Silence Night

3.3K 335 23
                                    

Kesunyian malam adalah penenang terbaik...


Karina sudah melangkah keluar dari apartement Jeno, namun tangannya ditahan oleh tunangannya itu, ia ditarik kembali ke dalam apartement, Jeno menghempaskan tubuh Karina ke tempat tidur lalu ia menindihnya dengan tatapan tajam.

"Katakan kalau kau mencintaiku" ujar Jeno penuh penekanan

Karina meneteskan airmata lalu mengangguk, "Aku mencintaimu, sangat"

"LALU KENAPA KAU MELAKUKAN SEMUA INI HAH!!!"

Teriakan Jeno membuat Karina menangis ketakutan, tubuhnya bergetar saat Jeno mencengkram rahangnya.

"Aku tidak akan melepaskanmu, aku tidak bisa melepasmu, kau harus jadi milikku Karina, kau bilang mencintaiku bukan? Jadi patuhlah pada orang yang kau cintai sayang" ujar Jeno sambil mengelus bibir kekasihnya

Karina kembali meluruhkan airmata nya dengan wajah ketakutan, "J-jeno, a-aku..."

"Ssstttt kau tidak boleh berkata apapun, kau tau ibuku sedang terkapar tak berdaya di rumah sakit, jadi kau juga harus melakukan hal yang sama, tapi aku tidak akan menyiksamu sayang, aku akan membuatmu terkapar dengan kenikmatan hmm"

Karina menggelengkan kepalanya, menangis ketakutan, "Jangan hikks jangan Jeno" ujar Karina lirih

Jeno tertawa keras seperti orang gila, "Hei, kau ketakutan hmm? Astaga calon istriku ini ketakutan padaku? Hei aku ini calon suamimu, tenang saja hmmm" ujar Jeno sambil mengelus pipi Karina

"Kita bisa menghabiskan waktu berdua disini selamanya Karina, kau dan aku, tidak ada yang akan mengganggu kita berdua"

Karina kembali menggelengkan kepalanya, "Ti-tidak jangan Jeno, maafkan aku hikks"

"Maaf? Setelah semua yang terjadi pada ibuku? Maaf? Wanita sialan, aku akan membuatmu menyesal telah hidup" ujar Jeno lalu mulai mencium Karina kasar dan menyentuh wanita itu dengan kasar.

Karina menangis terisak, mencoba menghentikan Jeno namun tenaganya tak sebanding. Karina sudah pasrah, ia sudah lelah melawan, namun suara teriakan menyadarkan Karina, ia menatap ke arah sumber suara.

"LEE JENO!!!"

Teriakan itu menghentikan Jeno, ia menoleh menatap tajam ke arah sumber suara. Suara yang familiar, suara itu adalah suara sang mantan kekasih.

"Eonnie" ujar Karina lirih

Yeeun mengepalkan tangannya, ia marah, bukan marah karena melihat Jeno dengan adiknya tapi marah karena Jeno melecehkan adiknya. Dengan langkah cepat ia menarik Jeno lalu menampar laki-laki itu.

Plakkk

"Brengsek, iblis jahat" ujar Yeeun dengan tatapan tajam. Setelah melihat semua perlakuan Jeno pada adiknya, darahnya mendidih, ia memang mencintai laki-laki itu tapi melihat adiknya diperlakukan seperti hewan membuatnya emosi.

Bagaimanapun Karina adalah adiknya, adik yang memiliki darah yang sama dengannya, adik yang sejak lama selalu ia sayangi dan lindungi walaupun pada akhirnya adiknya selalu tersakiti tapi ia tidak bisa melihat adiknya menderita lagi.

"Kau benar-benar brengsek Lee Jeno"

"Kau mengataiku brengsek? Lalu adikmu itu apa hah?"

Yeeun menatap tajam ke arah Jeno, "Adikku? Tentu saja malaikat, jangan sama kan adikku dengan iblis sepertimu" ujar Yeeun lalu duduk di samping tempat tidur sambil memperbaiki penampilan Karina lalu memeluk adiknya.

"Tidak apa-apa, eonnie disini, ayo kita pergi dari sini" ujar Yeeun sambil mengelus kepala adiknya yang masih menangis.

"Sekarang kau membelanya? Bukankah kau membencinya" kata sambil tertawa sarkas, ia menatap pasangan adik kakak itu.

Between Hate and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang