorang sudah menunggunya.

"Ah aku harus pulang karena udah dijemput, sampai berjumpa lagi kak sean"

Gadis itu melangkah pergi namun baru menuruni dua anak tangga ia berbalik dan menghampiri sean kembali dan menarik tangan sean menaruh sesuatu ditelapak tangan sean dan gadis itu bergegas pergi meninggalkan sean.

Sean tertegun heran, matanya menelisik kepergian gadis tadi. Otaknha mulai berpikir lagi, sebenernya apa ini? Ia tidak paham. Perlahan ia membuka telapak tangnnya terdapat sebuah permen yang bertuliskan 'semangat' pada bungkus permen itu. Sean tersenyum, ah sepertinya kali ini dia tau. Gadis itu ternyata sudah memperhatikannya tanpa sean sadari. Gadis yang manis





find happines [✓]Where stories live. Discover now