High Hopes XI

908 128 14
                                    

"Jungkook sakit, Taehyung-ah."

Ibu Jeon nampaknya berhasil membaca pikirannya. Sanggup membuat Taehyung terdiam dengan air muka terkejut.

"Dua hari yang lalu ia pingsan di depan pintu kamarnya, Tante tidak tau Jungkook sudah ada di sana sejak kapan karena baru tiba di rumah jam sebelas malam." Wanita itu mengusap pucuk hidungnya. "Wajahnya pucat sekali, bahkan bibirnya nyaris biru. Tante takut sekali, jadi langsung membawanya ke rumah sakit tanpa sempat mengabari Taehyung."

"Jungkook sempat menghubungi di siang hari, jadi Tante pikir ia mungkin sedang istirahat di jam-jam setelahnya karena ia biasa seperti itu."

Tenggorokan terasa kering, Taehyung tidak tau harus bagaimana ketika mendengar kalimat Ibu Jeon barusan. Wanita itu agak sedikit pahit ekspresinya.

Apakah penyakitnya parah?

Ia bertanya dalam hati. Perutnya mulai bergejolak, rasanya tidak enak. Teh hangat yang baru saja ia sesap rasanya seperti hangus di udara. Indra perasanya terasa kebas. Seolah merasakan perasaan Taehyung yang merasa bahwa kalimat yang keluar dari mulut Ibu Jeon selanjutnya adalah kalimat yang tidak baik-baik saja.

"Saat kecil, Jungkook sangat susah makan dan lebih suka minum susu dan makanan manis lainnya. Karenanya ia jadi punya masalah gigi, giginya berlubang dan gusinya sering bengkak. Ia sempat periksa rutin beberapa kali, tapi ia diam-diam mengonsumsi obat pereda nyeri yaitu asam mefenamat secara berturut-turut selama ia SMP. Tante tidak tau, sebab Jungkook memang jarang sekali mengeluh ketika sakit. Jadi Tante tetap bekerja seperti biasanya, karena senyum anakku tampak baik-baik saja." Ibu Jeon menggenggam jemarinya. Menatap Taehyung dengan tatapan agak sendu. "Tante seperti ibu yang tidak baik ya, Taehyung-ah?"

Taehyung menatap mata sendu itu.

Wanita itu menunduk, "sejak dulu selalu sibuk bekerja, sampai tidak tahu keadaan anak sendiri. Ibu macam apa sih Tante ini..." Lirihnya.

Taehyung diam, menatap. Perlahan kepalanya menggeleng. "Tidak apa-apa, Tante." Balasnya lembut. "Jungkook tidak akan berpikir seperti itu."

Helaan napas pelan diiringi dengan garis bibir yang menarik senyum ragu. "Tidak bisa, Taehyung-ah. Jika saja Tante sadar lebih cepat dan memperhatikan Jungkook, mungkin jadinya tidak begini."

Taehyung diam, tidak berani membalas apa-apa dan menunggu kelanjutan kalimat dengan jantung berdebar lebih cepat.

"Jungkook sejak lulus sekolah menengah sudah mulai sekolah di rumah, ia sendiri yang meminta sebab ingin menghemat pengeluaran. Awalnya ia ingin belajar mandiri. Namun pada saat itu, sahabat Tante yang merupakan salah satu guru di sekolah swasta, memberi jasanya pada Jungkook bahkan tanpa bayaran sepeserpun." Tutur Ibu Jeon, matanya nampak menerawang seperti menggali ingatan lama. "Tentu saja kami tetap membayarnya. Jungkook anak yang baik, ia paham dengan kemampuan ibunya yang bekerja tak tau waktu ini. Ia tidak pernah mengeluh ataupun marah karena selalu ditinggal pergi bekerja. Ia terlihat menikmati hidupnya" Jeda sebentar. "... walaupun Tante tidak tau yang sebenarnya bagaimana." Lanjutnya.

"Jungkook selalu tersenyum, ia manis sekali dengan matanya yang menyipit mirip bulan sabit."

Taehyung mengiyakan dalam hati, senyum manis Jungkook adalah salah satu aspek yang membuat ia tertarik pada anak itu.

"Namun tidak ada yang tau, apa yang ada di balik senyum manis itu. Ibunya sendiri pun kadang menerka-nerka. Apakah anaknya benar-benar menikmati hidupnya?" Wanita itu bertanya pada dirinya sendiri. "Sampai akhirnya, Tante tau kalau anak ini sakit." Ada kilat mata sedih di sana.

Taehyung masih mendengarkan.

"Kelas dua sekolah menengah ia pingsan di sekolah, kata temannya ia muntah darah di lapangan lepas olahraga. Saat diperiksa rupanya lambungnya terluka sebab ia belum makan dari pagi karena terlalu sibuk dengan kegiatannya, begitu dapat kesempatan ia justru mengisi perutnya dengan lemontea pemberian temannya yang langsung membuat lambungnya bereaksi. Dari situ akhirnya Jungkook ketahuan punya tukak lambung yang sudah mulai memarah."

High HopesWhere stories live. Discover now