High Hopes XIII

825 116 19
                                    

"Susu pisang?"

Taehyung mengangguk, mengetuk-ngetuk dompetnya di atas meja.

"Untuk apa tanya-tanya begitu?"

Taehyung menggeleng sebentar, "aku tidak tau, Yah."

Ayah Kim nampak diam, membiarkan ujung sumpit diam di bibir. Suapan terakhir masih ia kunyah. "Ayah rasa, kalau tidak ada masalah dengan susu dan pisang, tidak apa-apa. Ah, tapi ini tukak lambung sih, ada hubungannya dengan asam lambung. Susu pisang itu agak berisiko sih Bang karena susu dan pisang itu bukan sesuatu yang baik buat dimakan bersamaan." Ujar Ayah Kim. "Memangnya untuk apa, Bang? Abang bukannya suka susu coklat ya?"

"Eh tapi Abang punya tukak lambung dong?! Kok Ayah tidak tau?"

Taehyung menatap ayahnya yang kini mulai menggulung aglio olio-nya dengan wajah agak terkejut. "Bukan buat Abang." Jawabnya singkat.

Ayah mengangguk-angguk, sibuk menarik sumpit untuk membawa gulungan aglio olio masuk ke dalam mulutnya. Matanya tidak lepas dari obsidian milik anaknya. "Jadi buat siapa?"

"Buat Jungkook."

"Uhuk uhuk!"

Ayah Kim nyaris menyemburkan aglio olio setengah kunyahnya. Alis Taehyung naik sebelah, mendorong kotak tisu ke ayahnya yang kini sibuk meraih gelas minumannya.

"Kok gitu responnya?"

Ayah menepuk-nepuk dada usai minum cepat, mengelap bibir dengan tisu. "Ayah kaget." Aduh tenggorokan ayah nampak gatal. "Anak ayah sudah besar dan sudah peduli orang lain selain ayahnya huhu."

Bola mata Taehyung berputar jengah, lelah dengan sikap ayahnya yang selalu merasa bahwa Taehyung adalah makhluk paling cuek sealam raya ini. Terlalu mendramatisir.

"Jungkook sakit, Bang?" Tanya Ayah Kim.

Taehyung mengangguk.

"Tukak lambung?"

Taehyung mengangguk lagi.

"Ah..."

Mata Taehyung melirik ayahnya, ia seperti teringat sesuatu. "Ada apa, Yah?"

"Abang salah kalau mau memberikan Jungkook susu pisang. Boleh sih, tapi jangan sering-sering, kasihan perut Jungkook." Ayah meletakkan sumpitnya, menatap Taehyung dengan tatapan yang tak bisa Taehyung artikan. Aglio olio yang masih bersisa, nampak tidak menarik lagi di mata ayahnya itu.

"Apalagi kalau ia punya food intolerance pada makanan tertentu. Abang harus hati-hati."

Taehyung diam, tangannya bertaut di atas meja. Tidak mengerti. "Kenapa?" Tanyanya.

Ayah menatap Taehyung. Mereka saling tatap dalam keheningan selama beberapa degup jantung.

"Papa Jungkook,

Dulu kecelakaan tunggal karena tukak lambung."


---


Taehyung tidak mengerti.

Kenapa ayahnya begitu luas wawasan dan relasinya. Kenapa ayahnya itu bahkan tau bahkan sampai hal sekecil anjing tetangganya bernama siapa kemarin. Taehyung tidak mengerti. Ayahnya seperti Tuhan dalam dunianya sendiri.

Apalagi lepas pembicaraan yang berubah intens ketika ayahnya tiba-tiba buka suara soal keluarga Jungkook. Soal Papa Jungkook yang pergi lebih dulu karena kecelakaan tunggal. Soal Papa Jungkook yang pergi lima tahun yang lalu, yang mana kalau Taehyung hitung lagi, itu saat Jungkook masih kelas enam sekolah dasar. Masih sekecil itu dan ia harus dihantam dengan realita soal papanya yang pergi lebih dulu. Ayah bilang, ia punya kenalan seorang dokter di rumah sakit kota. Waktu itu ia ada janji dengan rekannya untuk bertemu, sekedar makan siang bersama karena sudah lama mereka tidak melakukannya.

High HopesWhere stories live. Discover now