Part 23| I'm So Sorry

9.3K 426 0
                                    

•Happy reading•
___

Hari ini kerjaannya banyak banget, sebab sang bos yang sedang pergi ke luar kota dan memberinya tanggung jawab yang besar terhadap semua tugas bosnya. Ia menyusun semua dokumen penting untuk meeting nanti, tapi tidak tau kenapa ia merasa kesepian disini. Biasanya dia akan melakukannya bersama lelaki itu, dan sekarang lelaki itu malah lagi diluar kota untuk kepentingan perusahaan.

Dan dari sekian banyaknya karyawan itu pada nanyain kemana pak Abyan?.. Ya pergi keluar kota lah. Terus mereka tanya lagi, kenapa yang harus keluar kota itu pak Abyan?.. Huh!! Sudah cukup ia mendengar nama Abyan untuk kesekian kalinya! Apalagi mayoritas yang tanyain bosnya itu cewek semua. Seolah mereka tuh penting banget buat lelaki itu, padahal dia saja yang statusnya lebih tinggi dari mereka yaitu sebagai istri. Camkan itu baik-baik!

"Baik pertemuan kita cukup sampai disini, terima kasih" ucapnya dengan tersenyum sopan kepada kolega bisnis yang hadir di meeting room ini.

Lalu setelah itu ia keluar dari ruangan tersebut, dan menghela nafas berat. Bagaimana kabar mas Abyan ya?, Tanyanya dalam hati. Apakah lelaki itu baik-baik saja? Gimana kalo dia makannya gak teratur? Sebab Abyan dulunya itu workaholic. Jadi apa-apa kerja, kerja, dan kerja. Apa ia chat aja lewat ponselnya ya?

Tapi kalo ia yang chat duluan... bisa-bisa pria itu kege-eran karena ia perhatian padanya. Huft... benar-benar so confused.

Dia hari ini makan siang bareng sahabatnya. Bahkan untuk makan saja sepertinya ia tidak nafsu, entah apa yang ada dipikirannya. Sampai untuk ngapain-ngapain aja terasa gak semangat.

"Ra..." panggil Dina dengan pelan takut sahabatnya kaget, dan dibalas deheman darinya.

"Lo kenapa sih! Kek gak semangat gitu hidupnya!?" Ujar Dina dengan sedikit ngegas. Olivia mengangguk cepat.

"Lo lagi kangen sama pak Abyan ya, karena beliau lagi diluar kota?" Ujar Olivia.

"Aku gak kenapa-napa kok, kek nya kecapekan deh. Kerjaan aku banyak banget" sahutnya dengan lesu.

"Gini deh kalo lo emang lagi kangen, mending lo chat aja sana pak Abyan nya. Atau gak langsung telpon tanyain kabarnya gimana baik apa enggak. Pokoknya jangan ada rasa gengsi, toh lo cuman mau bilang kangen doang plus cuma mau tau keadaannya aja" kata Olivia yang tumben sekali bisa bijak kayak gitu. Dina dan Qamira saja sampai melongo gitu melihat sahabat mereka.

"Napa lo berdua liatin gua kek gitu, gua cantik ye? Iya atuh.." tapi mereka masih diam, dan Dina malah bertepuk tangan bangga dengan Olivia.

"Gue baru pertama kali liat lo kek gitu tau gak" Qamira mengangguk cepat, Olivia malah mendengus sebal.

"Gue tiap hari kek gitu kok, emangnya kenapa sih..?" Ucapnya dengan heran.

"Tapi.. yang dibilang si Oliv, ada benarnya juga. Dalam sebuah hubungan itu gak boleh ada gengsi gengsian, kalo iya nanti malah runtuh lagi tuh rumah ama tangganya" tutur Dina.

"Ya gak kek gitu juga bambang!!" Olivia menyentil dahi Dina dengan keras, sehingga si empunya kesakitan.

"Iya juga sih. Tapi Din.. ya jangan do'ain rumah tangga aku kayak gitu dong.." ucapnya dengan bibir yang mengerucut. Ish gemesh deh..!!

"Lo kalo mau nyentil gue ya jangan keras-keras amat sakit tau!" Kata Dina sambil mengusap dahinya yang disentil tadi sama Olivia.

"Hehehe kan gue cuman bercanda Ra..." nyengir Dina.

Ia mendengus sebal, mungkin ia akan mengikuti saran sahabatnya, dan menyingkirkan semua rasa gengsi itu.

~~~~

Hello, Mr. Boss! [END]Where stories live. Discover now