[Chapter 8]

1.4K 306 10
                                    

Sunoo tiba di sekolah lebih lambat dari biasanya karena ia—untuk pertama kalinya dalam hidupnya—ketiduran. Hanya saja, ia tak begitu menyesalinya; untuk pertama kalinya ia dapat tidur dengan tenang.

Namun ia dapat merasakan sesuatu yang aneh hari itu; ia dapat merasakan belasan bahkan mungkin puluhan pasang mata yang tertuju padanya setelah memandang layar ponsel mereka. Sunoo menatap dirinya. Ia tak memakai seragam yang salah, dan meskipun ia sedikit terlambat, ia masih menyempatkan diri untuk mandi dan menata penampilannya hingga rapi.

Dari jauh, ia dapat melihat Jongseong yang juga melakukan hal yang sama—menatap layar ponselnya dengan wajah berkerut. Ketika pandangan mereka bertemu, ia langsung mengantongi ponselnya dan menghampiri Sunoo dengan terburu-buru. "Sunoo-ah, kasih makan Koi dulu yuk sebelum bel bunyi."

"Apa? Tapi—" tentu saja ia bingung, terlebih ketika Jongseong langsung merampas dan menarik tangannya. Namun mereka tak sempat pergi jauh ketika seseorang mencengkram bahunya dan menghentakkannya dengan kasar hingga punggungnya menghantam pintu kelasnya. "Jisung?"

Wajah Jisung dipenuhi amarah dan menatap Sunoo dengan pandangan merendahkan. Lelaki itu memegang kedua pundaknya, dan kembali menghantam Sunoo ke pintu, membuat Sunoo jatuh terduduk dengan punggung yang berteriak. Hantaman keras itu telah menyita perhatian seluruh kelas bahkan yang ada di lorong. "Yah, Kim Sunoo, kalo lu ngga suka cewe, kasih tau dari awal! Jangan mancing dan ngasih dia harapan palsu!"

Seperti tersambar petir, wajah Sunoo bergetar ketakutan. Apa mereka tau? Apa aku ketahuan? Tapi bagaimana? Matanya refleks menatap wajah Jongseong, yang terlihat tampak berusaha menahan diri dari menghantamkan tinjunya pada wajah Jisung.

Dan 'dia.' Siapa yang Jisung maksud dengan 'dia'?

Dibelakang Jisung, sebuah tubuh mungil langsing milik seorang perempuan mulai terlihat. Sunoo menyadari bahwa perempuan itu adalah Chaeni, perempuan yang menembaknya beberapa minggu lalu di dekat kolam.

Oh tidak.

"Diem lu bangsat!" Heeseung tiba-tiba muncul dari kerumunan lorong, berdiri tepat di antara Jisung dan Sunoo, seakan berusaha melindungi Sunoo. "Ngga usah cengeng gara-gara Chaeni nolak lu mentah-mentah. Dan lu, Chaeni, ngga usah sok balas dendam cuma karena Sunoo nolak lu. Sunoo ngga pantes sama cewe jalang kek lu."

"Diem, anjing! Lu ngapain ngebela homo, hah? Ngga takut ikut ketularan HIV?" Jisung meludah ke wajah Heeseung, mata tajamnya memicing.

Tangan Jaeyoon dengan lembut menggenggam tangan Sunoo dan membantunya berdiri, menepuk-nepuk pelan membersihkan punggung dan pantatnya. Otaknya masih terasa korslet, berusaha memproses semua yang sedang terjadi, memproses mimpi buruk terbesarnya yang akhirnya menjadi kenyataan.

Ia akan kehilangan segalanya.

Kehidupan sekolahnya, pendidikannya, teman-temannya yang baru saja ia dapatkan, masa depannya.

Seluruh tubuh Sunoo bergetar.

Tubuh tinggi tegap Sunghoon berdiri di samping Heeseung, menutupnya akses seluruh mata yang tertuju padanya, dan melindunginya dari Jungwon yang telah mencengkram kerah baju Jisung.

Ketegangan begitu tinggi, semua orang yang ada di sekeliling Sunoo telah bersiap untuk melayangkan pukulan, melupakan fakta bahwa mereka sedang berada di sekolah dan hukuman terlibat perkelahian adalah dipulangkan selama seminggu, hingga dikeluarkan dari sekolah. Sunoo tak ingin satupun dari mereka mendapat masalah karenanya, terlebih ketika apa yang dikatakan Jisung adalah sebuah fakta.

Jika salah satu teman sekelasnya dihukum karenanya ketika apa yang mereka ributkan sebenarnya adalah sebuah fakta, Sunoo tak akan sanggup menatap mata mereka lagi.

✔ TEPI KOLAM IKAN KOI [Jaynoo]Where stories live. Discover now