Chapter. 13

2.7K 245 126
                                    


"Josei no Shitai "


"Hai cantik." Berdiri di pintu seraya bersandar pada salah satu sisinya, si pirang itu nampak seksi dan jangkung, kulitnya putih bersih, senyumnya menawan, dan yang paling menonjol, cincin emas yang melingkar di jari manisnya.

Well, ia baru saja bertunangan empat jam yang lalu, dan empat jam kemudian, disinilah dia, di salah satu ruang yang belum pernah dikunjunginya.

Karin hanya mengenakan celana pendek dan t-shirt hitam over size, sepertinya si gadis maroon tak siap menerima tamu.

Lagipula, tamu ini bukan rekannya di squad anbu, melainkan seorang kunoichi yang ia pun tak akrab, mereka hanya saling mengenal nama tanpa pernah bertegur sapa.

"I-Ino?" Gagap, saking tak mampu menutupi rasa kagetnya, kakinya bahkan tersandung keset.

Bagaimana tidak, ini pukul satu malam, dan seseorang yang tak begitu akrab denganmu tiba-tiba nongol di pintu kamarmu.

"Pelan-pelan sayang, kita punya banyak waktu."

Sasuke POV

Dua puluh delapan Desember, salju masih setia menghiasi Desa kelahiranku, ini adalah tempat di mana seluruh emosiku menyatu. Sedih, marah, bahagia, benci, air mata, balas dendam, sakit hati, pengkhianatan, persahabatan—dan beberapa rasa yang aku pun tak mampu mengartikannya.

Ketika usiaku masih belia, aku seperti pria tua yang terbebani oleh ribuan permasalahan, aku jarang bicara, aku tak bergaul, aku tidak tertawa ketika mereka tertawa, aku tidak ikut dalam candaan mereka, dan aku pun tak menganggap mereka sebagai nakama.

Aku adalah manusia yang tercipta untuk kebencian dan penderitaan, beberapa orang bahkan menyebutku sebagai bocah dari Neraka.

Sesungguhnya—aku takut, takut jika orang-orang disekitarku tertimpa kesialan, maka dari itu, kujauhi mereka.

Ayah, Ibu, Kakak, dan seluruh anggota clan Uchiha, mereka telah tiada.

Dulu, mereka sangat menyayangiku, aku bagai pangeran kecil yang disanjung-sanjung.

Dulu, senyum sering menghiasi wajahku, tapi aku tak mampu mengingatnya, kapan itu terjadi, di usiaku yang ke lima, ataukah yang ke enam? Entahlah, tapi itu tak berlangsung lama, semuanya berubah ketika mereka meninggal.

Aku adalah pria yang trauma dengan situasi duka.

Demi Kami-sama, aku tak ingin itu terulang lagi.

Demi Kami-sama, tak boleh satu pun milikku yang harus meninggal.

Demi Kami-sama, akan kukorbankan segalanya agar milikku tak meninggal.

Satu bulan yang lalu, aku hampir kehilangan sesuatu, sesuatu itu sangatlah berharga, bahkan jauh lebih berharga dari nyawaku sendiri.

Anak itu adalah masa depanku.

Anak itu adalah penerusku.

Anak itu adalah kebanggaanku.

Anak itu adalah seorang Uchiha.

Entah dia laki-laki atau perempuan, kami belum tahu pasti. Dia masih berbentuk janin ketika Ibunya berjuang untuk menyelamatkannya. Kami hampir kehilangan dia, tapi takdir masih berpihak pada kami.

Bermula dari sebuah misi menyebalkan.

Aku dan Ibunya dipaksa menikah. Dia adalah Hime Hyuuga, dan aku adalah Uchiha si nuke, terdengar kurang pantas, tapi kami berusaha agar itu terlihat pantas.

Feel My SoulWhere stories live. Discover now