4. Jangan Pergi

1.5K 368 103
                                    

Katharina diam terduduk di kantin kampus, sejak 2 jam lamanya ia menunggu Arzen yang tak kunjung datang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Katharina diam terduduk di kantin kampus, sejak 2 jam lamanya ia menunggu Arzen yang tak kunjung datang. Bahkan sempat juga gadis itu berkeliling hanya dengan mengikuti langkah seekor kucing di depannya.

Namun ada satu hal yang iq tak sadari. Keberadaan gadis itu berhasil memikat perhatian orang-orang kampus.

Walau hanya dengan setelan turtle neck dan juga celana jeans kebesaran milik Arzen, berhasil membuat semua mata orang disana tertuju padanya. Gadis itu terlihat sangat bersinar daripada yang lainnya, layaknya Dewi yang datang ditengah kerumunan manusia.

Bahkan sempat ada seorang lelaki tampan yang menghampiri nya, alih-alih meminta nomor handphone, Katharina sendiri bahkan tak tau apa itu handphone. "Maaf tapi aku gak punya benda yang kamu sebut tadi," Ujarnya dengan wajah polos.

"Masa jaman sekarang gak punya Hp? Halah bilang aja Lo gak mau kasih gue nomor Lo, cih sombong."

Katharina bergedik ngeri kepada laki itu, "Eh? Apa aku melakukan kesalahan? tapi benar aku gak punya yang lelaki sebut tadi, ah apa namanya? Hanapon? oh iya itu,"

Daripada terus kebingungan akhirnya ia lebih memilih kembali ke kantin tadi, membawa selembaran uang, dan membeli sesuatu disana, sesuai dengan yang Arzeno telah ajarkan sebelumnya. "Permisi, boleh saya membeli sebuah makanan?"

"Buset neng, baku bat bahasanya. Boleh dah boleh, mau beli apa neng?" Kata Abang-abang pedagang.

"Hm, makanan dan minuman, apapun itu,"

"Yaudah saya buatin nasgor mantap aja yak neng, "

"Baiklah terimakasih banyak," Gadis itu tersenyum, masih berdiri di sana, memperhatikan lihainya sang pedagang memasak, ah bahkan ia terkagum bertepuk tangan ketika melihat api berkobar diatas panci penggorengan.

"Wah!!! Hebat sekali! Kamu juru masak yang cukup baik!"

"Weh siape dulu dong neng, Mang Atuy!" Ujarnya membanggakan diri.

Katharina tertawa melihat lucunya pedagang itu bergurau, bahkan saat ia makan tadi sang pedagang terus menceritakan kisah nya dimasa lampau, dari yang senang bahkan sampai sedih. "Jadi Mang Atuy hidup seorang diri saat ini?"

"Iya neng, sedih ya kaya drama di tipi-tipi, kalau neng sendiri gimane nih? kayanya mamang jarang liat neng di kampus ini,"

Katharina bingung darimana ia harus menjelaskan asalnya. "Aku hanya datang karena teman ku ada disini Mang, aku sedang menunggunya."

"Oh yang tadi mas-mas ganteng anterin neng kesini ya?"

"Namanya Arzeno, tapi aku lebih suka panggilnya Zeno,"

"Pacarnya ya neng?"

"Pacar itu apa Mang?"

"Buset masa gak tau, pacar itu orang satu sama lain saling suka, punya hubungan, ah apa ye nama lainnya. Oh iya, kekasih,"

Statue Love Where stories live. Discover now