01-Semua Tentangku

235 30 165
                                    

"Bagiku, waktu itu sangat berharga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagiku, waktu itu sangat berharga. Bagiku, waktu itu sebuah keistimewaan jika aku menggunakannya dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Sebaliknya, jika waktu selalu kubuang sia-sia, mungkin bisa-bisa aku menyesal kemudian."
***

Aku ... Arkana Syailendra Putra Wicaksono, seorang pelajar laki-laki
di SMA NAGRAHA. Terlahir dari keluarga yang sangat sederhana
itu membuatku selalu dikucilkan oleh teman-temanku, menganggap diriku itu hanya sebatas 'sampah' yang tidak berarti, dianggap pembawa masalah dan lain sebagainya.

Sungguh aku merasa sangat pilu melihat keadaanku, pada saat ini.
Mempunyai persahabatan sejati, itulah yang aku impikan. Namun, sayangnya itu semua hanya sebatas angan-anganku saja. Rasanya sulit bagiku, untuk menemukan teman yang menerima diriku apa adanya.

Aku bersekolah di SMA NAGRAHA. Ya, SMA yang bisa dibilang isinya itu orang-orang berada semua. Penuh dengan kekayaan yang berlimpah dalam hidupnya, mungkin hanya aku saja yang menjadi siswa yang sangat sederhana karena aku sendiri terlahir bukan dari keluarga kaya raya.

Saat ini, aku berjalan menuju ruang kelas XII IPA 1. Beruntung sekali aku bisa masuk ke dalam kelas tersebut, aku dapat masuk ke kelas tersebut karena pada saat psikotes dulu aku
lebih menjurus ke Ilmu Pengetahuan Alam, ya. Sebenarnya aku juga tidak menyangka.

Saat ini kubuka pintu kelas. Tampak teman-teman melihatku dengan tatapan sinis. Aku jadi gimana gitu saat melihat teman-temanku, yang terkesan tidak mau menerimaku.

"Hei, Si Miskin datang," kata seorang temanku.

Perkataan temanku itu membuatku terdiam seribu bahasa. Aku memilih untuk tak menanggapi orang tersebut.
Biarkan saja mereka berkata apa kepadaku, selagi aku tidak suka
membuat masalah, ya akan aku diamkan saja mereka. Kalau aku
melawan, yang ada aku akan terjerumus pada berbagai masalah.

"Hei, Arkana! Ngapain lo masuk sekolah lagi? Lo gak capek apa jadi sasaran kita semua?" cibir Dirta.

"Selagi aku gak suka cari masalah, ya terserah aku, dong. Kalian kenapa kerjaannya hanya ngurusin hidup orang?" tanyaku, spontan aku berkata seperti itu.

"JAGA DIRI LO YA KALAU NGOMONG! LO ITU CUMAN SEBATAS SAMPAH DI SINI. LO KAGAAAAK BERARTI SAMA SEKALI!" celetuk Dirta. Kemudian, seluruh teman-temanku yang berada di dalam kelas menertawakanku. Sungguh itu membuat aku malu juga prihatin, tidakkah mereka memiliki hati nurani? Ya, mau bagaimana lagi. Namanya juga hidup, gak selamanya sama dengan apa yang diharapkan.

"Sudahlah, aku memang sebaiknya tidak terlalu terpaku dengan omongan orang, yang pada akhirnya malah jadi membuatku terpuruk," batinku, berusaha menerima perkataan pahit yang dilontarkan oleh temanku.

Pembelajaran telah berlangsung, Pak Suripto menerangkan pembelajaran. Saat ini, aku benar-benar menyimak pembelajaran dari Pak Suripto.

Kelas yang biasanya selalu heboh, kini menjadi hening. Begitulah ciri khas murid-murid XII IPA 1, riuh ketika waktu istirahat berlangsung ibarat pasar. Namun, kelas menjadi hening ketika jam pembelajaran tiba.

AL: Stand Alone [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang