The Moon and Star

72 4 0
                                    

2022

Camera, ready and action!

"Selamat siang pemirsa, kembali lagi diacara bincang-bincang kita dimana untuk episode kita hari ini, kita kedatangan tamu istimewa. Bisa dilihat, saat ini set studio sudah di design bergaya eropa klasik, agar menyesuaikan dengan bintang tamu kita. Tanpa menunggu lagi, mari kita sambut..."

.
.
.

1920

"Angkat barang itu secara perlahan".

"Jangan dibalik, kotak itu berisi kue-kue untuk pesta".

"Pakaian-pakaian itu tolong bawa kelantai dua".

Suara seorang perempuan tua, berusia sekitar 56 tahun terdengar disebuah rumah mewah bergaya eropa klasik pagi itu. Perempuan tua itu tengah mengatur barang-barang, yang akan digunakan untuk menghias ruangan. Tidak peduli umur, ia bahkan tidak segan memanjat tangga jika tidak puas, ia sangat perfeksionis dan tidak suka jika ada kesalahan sedikitpun.

"Permisi nyonya, benda ini mau diletakkan dimana?". Salah satu pria pengangkut barang menanyakan kepada perempuan tua itu, matanya melihat kotak kayu putih berukuran sedang ditangan pria tersebut. Tangan berkeriput itu mengambil kotak putih didepannya dan membukanya, saat dibuka, ia melihat satu set pakaian pengantin pria berwarna putih dan juga sebuah cincin emas.

"Kau, kembalilah bekerja segera dan kotak ini biarlah aku yang menyimpannya". Ia beranjak dari tempatnya dan melangkahkan kakinya menuju kamarnya yang terletak dilantai 2.

Dengan cepat ia membuka dan menutup pintunya, tidak lupa mengunci pintu. Tubuhnya bersandar pada pintu sambil memeluk kotak kayu yang ia bawa, merosot secara perlahan dan menangis terisak. Tubuh tua itu berusaha untuk berdiri dan berjalan lunglai kearah kasur, mendudukkan dirinya dan membuka kembali kotak kayu tersebut.

Dengan perlahan, ia membuka tutup kotak itu dan kembali melihat jas pernikahan putih dan cincin emas. Ia mengeluarkan cincin emas itu lalu memeriksanya,  terdapat ukiran nama seseorang didalam cincin itu. Ia meletakkan cincin itu dengan hati-hati diatas meja, lalu lanjut mengeluarkan jas yang menarik perhatiannya.

Jas itu telah dibuka dan melihat ada bekas robekan dibagian perut dan juga noda darah. Kembali, ia memeluk jas itu dan menangis sejadi-jadinya hingga air matanya tidak bisa keluar lagi.
"Maafkan ibu, maafkan ibu nak". Kalimat itu terus menerus keluar disela-sela tangisan perempuan itu.

.
.
.

1880

"Selamat tuan, istri anda telah melahirkan seorang anak laki-laki yang gemuk dan tampan". Pria yang kini sudah berubah status menjadi seorang ayah itu, mengucapkan terima kasih kepada tabib yang telah menolong sang istri melahirkan.

Pria berpakaian mewah dengan cekatan masuk kedalam kamar dan matanya mengarah ke atas kasur, dimana sang istri tengah menyusui anak mereka".

"Hi sayang". Pria itu mendekati sang istri dan bayinya, setelah sampai disamping kasur tempat dimana dua orang yang disayanginya berada, ia membersihkan keringat dari kening sang istri lalu mengecup keningnya. Lalu ia melihat sang putra dan mengambil alih bayi itu dari tangan sang ibu.

"Halo bayi kecilku, selamat datang di dunia nak, ayah dan ibu begitu senang akan kehadiranmu, kami akan berusaha menjadi orang tua yang terbaik untukmu...ayah...". Pria itu menangis karena terlalu bahagia, sang istri yang melihat itu hanya bisa tertawa dan meminta sang suami untuk duduk diatas kasur.

"Oh tidak bagaimana ini? Kemana perginya sosok yang disegani banyak orang? Apakah kau kerasukan arwah?". Sang istri yang bernama Carla kini puas menertawakan sang suami yang mendadak cengeng. 

ButterflyWhere stories live. Discover now