9. Bersama dia

1.3K 338 118
                                    

Note : Sengaja aku buat ini diatas agar kalian baca dan gak Diskip.

Cuma mau bilang bahwa setiap author membuat ceritanya tak semudah yang dipikirkan, gak tiba-tiba dapat ide terus dituangkan kedalam tulisan dalam waktu singkat, bahkan untuk membuat satu chapter saja bisa menghabiskan waktu lebih dari 30 menit, menuangkan ide kedalam sebuah kata-kata yang tersusun rapih tak semudah itu hehe, jadi tolong kepada para readers hargai karya kami- Nanay

_______

_______

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

____

Mantap langkah kakinya berhenti tepat didepan sebuah cafe yang tak jauh dari tempat kerjanya tadi. Matanya terus menelusuri seisi cafe tersebut untuk mencari seseorang. Dia sedikit tersenyum dikala seorang gadis melambaikan tangannya dan menyuruh lelaki itu untuk menghampiri.

Dengan sebuah tabung dan tas yang ia bawa, lelaki itu duduk dikursi depan sang gadis. "Maaf, Lo udah dari tadi Al?" Tanya lelaki itu sembari mentralkan nafasnya.

"Iya santai Zen, gua baru datang kok."

Tanpa mengulur waktu lebih lama lagi, mereka segera membahas dan mengerjakan tugas yang diberikan sebelumnya. Ketika sudah berkutik dengan pensil dan juga kertas sketsanya percayalah, bahwa suara pun rasanya tak dapat Arzeno dengar saking fokusnya ia pada tugas yang sedang ia kerjakan.

Sudah sekitar lima kali Alya memanggil lelaki itu, namun baru pada panggilan ke enam Arzeno menyaut. "Wah parah juga ya Lo, kalau udah fokus gak bisa denger suara orang ngomong."

"Eh- Sorry Al. Lo nanya apa tadi?"

"Gue tanya tugas Lo yang kemarin disuruh revisi lagi gak?"

"Yang maket studio perancangan lima?" Tanya lelaki itu memastikan.

"Iya itu Zen, emang yang mana lagi?"

"Yang itu gua di acc, kalau Lo gimana?"

Wajah Alya kembali murung ketika mengingat tugas nya kemarin bahkan belum di acc dari sang dosen. "Belum astaga, gue harus revisi lagi. Capek banget tau gak sih! Kaya ya Tuhan gue butuh istirahat, gue bikin itu aja gak tidur, ini lagi disuruh buat ulang!"

Arzeno tertawa melihat wajah lucu Alya yang tengah protes akan tugasnya yang selalu mendapat revisi. "Lo kayanya gak pernah disuruh revisi ya Zen?"

Lelaki itu menggelengkan kepalanya, walaupun orang-orang memandang nya sebagai orang mahasiswa kesayangan dosen, tapi untuk soal revisian pasti ia juga pernah merasakannya. "Gua pernah revisi kok."

"Y-ya iya, tapi pasti gak sebanyak gue,"

"Sabar Al, revisi juga kan biar yang kita buat lebih bagus, jadi yaudah anggap aja pelajaran."

"Ah gatau deh, gue pengen cepet-cepet wisuda." Suaranya yang sudah merasa jenuh menjadi mahasiswa tingkat akhir.

"Iya dikit lagi juga lulus Al,"

Statue Love Onde as histórias ganham vida. Descobre agora