1

290 138 42
                                    

🍀🍀🍀

"Papa" Panggil anak 10 tahun di seberang jalan memanggil ayahnya.

"Sayang, kamu tunggu disitu ya, papa nyeberang dulu" Balas papanya sedikit berteriak.

"Oke pa" Ucap anak 10 tahun yang bernama Nayla itu.

Nayla Shaka Adikara, anak kedua dari Rustam Adikara dan Siska Wijaya. Sekarang menduduki kelas 4 SD.

"Gimana sekolahnya hari ini?" Tanya Rustam setibanya di samping Nayla.

"Seru pa, nay tadi punya temen baru, dia baru pindah dari kota sebelah, terus dia juga ngajarin nay MTK pa" Ucap Nayla semangat.

"Wah, papa pengen kenalan deh sama temannya nay"

"Kok papa yang jemput nay, biasanya mama"

"Kebetulan papa hari ini kerjanya cuman sebentar, jadi bisa jemput kamu" Rustam mengelus pipi mulus Nayla.

" Ayok kita pulang, di rumah mama udah masakin ayam tepung buat nay" Ajak Rustam.

Rustam menggandeng tangan Nayla saat ingin menyeberang. Dirasa tidak ada kendaraan yang lewat, Rustam mulai melangkah ke jalan raya.

Baru tiga langkah, Tiba-tiba Nayla melepaskan tangan Rustam. Nayla berlari saat melihat seekor anak kucing di tengah jalan.

Tanpa Nayla sadari ternyata ada mobil yang mengarah kepadanya. Melihat itu Rustam dengan sigap berlari dan mendorong Nayla ke tepi jalan.

Naasnya Rustam tidak sempat menghindar dan terjadilah tabrakan, yang mengakibatkan Rustam terpental sejauh 7 meter.

Nayla yang tadinya kaget akibat dorongan Rustam, kembali terkejut melihat kondisi papanya yang tergeletak di tengah jalan. Ia berlari ke arah Rustam sambil menangis.

Sedangkan mobil yang menabrak Rustam itu kabur begitu saja saat melihat warga sekitar mulai berkumpul di dekat mobilnya.

"Papa, bangun pa hiks, jangan tidur di sini pa"

"Pa, jangan tinggalin nay pa, ayok bangun, nay pengen pulang pa, ayok kita pulang" Racau Nayla menggoyangkan tubuh Rustam.

"Hiks, pa jangan tinggal nay pa hiks"

"Hiks hiks, jangan pergi pa"

Nayla terbangun dari tidurnya. Ia bermimpi itu lagi. Mimpi yang selalu menghantuinya selama 6 tahun ini.

Kejadian dimana Rustam kecelakaan itu selalu berputar putar dalam memori otaknya. Apalagi kejadian setelah Rustam dinyatakan meninggal.

"Bagaimana keadaan suami saya dok?" Tanya Siska setibanya di rumah sakit.

"Sebelum nya saya minta maaf Bu, suami ibu tidak biasa kami selamatkan, pasien banyak kehilangan darah dan meninggal saat akan dibawa ke rumah sakit" Jelas dokter.

Siska tak mampu lagi menahan tubuhnya. Ia terduduk di lantai sambil terus menangis.

"Saya turut berduka cita atas kepergian suami ibu. Kalau begitu saya permisi dulu ya bu" Ucap dokter menepuk bahu Siska dan beranjak pergi.

Siska masih setia dengan posisi nya di lantai.

"Ma, papa udah pergi hiks, kenapa papa ninggalin nay, nay masih pengen main sama papa" Tangis Nayla ingin memeluk Rustam.

"Minggir kamu, jangan pernah kamu memeluk suami saya lagi, gara-gara kamu suami saya pergi ninggalin saya" Bentak Siska mendorong keras Nayla.

Nayla terjatuh ke lantai, ia begitu terkejut saat Siska membentak hingga mendorongnya. Sedari kecil ia tak pernah melihat Siska semarah ini.

"Kamu membunuh suami saya, kalau bukan karena kamu yang nakal suami saya nggak bakal ninggalin saya" Siska menampar pipi nayla hingga membuat diri nya menoleh ke kanan.

"Hiks sakit ma, bukan nay yang membunuh papa ma"

"Saya nggak butuh maaf tadi dari kamu anak sialan" Siska kembali menampar pipi mulus Nayla.

"Saya menyesal telah melahirkan kamu"

"Mulai sekarang kamu bukan anak saya lagi, kamu tidak pantas menggunakan marga Adikara" Ucap Siska yang diakhiri dengan tendangan di perut Nayla.

"Bimo, bawa anak ini menjauh dari hadapan saya. Saya tidak ingin melihat wajah anak sialan itu sekarang, wajahnya membuat saya jijik melihatnya" Siska menyuruh sopir nya untuk membawa Nayla.

"Saya mengizinkan kamu untuk tinggal di rumah saya, tapi jangan harap kamu bisa tenang di rumah saya"

"Lagi pula untuk apa saya membesarkan anak sialan seperti kamu, hanya akan membuat keluarga saya menjadi sial" Ucapan Siska membelakangi Nayla.

"Hiks nay minta maaf ma, nay janji nggak bakal nakal lagi hiks"

"Saya tidak sudi kamu memanggil saya mama, SAYA BUKAN MAMA KAMU LAGI"

"Bimo, bawa dia pergi dari hadapan saya SEKARANG" Perintah Siska.

"Baik nyonya" Balas Bimo.

Sepanjang perjalanan menuju rumahnya, Nayla tak henti-hentinya menangis.

"Hiks Pak Bimo, nay jahat ya pak hiks, karna nay papa jadi meninggal hiks"

"Non nggak salah kok, ini kecelakaan Non, bukan Non kok yang salah di sini" Ucap Bimo menenangkan Nayla.

"Tapi mama tadi marah sama nay, mama bilang benci ngeliat nay pak hiks" Racau Nayla.

"Mungkin Nyonya Siska hanya sedikit emosi Non, dia hanya terkejut mendengar papa Non nayla sudah tiada" Bimo kembali menenangkan Nayla dengan mengusap punggung Nayla.

"Non yang sabar ya"

🍁🍁🍁

Jangan lupa pencet ⭐
Bye 👋

UNFORGIVEN (On Going)Where stories live. Discover now