O1. Sedikit cerita

294 86 152
                                    

"Dia hanya manusia biasa yang bisa merasakan bahagia dan sakit dari sisi dunia yang diberikan, tak ada yang sempurna didunia ini."

•••

satu

dua

tigaa,huhh..

Tak ada suara apapun disini, hanya ada hening hembusan angin menerpa wajah cantik nya serta gelombang kecil yang terlihat diatas danau didepan nya ini.

"Gue terlalu capek sama lelucon Tuhan ini. Bercanda nya kelewatan.. Antara gue yang gampang nyerah atau cobaan ini aja yang terlalu berlebihan?.. "Ucapnya melirih dengan tatapan yang masih mengosong kedepan sana.

"Bodoh! Dasar Bodoh!"

Seorang gadis berambut sedada itu, tengah terduduk lesu disalah satu bangku taman, dengan layu, tatapannya tertuju pada sang senja yang siap tenggelam dan disusul dengan bulan yang akan menggantikan nya

Setidaknya, matahari itu selalu menempati janji nya, kan?

Matahari selalu menempati janji nya, yang akan pergi sesaat dan kembali lagi esok hari nya, tapi...., dia? Tidak, tidak, dia bukan matahari, tapi bintang.

Karena, bintang dan dia itu sama, akan selalu datang tepat waktu namun keesokannya selalu datang secara acak, seperti tak berniat hadir.

Gadis itu -dia, Aletta artaya- terdiam duduk sendiri dibangku taman menatap senja disinggah sana dengan tatapan yang kosong, terlihat dari mata nya, ada kesedihan, kekesalan, kekecewaan, menjadi satu disana, intinya ia lelah untuk saat ini rasanya ingin menyerah.

Menatap genangan air yang banyak berkumpul didepan nya dengan tatapan sendunya.

"SIALAN LO! KURANG HAJAR! LO BENER-BENER BRENGSEK, JER! ENYAH LO SEKARANG JUGA!" Teriak nya penuh tekanan yang menggema.

Air mata yang kembali menetes dengan paksa, karena cukup lelah mengeluarkan diri sejak tadi tanpa henti, namun kini sang pemilik hati tengah membutuhkan nya.

hari ini sungguh sangat menguras tenaga nya —tidak, setiap saat, salah satu nya adalah kekasih nya, kekasih nya itu baik, hanya saja

dia tidak suka, tidak suka dinomor duakan...

Lagi pula, siapa yang mau dinomor duakan oleh pacar sendiri?

Ia tak masalah sebenarnya, jika harus dinomor duakan dengan tugas nya, mama, atau keluarga nya, tapi, semua nya salah...

Dia, lebih memprioritaskan dan menjadikan mantan nya sebagai nomor pertama dalam hidup nya, setelah nya, dua, dirinya.

Rasanya status keduanya itu tak berguna. Ada namun terasa lenyap. Terlalu sia-sia ia memprioritaskan kekasih nya, ketika Aletta lebih mementingkan kekasihnya dari segalanya, sayang nya Jerry -kekasih Aletta- malah lebih mementingkan Kyla -mantan Jerry- daripada dirinya, sang pemilik status kekasih baru nya.

Bodoh, nya.

Aletta hanya mengiyakan segala ijin 'dia' pada urusan nya, padahal, urusan nya selalu berurusan dengan mantan nya, semisalnya; mengantar Fotocopy, padahal Aletta pun butuh, lalu, makan bersama dikantin, padahal.. Aletta pun sama, ia ingin juga makan bersama kekasih nya, tapi kenapa harus selalu mantan nya yang selalu terlihat? kenapa hanya mantan nya yang selalu diutamakan? Lalu keberadaan dan Status yang masih bersama Aletta, untuk apa?

Pernah-sering, sih. Dia bilang,
hanya mengantarkan sang mantan itu untuk pulang, lalu Aletta? Dia akan dengan mudah mengucapkan 'iya, gpp. anterin aja, kasian' bodoh? Bahkan, Aletta akan memilih pulang sendiri, atau ikut nebeng dengan Juna—temannya— kasian,

Senja Harapan [OG - Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang