15 : Hilangnya Kesadaran

4.5K 543 277
                                    

••••

"Daf... Lo jahat"

••••

"

Teressa?"

Tubuh Teressa tersentak. Matanya mengerjap hingga beberapa kali. Masih terkejut dengan apa yang baru saja Daffa katakan padanya.

'Gue sayang sama lo Sa'

Jantungnya langsung berdegup kencang. Sebisa mungkin Teressa mengatur ekspresi wajahnya. Tidak mau menunjukkan bahagia yang mendadak dia rasakan.

"Gue sayang lo Sa, tapi gue cinta Kinara... Harusnya gitu Daf." Ungkap Teressa sambil menoleh dan menatap wajah Daffa.

Kali ini Daffa diam. Helaan nafasnya terdengar hingga beberapa kali.

"Gue enggak cinta Kinara lagi." Kata Daffa pelan.

"Tapi, masih belum bisa lupain dia kan?" Tebak Teressa yang kembali membungkam Daffa.

Pria itu mengalihkan pandangannya ke arah lain. Selalu saja begini. Teressa selalu bisa memojokkannya.

"Daf, gue enggak mau percaya sama semua omongan cowok, mereka cepat berubah... Yang terlihat begitu menyayangi ternyata malah jadi sumber terbesar patah hati." Kata Teressa.

Mata Teressa menerawang ke depan. Mengingat kejadian demi kejadian ketika dia masih kecil dulu.

Kebahagiaan bersama orang tua yang lengkap. Tanpa kehadiran orang ketiga. Benar-benar membahagiakan.

"Dulu gue selalu bilang kalau gue mau punya jodoh seperti Papa karena dia sangat menyayangi Mama,"

Nafasnya memberat seketika. Dan genangan air mata mulai memenuhi mata indahnya. Yang mungkin dalam satu kali kedipan akan jatuh membasahi pipinya.

"Setiap hari mereka selalu mesra di depan gue bahkan Papa berkali-kali selalu bilang betapa beruntungnya dia... Dan betapa bahagianya dia bisa memiliki Mama,"

Benar. Air matanya jatuh. Teressa langsung menghapusnya dengan kasar.

Dia benci karena selalu terlihat lemah di hadapan Daffa.

"Setiap hari dia bilang cinta ke Mama, tapi ternyata apa? Ternyata dia selingkuh dari Mama.. Dia menikah diam-diam dengan wanita lain,"

Kedua tangan Teressa mengepal dengan kuat. Matanya di penuhi amarah yang terpendam.

"Papa mendadak lupa dengan semua ungkapan cinta juga... Anak kesayangan yang dia hancurkan hatinya,"

Kali ini Teressa tersenyum, tapi dengan mata yang dipenuhi genangan air mata. Kemudian dia menoleh. Menatap tepat ke mata indah Daffa.

"Kalau belum yakin jangan memulai hubungan sama gue Daf." Kata Teressa dengan senyuman di wajahnya.

"Maaf"

"Enggak perlu ada kata maaf Daf." Kata Teressa seraya menepuk pelan pundak pria itu.

"Sini peluk." Daffa merentangkan kedua tangannya membuat Teressa tertawa pelan dan masuk ke dalam dekapannya.

Terasa begitu nyaman.

Mata Teressa terpejam. Kepalanya bersandar di bahu Daffa dengan manja. Dan satu tangan Daffa terulur untuk mengusap kepalanya dengan penuh kelembutan.

Mereka tak lagi bersuara. Hanya diam sambil berpelukan di tepian pantai.

"Daf"

Daffa bergumam pelan. Dia merasakan tubuhnya di dekap semakin erat oleh Teressa.

SOULMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang