part 17

3.6K 430 2
                                    

"Huaaaaaaa!"
Teriakan dengan disertai tangisan itu menarik perhatian seluruh penghuni mansion di hari minggu ini. Terlihat Minno yang terus merengek pada Jeno karena tidak di belikan escream.

Plak!

Minno langsung terdiam sambil memegang kepalanya, terlihat Jaemin datang dengan Jaeno di gendongannya.

"Ada apa?"
Tanyanya dengan santai, sedangkan Jeno menatap khawatir Minno yang terkena korban kekerasan dari ayahnya.

"Sayang, kamu bisa gak sih jangan mukul terus. Nanti kalau kepala Minno lecet gimana?"
Ucap Jeno dengan wajah khawatirnya menatap sang anak.

"Pukulan ku tidak kuat"
Ucap Jaemin yang masih dengan tampang santainya. Jeno menggeram kesal. Lalu mengelus rambut Minno dengan lembut. Namun Minno langsung menepis tangan Jeno membuat Jaeno yang melihat itu langsung menatap terkejut sang kakak.

"Mommy.."
Ucap Jaeno lirih dengan wajah yang hampir menangis. Jeno yang meringis pelan langsung menoleh kearah Jaeno. Anak itu berusaha menggapainya, meminta untuk digendong. Jeno tersenyum dan langsung menggendong sang anak.

"Kenapa sayang? Kenapa wajahnya seperti itu?"
Tanya Jeno saat melihat wajah terkejut Jaeno.

"Mommy catit?"
Tanyanya sambil mengelus punggung tangan Jeno yang habis dipukul sama Minno. Jeno yang paham langsung tersenyum lembut.

"Enggak sayang. Minno mukul mommy gak kuat kok"
Ucapnya menenangkan sang anak. Jaeno masih panik sedangkan Minno terlihat merasa bersalah.

"Minta maaf sama mommy sana!"
Ucap Jaemin menegur bocah itu. Minno memalingkan wajahnya, ia masih marah. Jaemin yang melihat itu ingin memukul kepalanya lagi. Namun Jeno menghentikannya.

"Sayang! Udah dong!"
Peringat Jeno yang lama-lama kesal sendiri ngeliat Jaemin kasar gitu.

"Kamu lihat sendirikan sikap dia gimana sama kamu?"
Ucap Jaemin.

"Ya tapi gak di pukul juga anaknya"

"Jadi di apain mommy sayang?"

"Di nasehatin. Minno sama Jaeno kan masih kecil. Kalau kamu pukul terus nanti mereka gak bisa masuk tk"

"Terserah kamu"
Ucap Jaemin acuh. Jeno menghela nafas lelah. Sekarang ada dua bayi yang ngambek.

Minno menatap sang ayah tidak terima.
"Daddy angan malahin mommy!"
Ucap Minno dengan wajah garangnya.

Jaemin menatap remeh sang anak.
'Gak sadar diri nih bocah!'
Batinnya.

"Kamu sendiri?"

Keduanya saling tatap dengan tatapan yang sama, ya walaupun Jaemin sebenarnya tidak terlalu peduli dengan tatapan mata bulat itu.

"Udah ih! Kok malah jadi berantem sih!?"
Lerai Jeno. Keduanya saling memalingkan wajah. Jeno kembali menghela nafas.

"Minno, dengerin mommy ya. Mommy mau beliin Minno escream lagi, tapi kan Minno udah habisin es creamnya banyak. Nanti kalau Minno demam gimana?"
Ucap Jeno berusaha membuat anaknya mengerti.

"Tapi..tapi..Minno tan mam ec tliemnya tan cikit mommy. Ndak atan emam"
Ucap Minno yang kembali sesegukan.

"Jadi hanya masalah escream?"
Tanya Jaemin. Jeno mengangguk.

"Hei bocah! Daddy bahkan bisa membelikan mu pabriknya jika kamu mau. Tapi kamu harus dengerin kata mommy. Kalau nanti kamu demam siapa yang repot? Kamu mau buat mommy nangis?"
Ucap Jaemin menatap tajam Minno. Minno yang mendengar itu langsung melengkungkan bibirnya kebawah lalu menggeleng.

"Kalau begitu minta maaf sama mommy"
Ucap Jaemin.

Minno menatap sang ibu dengan mata berkaca-kacanya.
"Solly mommy"
Ucapnya yang hampir menangis.

Jeno tersenyum lembut lalu mengecup pipi Minno dengan lembut.
"Mommy maafin. Kakak pintar ya udah bisa minta maaf sendiri"
Puji Jeno.

"Daddy yang nyuruh, kan?"
Potong Jaemin membuat Minno yang hampir senang langsung merengut kesal. Jeno menatap Jaemin sambil menghela nafas, lalu tersenyum manis kearah dua bocah menggemaskan itu.

"Kalian main sama papa dan mama dulu ya. Mommy mau bicara sama daddy sebentar"
Ucap Jeno yang kini menurunkan Jaeno dan Minno bergantian. Karena Minno sedari tadi duduk di atas meja makan. Setelah kepergian anak-anak. Jeno langsung menarik Jaemin kedalam dapur.

"Ada apa?"
Tanya Jaemin to the point.

"Kamu nanti siang sibuk?"
Tanya Jeno yang sedikit menoleh kebelakang Jaemin. Takut Jaeno masih berdiri disana atau Minno yang ngintip mereka.

"Enggak, kenapa?"
Tanya Jaemin yang hanya fokus pada wajah Jeno.

"Sayang, sore ini jalan-jalan sama anak-anak mau?"
Ucap Jeno dengan mata memelasnya.

"Untuk apa? Biarkan mereka bermain dirumah bersama mama dan papa"

"Mama sama papa kan ada acara nanti siang sampe malem"

"Yaudah main drumah aja"

"Nana ih!"
Jeno memukul lengan Jaemin kesal.

"Kamu bilang aku kasar karena sering memukul Minno padahal kamu juga sering memukul ku"
Ucap Jaemin sambil menoleh kearah tangannya yang habis di pukul Jeno dengan gemas.

"Ya itu beda. Kamu udah besar"

"Apanya?"

"Sayang ih!"
Jeno memekik kesal. Mencubit perut Jaemin.

"Kamu apa-apain sih sayang? Kalo biru gimana?"
Ucap Jaemin dramatis.

"Bohong banget. Perut kamu keras gini!"
Ucap Jeno kesal sambil memukul pelan perut berotot Jaemin.

Jaemin kembali memasang wajah datarnya
"Gak lucu ternyata"

"Apaansih kamu? Jadi gimana?"

"Yaudah. Mau jalan kemana?"

"Taman aja gimana? Kamu mau, kan?"
Ucap Jeno dengan mata berbinarnya.

"Hem. Terserah kamu sama anak-anak"
Balas Jaemin mengangguk pelan. Jeno memekik senang lalu memeluk Jaemin.

"Makasih daddy!"
Teriaknya senang. Jaemin hanya mengangguk dan membalas pelukannya.

"MOMMY MINNO DAN NONO LAPAL!"

"Anak beruang!"
Kesal Jaemin. Saat melihat Minno datang sambil menggeret Jaeno yang hanya diam saja sambil memegang boneka harimau yang di belikan daddy waktu itu.



































VannoWilliams

Dad And Mom (JaemJen)Where stories live. Discover now