7

3.7K 435 96
                                    

.

.

Selamat membaca

.

.

Setelah latihan penuh semangat itu, Boboiboy Gempa langsung menyenderkan tubuhnya ke sebuah batu besar. Latihan ini cukup menguras tenaganya, bahkan ada beberapa luka gores di lengan dan wajahnya karena latihannya.

Tiba-tiba dia merasakan bekas luka gores itu menjadi dingin dan lama kelamaan nyerinya menghilang, dia melihat sang pujaan hati, [Y/N] sedang menggunakan teknik penyembuh pada dirinya.

"Gimana? Sedikit lebih baik?" tanya [Y/N].

"Ha'ah, terima kasih." jawab Gempa sambil tersenyum hangat. [Y/N] ikut tersenyum melihatnya. [Y/N] duduk di sebelah Boboiboy Gempa.

"Kau ada peningkatan kat kuasa penyembuh kau? Aku rasa macam sejuk je bila kau guna." tanya Gempa.

"Iya, aku membuatnya menjadi sedikit lebih cepat dan menambah rasa sejuk ketika aku menggunakannya." jawab [Y/N].

"Bagaimana dengan latihan Ais dan Blaze?" tanya [Y/N].

"Entahlah, aku tak nampak diorang latihan. Sekejap lagi balik lah tu." jawab Gempa dengan santai.

Sambil menunggu kedua elemental itu, Boboiboy Gempa dan [Y/N] mengobrol tentang beberapa hal. Dimulai dari tingkat latihan sampai di mana dia mendapatkan peningkatan yang cukup terlihat. Selang beberapa menit, Boboiboy Blaze dan Ais datang dengan wajah yang murung.

Blaze langsung merebahkan dirinya ke tanah, tidak peduli debu atau kotoran yang menempel di bajunya. Ais duduk di dekat [Y/N].

"Kalian kenapa? Kok mukanya murung gitu?" tanya [Y/N].

"Haish, susah lah nak tembak si pokok Bak Bak tu!" ungkap Blaze dengan kesal.

"Ha'ah, dah berkali-kali kitorang cuba. Tapi tak kena satu pun." ujar Ais.

"Korang kena betulkan kuda-kuda yang Tok Kasa ajarkan. Baru boleh kena." kata Gempa, [Y/N] mengangguk setuju.

"Yang dibilang Gempa benar, mungkin kuda-kuda kalian sedikit kurang tepat." sahut [Y/N].

Setelah beristirahat, sekarang [Y/N] yang kebagian latihan. [Y/N] memutuskan untuk meningkatkan kelincahan dan kekuatan pukulannya. Dia meminta Gempa untuk menciptakan beberapa batu besar dan dilemparkan ke arahnya. Awalnya Gempa tidak yakin, bahkan walaupun [Y/N] bisa menghancurkan batu-batu itu dengan sangat mudah, tapi [Y/N] memastikan Gempa kalau tidak akan terjadi apa-apa. Akhirnya Gempa iya-iya aja.

Ais dan Blaze anteng banget mau nontonin mbak [Y/N] latihan. [Y/N] menyiapkan kuda-kudanya, memberi tanda kepada Gempa kalau dia sudah siap. Gempa mengangguk lalu menciptakan beberapa batu dan meluncurkannya ke arah [Y/N].

CRASHH!!!

DUARR!!!

Batu-batu itu dengan mudah hancur terkena pukulan [Y/N]. Bisa Gempa lihat kalau secara perlahan, sebuah energi berwarna coklat mulai menyelimuti kepalan tangan [Y/N]. Itu terlihat sangat kuat. Sesekali Ais dan Blaze yang menjadi penonton bergidik ngeri karena melihat [Y/N] mampu menghancurkan batu-batu besar itu sampai menjadi seperti kerikil.

Stronger With U √Où les histoires vivent. Découvrez maintenant