L 3

4.2K 369 29
                                    


Happy Reading

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian

Setelah kejadian di dapur apartment dengan Lubna menarik paksa Luca untuk keluar dari Apartmentnya dan juga Lubna yang meningkatkan sistem keamanan di apartmentnya.

Sekarang dia telah bersiap untuk bertemu dengan seseorang yang baru saja menghubunginya. Dirasa penampilannya sudah okey, Lubna bergegas meninggalkan apartmentnya menuju tempat dimana dia membuat janji untuk bertemu, dia pergi menggunakan sebuah taxi.

Tak jauh dari apartmentnya, saat ini terjadi kemacetan yang cukup panjang. Lubna yang sedikit penasaran langsung menurunkan jendela yang berada di sebelahnya.

"Ini kenapa, ya, Pak?" tanyanya pada supir taksi.

"Aduh, Neng. Bapak juga gak tahu,  mungkin ada yang kecelakaan atau memang lagi macet, tapi biasanya gak gini kok."

Lubna yang paham hanya menganggukan kepalanya saja, saat dia melihat laki laki yang mungkin seumuran dengannya mau melintas melewati taksinya. Lubna memanggil laki- laki tersebut.

"Mas, sorry, ini ada apa, ya?"

Laki-laki itu hanya diam menatap Lubna yang terlihat sangat cantik hari ini.

"Hey?" sapa Lubna sambil melambaikan tangan.

"Sorry-sorry, di depan ada kecelakaan beruntut." jawab laki laki itu.

"Okey, thanks, ya."

Laki laki tersebut hanya menganggukan kepala sambil tersenyum, lalu dia pergi kembali ke dalam kendaraannya.

"Neng, bagaimana ini? Mungkin akan memakan waktu cukup lama.  Apa neng lagi buru- buru?" tanya sang supir.

Lubna hanya diam saja, saat ini dia sedang bergelut dengan pikirannya. Tolong, Engga, Tolong, Engak*batinnya.

"Neng! Jangan melamun atuh." panggil sang supir lagi.

Lubna langsung tersentak dan menatap sang supir yang tengah menatapnya melalui kaca spion dalam.

Lubna lalu mengambil uang selembar yang berada didalam dompetnya, lalu memberikannya pada sang supir.

"Ini, Pak. Saya turun disini saja." ucapnya sambil memberikan uang tersebut dan bergegas turun.

Supir taksi yang melihat uang yang di berikan Lubna pun terkejut, dia keluar dari mobilnya dan berteriak memanggil Lubna yang tengah berlari kearah kecelakaan itu.

"Neng, ini bukan rupiah?!" teriak sang supir lalu tak berapa lama kemudian dia masuk kedalam mobilnya.

"Ini asli atau mainan?" gumamnya sambil membolak balikan uang tersebut.

Dilain tempat, Lubna baru saja menerobos kerumunan yang terdapat beberapa orang mengalami kecelakaan. Lubna sungguh kesal pada mereka, bukannya memberi ruang, malah mereka bergerombol dan ada beberapa yang mengabadikannya melalui ponselnya.

"Sudah hubungi ambulan?" tanya Lubna pada seseorang yang berada disana.

"Sudah, ambulan sedang menuju kesini."

Setelah mendengar hal itu, Lubna mendekat kearah salah satu korban yang dirasanya cukup parah dan dia bersimpuh didepan korban tersebut.

"Mba, jangan disentuh." pinta salah satu orang disana.

Lubna mengabaikannya dan tetap memeriksa sang korban, lalu dia menaikan kaos korban laki laki itu untuk memeriksanya lebih lanjut.

"Pneumothorax." gumamnya. Tak selang beberapa lama ambulans sudah tiba, salah satu petugasnya mendekat kearah Lubna.

"Intubation." pinta Lubna cepat.

"Jarum nomer 15." pintanya sambil mengulurkan tangan kepada petugas medis itu.

"CEPAT!" sentak Lubna.

Lalu dengan gerakan cepat petugas itu melakukan hal yang di minta oleh Lubna.

Dirasa sudah tepat, Lubna langsung menusukkan jarum tersebut ke bagian dada korban sekitar dua tulang rusuk. Saat dirasa cukup, udara yang di rongga tersebut keluar. Lubna mengambil chest tube dan melakukan pemasangan di sela tulang iga kelima di antara garis aksilaris anterior dan midaksilaris.

"Stetoskop." pintanya lalu di berikan oleh petugas medis tersebut.

"Tanda vital?" tanya Lubna pada petugas itu.

"Sudah kembali normal." jawab sang petugas itu.

"Cukup. segera bawa dia kerumah sakit." pintanya setelah memeriksa dada korban tersebut.

Korban langsung di angkat dan di bawa masuk ke mobil ambulan tersebut. Beberapa orang yang menyaksikan tindakan yang dilakukan Lubna masih terdiam di tempatnya.

Drttt
Drttt drrttt

"Dimana?"

"Sudah dekat." lalu panggilan tersebut di putuskan Lubna sepihak, dan dia bergegas mencari taxi lalu menuju ke arah tempat tujuan awalnya.

-----

"Bagaimana?" Tanya salah satu temannya.

"Sudah dekat."

"Lo yakin dia bisa bantu kita tangani kasus ini?"

"Dia lebih pengalaman dalam hal ini."

"Okey." ucapnya lalu mereka kembali membahasa masalah yang tengah mereka kerjakan sambil menunggu seseorang tersebut.

Saat beberapa menit lamanya, seseorang tersebut tiba dengan pakaian yang cukup menyita mata mereka dan beberapa karyawan lainnya saat dia menuju ruangan ini.

"Sorry telat."

"Gak masalah. Kenalin, dia rekan gue yang akan membantu kasus ini." ucapnya pada kedua temannya yang menunggu seseorang tersebut sejak tadi. Kedua temannya itu masih diam menatap cengoh kearah seseorang yang baru saja tiba.

"Woy!" sentaknya pada kedua temannya.

"Apan sih lo, fan! Hey, gue Bayu." ucapnya pada seseorang tersebut.

"Clif." ucapnya dingin saat memperkenalkan diri.

"Cleo, Cleora." ucapnya sambil tersenyum manis. Kefan yang mendengar hal itu hanya menggelengkan kepalanya sambil menatap kearah Cleo.

"So, bisa di mulai sekarang?" ucapnya menatap kearah tiga laki laki itu. Lalu mereka semua mulai berdiskusi dengan kasus yang sedang dikerjakan mereka.

-----

Sedangkan di lain tempat

"Bagaimana? Apa dia sudah kembali ke Indonesia?" tanya seseorang melalui panggilan suaranya.

"Sesuai dengan rencana kita."

"Tetap awasin dia, dia sangat pintar dan licik. Jangan sampai dia bisa baca pergerakan dari kita."

"Gue setuju. Kambing hitam sudah gue persiapkan, dan satunya juga terlalu bodoh hingga membuat hal yang sangat bodoh."

"Haha, kita akan hancurkan dia dan balas semua perbuatannya dahulu. Kali ini dia harus mati!"

"Sesuai dengan rencana."

Tuttt

----

Hey, Selamat Siang semuanya.

Hari ini aku gabut lagi, jadi aku up lagi deh. Kayanya aku setiap gabut bakal up deh, Tapi jangan kalian doain aku gabut terus ya, hehe.

Untuk hal medis itu, aku sebelumnya searching dulu yak. Jadi kalau ada yang salah salah mohon di bantu benarkan.

Hey Bestie,
Jangan lupa Vote dan commentnya.

Thankyu 💙

LubnaOnde histórias criam vida. Descubra agora