Chapter 11

8 2 2
                                    

Setelah membereskan barang-barang yang akan dipindahkan untuk dirumah yang berada dikawasan Pondok Gede Adriasnyah dan keluarga langsung pergi dan sebelum pergi Adriansyah menitip pesan kepada Liam dan Rina yang merupakan supir baru dan asisten rumah tangga keluarga Adriansyah untuk tidak memberitahu keberadaan mereka berempat kepada siapapun, sementara Al hanya diam termenung saja didalam mobil sambil menunggu Adriansyah berbincang pada Liam dan Rina, Killa yang melihat Al diam saja hanya mengelus lengan Al dengan lembut seolah semuanya akan baik-baik saja dan Al akan segera sembuh dari apa yang menimpanya.

"Keputusan kamu sudah bulat untuk kita pindahkan Al?" tanya Adriansyah memastikan sebelum benar-benar pergi dari rumah.

Nafilla dan Killa menatap Al sedu sedangkan Al hanya mengangguk pelan sambil menghela nafasnya pelan.

"Yasudah kalau gitu kita berangkat," ujar Adriansyah.

"Pak, kita jalan," sambung Adriansyah pada Louis yang ikut pada keluarga Adriansyah untuk pindah juga.

Setelah mobil mereka keluar dari perkarangan komplek tepat sekali Kia baru saja sampai dirumah Al Kia melihat sekitar rumah Al tampak sepi lalu Kia keluar dari mobil untuk memanggil Al.

"Assalamualaikum Al," ujar Kia dengan menepuk pagar rumah Al dan juga memencet tombol bel yang berada disamping pagar.

Sepi tidak ada jawaban dari dalam rumah, Kia mengintip sedikit dipagar dan rumah Al memang tampak sepi sekali tidak seperti biasanya. Dan tak lama Liam membuka pagar.

"Maaf siapa ya?" tanya Liam.

"Al nya ada?" tanya Kia sopan.

"Oh Tuan Al tidak ada dirumah," balas Liam.

"Keluarganya?"

"Sama Mbak, mereka sedang tidak ada dirumah,"

"Kalau boleh tau kemana ya Pak?"

"Aduh kalau itu saya kurang tau Mbak soalnya mereka nggak ada bilang kemana," ujar Liam dengan berdusta.

"Sejak kapan Pak?"

"Udah lama Mbak," balas Liam berbohong.

Jawabannya Liam sangat membuat Kia bingung sekali, sejak kapan keluarga Al pergi, kenapa Al tidak memberitau Kia terlebih dahulu pertanyaan demi pertanyaan muncul di otak Kia yang semakin membuat Kia bingung, heran, kecewa, kesal menjadi satu.

"Yasudah kalau gitu saya permisi dulu ya Pak, kalau mereka pulang bilang aja Kia nyariin Al ya," ujar Kia dengan menitip pesan pada Liam.

"Baik Mbak nanti saya sampaikan," balas Liam.

Kia masuk kedalam mobilnya untuk segera pulang, didalam mobil Kia masih merasa sangat bingung apa yang terjadi pada Al sebenarnya, apakah Al kecewa dengan Kia, apa Al bosan bersahabat dengan Kia sungguh membuat Kia tidak mengerti akan hal itu semua. Kia mencoba menghubungi Al tapi ponselnya tidak aktif lalu Kia mencoba menghubungi Killa dan lagi ponselnya tidak aktif juga membuat Kia semakin kesal, kecewa, marah pada Al.

"Lo sebenarnya kenapa sih Ba? Kenapa lo seakan-akan menghindar dari gue?" ujar batin Kia lirih.

****

Saat sampai dirumah Kia langsung menuju kamar panggilan dari Kaira tidak Kia hiraukan karena hatinya sedang tidak baik-baik saja, Kia menghempas totebagnya sembarang tempat dan menghempaskan tubuhnya kekasur sambil menangis.

"ARGHHH!" teriak Kia kesal.

"Sayang kamu kenapa hei?" ujar Kaira yang berada diluar kamar Kia, Kaira ingin masuk tapi pintu kamar Kia dikunci.

Kia tidak menjawab pertanyaan Kaira, Kia tetap saja terus menangis kecewa.

"Al lo jangan kayak gini dong jangan buat gua bingung Al," ujar Kia lirih.

