Take 25 - Rewrite the Stars

6.6K 903 73
                                    

"You look awful today. Udah baikan?" Audy—sang asisten—melayangkan tatapan khawatir begitu melihat sang bos masuk dengan wajah pucat.

Untuk pertama kalinya, Agni si workaholic membatalkan beberapa skedulnya, seperti rapat internal mengenai "Rock the Stage" dan mengutus Audy bersama Valdo untuk mewakilinya dalam monitoring episode terbaru dengan Bang Handa, selaku sutradara. Jika bukan karena rapat besar perusahaan, yang mewajibkan seluruh produser hadir dalam rangka menyambut ulang tahun KBC TV yang ke 16 tahun ini, dirinya akan membolos seharian.

Agni menarik kursi di meja rapat lalu menjatuhkan diri di sana dan meminum espresso double shot dinginnya, mencoba mengabaikan tatapan rekan setimnya.

"Kenapa lo masuk, Ni? Lo kan masih sakit," tegur Valdo yang duduk di hadapannya.

Ia menggeleng. "Cuma pusing dikit." Jelas bohong, karena sejak semalam kepalanya berdenyut nyeri, menangis terlalu lama memang selalu membawa efek buruk pada tubuhnya.

"Sampai nggak pakai make up begitu. Pucet banget loh, Mbak," imbuh Amel beranjak dari kursinya dan bergabung ke area rapat yang berada sisi seberang kubikel-kubikel.

Wanita itu mengeluarkan kacamata hitam dari tas dan memakainya. "Beres, kan?" Agni mengernyit saat menyadari teman-temannya ini sudah mengerubutinya. "Kenapa pada ke sini? Udah sana Mel, ngedrakornya dilanjut lagi." Ia mengarahkan dagunya pada layar komputer Amel yang menampilkan potongan adegan Drama Korea.

Audy berdecak. "Kita khawatir lah, Mbak. Lo nggak pernah sekali pun izin sakit. Niatnya abis pulang kerja mau kita tengok. Eh, elonya malah tiba-tiba muncul di kantor."

"Ada rapat. Emang lo nggak diundang, Dy? Sama Bang Valdo juga kayaknya diundang," jawab Agni.

"Iya, diundang. Udah ada perwakilan kita juga, nggak usah berangkat harusnya. Istirahat aja di rumah," Valdo menyahuti.

"Tadi gimana monitoring sama Bang Handanya?" Tidak ingin obrolan ini terus-terusan terfokus padanya, Agni pun mengalihkan obrolan. Beruntung, Valdo dan Audy menjawabnya dengan serius. Mereka memberitahukan beberapa adegan yang di-cut tidak akan berpengaruh dengan kesatuan skenario. Sang asisten menambahkan, Kaivan dan Leona mendapat screen time lebih banyak dari episode lalu karena antusias pasar.

"Guys, sepuluh menit lagi rapatnya dimulai. Yuk?" ujar Audy setelah melihat jam yang tertera di layar ponselnya.

Salah satu budaya yang Agni senangi di tempatnya bekerja adalah tidak ada jam karet di sini. Apalagi rapat-rapat yang berkaitan dengan acara besar. Rapat ini akan dihadiri banyak pejabat penting, mulai dari direktur keuangan, direktur operasional, dan tentu saja salah satunya adalah eksekutif produser, Raki Akbar Rajata.

Selama setengah jam Agni menahan kantuk mendengarkan susunan rencana pelaksanaan acara ulang tahun mulai dari rencana keuangan, sponsorship, dan acara. Seperti tahun-tahun sebelumnya, acara ulang tahun KBC TV akan dimeriahkan meriah selama seminggu. Runtutan acara dimulai dari diadakannya bazar makanan—bekerja sama dengan program acara yang berkaitan kuliner—, sampai menggelar konser akbar yang dihadiri musisi papan atas.

Biasanya, Agni tidak terlalu terlibat dalam acara perayaan ulang tahun KBC TV. Namun, tahun ini lain cerita, karena program acara yang ia ciptakan. Gabriel, selaku project leader, menginginkan para musisi "Rock the Star" tampil di konser akbar sebagai puncak perayaan. Ya, walaupun tanpa program ini pun, ia yakin para musisi itu pasti akan jadi tamu undangan, minus Numa dan Dewata karena mereka adalah musisi pendatang baru. Meskipun hal ini menambah beban baru untuknya, tapi Agni senang. Proyek ini, mungkin akan jadi panggung besar pertama dengan ribuan penonton bagi Numa dan Dewata.

Love SicktuationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang