Chapter 1🥥

3.8K 175 5
                                    

Happy Reading !

***

Seperti hari-hari sebelumnya, gadis cantik bertubuh mungil ini akan memulai hari dengan membuat sarapan. Tinggal disebuah rumah kontrakan sederhana seorang diri tak membuatnya mengeluh sedikitpun. Ia bekerja sebagai perawat di salah satu rumah sakit ternama di kota ini. Namun, sekitar 1 bulan lalu ia dipindah tugaskan sementara untuk merawat seorang wanita paruh baya yang terkena stroke. Wanita tersebut adalah ibu dari pemilik rumah sakit tempatnya bekerja. Jadi tak heran jika dia dipilih untuk merawatnya karena anak wanita tersebut memang menyukai kinerjanya.

Di setiap harinya, ia akan berangkat pukul 06:00 pagi dan akan pulang pukul 18:00 atau bisa dibilang 12 jam kerja. Ia bisa kembali ke rumah setelah tuannya itu pulang dari kantor. Jika tuannya terlambat pulang, maka ia akan menunggunya dan mendapatkan upah tambahan sebagai uang lembur. Ia tidak pernah keberatan sama sekali, toh ia digaji bahkan sampai 3 kali lipat dari perawat biasanya.

Selain itu, ia juga mendapat fasilitas yang mungkin tidak didapat oleh perawat pribadi lainnya, misalnya saja sopir yang akan menjemput dan mengantarnya pulang saat tugasnya sudah selesai. Jarak rumahnya dengan rumah tuannya sebenarnya tidak terlalu jauh, tapi tuannya itu tetap kekeh agar ia tetap menggunakan sopir yang sudah di sediakan untuknya.

Nama perawat cantik ini adalah Kayla Aprillyana Aurora. Perawat yang sangat disegani baik oleh temannya dirumah sakit tempatnya bekerja, dokter, bahkan pasien yang pernah ia rawat. Berita tentang off tugasnya di rumah sakit membuat pasiennya merasa sedih. Bahkan ada teman perawatnya yang menangis karena tak rela dengan kepergiannya. Padahal ia pergi hanya untuk sementara waktu karena pemilik rumah sakit ini yang memintanya untuk menjaga ibunya. Jika beliau sudah sehat dan bisa beraktivitas seperti biasanya, ia bisa bergabung kembali dengan mereka di rumah sakit ini. Bisa dikatakan jika ia hanya dipindah tugaskan untuk sementara waktu saja.

"Bismillah, semoga hari ini lancar." Gumamnya sebelum memasuki mobil yang sudah menjemputnya.

"Semangat bener, neng." Gurau sopir yang sejak tadi melihat raut wajah cerianya.

Prilly terkekeh." Iya dong, mang. Kita harus semangat, biar pekerjaan kita jadi lebih ringan dan menyenangkan."

"Berarti saya harus semangat dong seperti neng Prilly."

"Harus itu, mang."

Setiap berangkat atau pulang, mang Diman dan Prilly selalu terlibat obrolan singkat. Untuk menjalin komunikasi katanya, agar terlihat makin akrab. Lagipula dengan kehadiran mang Diman sendiri terkadang menjadi hiburan tersendiri bagi Prilly, candaan yang dilontarkannya mampu membuat Prilly tertawa lepas. Mang Diman sendiri merasa bersyukur bisa bertemu dengan Prilly, gadis cantik yang bisa mengobati kesedihannya karena ia dan istrinya belum dikaruniai seorang anak.

Berbicara tentang istri mang Diman, Bi Narsih namanya. Beliau juga bekerja bersamanya sebagai seorang maid dirumah itu. Beliau merupakan kepala maid yang sudah dipercaya tuannya. Mang Diman dan Bi Narsih bekerja semenjak tuannya kecil, jadi tak elak jika mereka mendapat kepercayaan khusus dari tuannya.

Saat awal-awal dia bekerja disana, Bi Narsih lah yang menjelaskan tentang semuanya. Mulai dari makanan apa yang nyonya makan setiap harinya. Obat-obat yang biasa nyonya minum dan segala hal yang biasa dibutuhkan oleh nyonya rumah ini. Dan tentu saja tak sulit bagi Prilly untuk memahaminya.

"Tuan udah berangkat ke kantor, mang?" Tanya Prilly saat tidak melihat mobil majikannya berada di tempat biasanya.

"Sudah, neng. Beliau berangkat lebih pagi karena ada meeting penting katanya." Balas mang Diman membuat Prilly mengangguk.

My Life Journey (END)Where stories live. Discover now