"Sayang buka pintunya Mama mau ngomong,"

Kia membuka pintu kamarnya sementara Kaira menatap bingung ke arah Kia, Kia langsung memeluk Kaira sambil menangis sesegukan.

"Mama!!!" ujar Kia menangis.

"Kamu kenapa nak?" tanya Kaira bingung.

"Al Ma Al,"

Kaira menautkan alis matanya tidak mengerti. "Kenapa Al ada apa dengan Al sayang?" tanya Kaira bingung.

"Al pergi ninggalin Kia Ma seolah Al menghindari Kia,"

"Kenapa gitu apa kalian lagi berantam?"

"Nggak Ma, Al pergi gitu aja tanpa kasih tau Kia, Kia nggak mau Al pergi udah cukup Papa aja yang pergi jangan Al Ma," lirih Kia dengan menangis terisak-isak.

"Kamu udah cari dia?"

"Udah tadi Kia pergi kerumahnya tapi katanya mereka nggak ada, ponselnya juga nggak aktif, ponsel Killa juga nggak aktif Kia bingung Ma apa Kia ada salah sama Al?"

"Suttss kamu jangan mikir yang nggak-nggak ya, mungkin Al dan keluarganya lagi liburan terus mereka nggak sempat kasih tau kamu,"

"Tapi Ma,---"

"Udah kamu tenangin diri kamu dulu ya besok coba cari Al lagi, besok kamu nggak ada jadwal kan?"

Kia mengangguk pelan, Kaira mengusap wajah putri semata wayangnya. "Udah ya jangan nangis lagi, kalau Al tau kamu nangis pasti dia marah karena dia nggak mau ratunya ini nangis kecuali nangis bahagia," ujar Kaira dengan menghibur Kia.

"Kia nangis gara-gara Al yang bikin Kia bingung," balas Kia kesal.

"Kamu harusnya pikir positive bisa aja Al dan keluarganya lagi ada urusan yang mengharuskan mereka keluar kota mungkin,"

Kia menghela nafasnya pelan dan tersenyum. "Mungkin Ma, makasih ya Ma udah tenangin Kia," ujar Kia.

Kaira mengangguk sambil tersenyum dan mengelus kepala Kia lembut.

****

"Untuk sementara kita tinggal disini dulu sampai Al sembuh dan kita harus jaga rahasia ini demi Al kita hanya fokus pada kesembuhan Al dulu," ujar Adriansyah setelah sampai dirumah yang berada dikawasan Pondok Gede.

"Dan mulai besok kamu Al harus menjalani terapi agar kamu bisa sembuh atau setidaknya bisa mengurangi hal aneh yang ada di diri kamu," ujar Nafilla.

Al mengangguk saja tanpa berbicara dan ia langsung menuju kamar yang sudah disiapkan sebelumnya.

"Pa, Bunda sedih liat kondisi Al sekarang," ujar Nafilla lirih.

Adriansyah merangkul Nafilla. "Semuanya baik-baik aja Bun dan Al pasti segera sembuh," ujar Adriansyah.

"Pa, Bun gimana dengan Kak Kia? Dia kan nggak tau kalau kita pindah pasti dia cari Abang Al kerumah," tanya Killa.

"Ini semua permintaan Abang kamu Kil, jadi kita harus hargain cepat atau lambat pasti Kia tau apa yang sebenarnya terjadi dan Papa yakin pasti Kia memahaminya," balas Adriansyah.

"Killa mau Abang Al yang dulu Pa, Killa nggak mau Abang Al kayak gini, Killa kangen Abang Al jailin Killa," ujar Killa lirih.

"Killa untuk sekarang Abang Al lagi mencoba menerima apa yang menimpanya sekarang pasti cepat atau lambat Abang Al bisa kayak dulu lagi makanya kita harus rajin berdoa buat kesembuhan Abang Al," balas Nafilla.

"Bun selama Papa kerja Bunda dan Killa harus jagain Al ya karena kata Dokter Jefri jangan biarin Al sendiri kalau Al sendiri pasti pikirannya sudah diluar logika dan akan melakukan sesuatu yang diluar logika kita," ujar Adriansyah dan diangguki oleh Nafilla dan Killa.

Halo terimakasih yang sudah baca semoga suka ya!

Jangan lupa vote, komen, dan share!!!

Happy reading and enjoy!!

Love u😘

Sisa RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang