MHIACP 06 : MENGINAP

683 43 0
                                    

jangan lupa votmennya ya, nanti aku kasih winwin kw

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

jangan lupa votmennya ya, nanti aku kasih winwin kw

•••


Ayyara masuk ke dalam ruangan itu, ia melihat jika anak kecil tadi kini tengah menangis histeris diatas sofa. Sedangkan pak Putra, ia hanya membiarkan sang cucunya itu menangis. Bahkan kini wajahnya sudah memerah, belum lagi keringat yang membasahi rambutnya.

"Permisi pak, bapak manggil saya?"

Pandangan pak Putra beralih pada Ayyara, ia menghembuskan nafasnya pelan lalu mengangguk. Namun sebelum itu, Ayyara menghampiri Cio yang sedari tadi memintanya untuk digendong. Ayyara yang melihatnya sungguh tidak tega, lihatlah sekarang wajahnya. Untungnya sudah tidak menangis, hanya nafas yang tersedu-sedu.

 Untungnya sudah tidak menangis, hanya nafas yang tersedu-sedu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf saya ganggu waktu belajar kamu, nak."ucap pak Putra tak enak.

Ayyara tersenyum kaku, pak Putra menyuruh Ayyara duduk disofa. Diikuti olehnya, bisa ia lihat jika cucunya itu kini berhenti menangis dengan pelukan erat diperempuan itu. Ayyara menepuk-nepuk pelan punggung Cio agar anak kecil itu lebih tenang, sesekali dirinya menghapus keringat di wajah Cio.

Pak Putra yang memperhatikannya sedari tadi kini tersenyum kecil, cucunya itu kini terlihat nyaman dengan salah satu mahasiswinya disini. Biasanya, Cio tak suka dengan orang asing. Bahkan jika dititipkan dirumahnya pun anak kecil itu lebih memilih bermain dikamar ditemani baby sisternya.

Tapi lihat sekarang, ia bahkan tidak mau berjauhan dengan Ayyara yang notabenenya adalah orang asing. Seperti ada ikatan kuat diantara mereka, tadi saat ia ingin menidurkan Cio disofa tiba-tiba anak itu menangis histeris. Bahkan pak Putra sudah menenangkannya dengan segala cara namun nihil, tetap saja menangis.

Karna tidak tau harus memakai cara apalagi, ia menyuruh suruhannya itu untuk mencari nama Ayyara yang menempati jurusan management. Dan akhirnya, cucunya itu berhenti menangis dipelukan Ayyara. Sangat ajaib.

"Unaa hiks."

Ayyara menatap Cio yang kini menduselkan wajahnya pada dadanya. "Ssttt, bobo lagi ya?"bisik Ayyara.

My Husband Is A Cold Pilot [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang