Elena merupakan seorang hacker dengan kemampuan pemrograman terbaik, mati terjatuh dari jembatan saat ingin melarikan diri dari kejaran polisi.
Namun hal yang tak terduga terjadi padanya, bukannya pergi ke akhirat dia malah terjebak di sebuah novel...
Di sebuah tempat, ah tidak! Mungkin lebih cocok di sebut sebagai kehampaan, sebuah tempat dimana para jiwa akan menyeberang menuju tempat penghakiman.
Sebuah jiwa terlihat mengambang, sebuah jiwa yang baru saja meninggalkan raganya. Dia adalah Elena.
[Apa hanya begini saja?]
Sebuah suara membuat jiwa tersebut kembali memiliki kesadaran, atau bisa di bilang kesadarannya telah kembali berkumpul dalam jiwa tersebut.
[Apa kau puas dengan akhir seperti ini?]
“...Tidak!”
Tentu saja Elena tak puas, mati seperti ini? Oh ayolah, setidaknya buatlah kematiannya lebih Epik sedikit. Mati tenggelam, ini benar-benar tidak Epik. Lagipula dia masih memiliki banyak hal yang harus dia lakukan, masih banyak hal yang perlu dia coba.
salah satunya bercinta.
Bahkan impiannya saja belum tercapai! Mimpinya mengoleksi 7 pria cantik belum kesampaian.
[Kau mau kesempatan kedua? Kesempatan untuk hidup kembali?]
“Aku ingin... tapi itu tak mungkin!”
[Tiada yang tak mungkin! Nona, anda adalah jiwa ke 100 triliun yang melewati kehampaan ini! Jadi, Dewa kematian dan kelahiran memberikan Giveaway berupa sebuah kehidupan! Apa kau menerimanya?]
Sebuah layar biru transparan muncul di depan wajahnya, atau begitulah yang dia pikirkan. Lagian dia hanya jiwa, tak memiliki bentuk.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sebuah pilihan terpampang jelas, sebagai manusia yang tak pernah puas! Tentu saja Elena memilih ya.
[Selamat kepada tuan rumah! Anda mendapat kesempatan hidup kedua! Dan sebagai bonus, Anda mendapatkan Villain System!! Silahkan nikmati hidup Anda]
“Tunggu!! Apa?!!”
Tak sempat bertanya, Elena sudah terlebih dulu di telan oleh kegelapan.
*****
“ugh~ enghh~”
Elena membuka matanya mendapati ruangan yang cukup asing baginya, ini bukan kamarnya. Kamarnya cukup berantakan dan tak sefeminin ini, tak mungkin dia punya kamar seperti ini.
“Ini... dimana?”
Ini bukan kamarnya!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
