03. Kesedihan yang menjadikan kami akrab

151 28 8
                                    

💮💮💮

Summer Night

💮💮💮

Chapter 03.

.

.

.

Aku bertemu dengan Ibu Taehyung dan adik Taehyung yang usianya baru empat tahun.

"Aku menemukan perempuan cantik di tengah perjalanan pulang, jadi aku bawa saja ke rumah."
Itu kata Taehyung ketika Ibunya dan adiknya menatapku.

"Dia bisa menjadi kakak perempuanku?" Adik Taehyung laki-laki, matamya mirip seperti mata Taehyung hanya saja versi yang lebih jernih dan polos.

"Boleh," jawab Taehyung.

Aku berdiri celingukan ketika adik Taehyung melompat-lompat ingin di gendong olehku.

"Gendong-gendong kakak!"

"Ye Joon jangan merepotkan kakak cantikmu." Ibu Taehyung mengambil alih adik Taehyun dan mengendongnya. "Selamat datang, silahkan masuk.." dia menyapaku dengan ramah, aku membungkuk untuk menyapa ibunya Taehyung.

"Maaf, mendadak datang kemari." Kataku.

"Tidak perlu sungkan, aku senang Taehyung membawa temannya ke sini."

"Ibu, dia pacarku, namanya Im Jaehye. Dia tinggal di kompleks perumahan Danae." Taehyung mengenalkanku pada Ibunya sebagai pacarnya, aku pikir ini rencana keduanya.

Aku tersenyum pada ibu Taehyung, "Salam kenal, maaf kalau aku akan merepotkan ibu untuk ke depannya." Aku kembali membungkuk.

"Haha, tidak. Aku yang harusnya berterimakasih karena mungkin Taehyung yang malah merepotkanmu." Aku menoleh pada Taehyung yang terlihat santai di depan orang tuanya.

"Taehyung laki-laki baik," aku tidak tahu harus berkata apa, jadi hanya itu yang terlintas di kepalaku.

"Sudah bu, kami mau ke lantai atas." Taehyung menuntunku dengan lembut di depan Ibunya.

"Mau ikut~ mau ikut~~"

"Jangan, Ye Joon main masak-masak saja dengan Ibu. Ibu mau bikin ice cream." Ibu Taehyung tersenyum sebelum pergi ke bagian belakang rumah.

Aku mengekori Taehyung yang menuntunku. Genggaman tangannya di pergelangan tanganku begitu mantap. Punggung Taehyung juga dari belakang terlihat lebar dan kuat. Taehyung lebih tinggi dari ka Yoongi. Begitu kami sampai di dalam kamar Taehyung, aku menyentuh tangan Taehyung yang menuntunku. Aku memperhatikan tanganku yang menyentuh kulit lengannya. Mengingatkanku pada seseorang.

"Ka Yoongi?"

Waktu itu aku berumur tujuh tahun, dan ka Yoongi berumur tujuh belas seusia denganku hari ini. Ka Yoongi menuntunku ketika kami pergi keluar rumah untuk membeli bahan makanan yang ibuku suruh atau ibunya, katanya aku selalu berkeliaran kemana-mana jadinya dia menuntunku. Aku bahkan ingat aku suka jatuh kalau tidak dituntun ka Yoongi atau menubruk orang lain di jalan. Aku terlalu asik menatap wajah ka Yoongi sampai tidak memperhatikan jalan.

"Ada apa?" Tanya Taehyung, dia melihat tanganku. Lalu genggamannya dia lepaskan dari pergelangan tanganku. "Apa aku menyakitimu?"

Aku mengeleng, "Tidak," mendongkak pada Taehyung yang begitu tinggi dibanding denganku. "Berapa tinggimu?" Taehyung mengerutkan keningnya.

"Tiba-tiba?"

"Iya. Penasaran." Aku melepaskan lengannya, membuka cardiganku dan membuka kancing teratas piaya yang aku pakai.

Summer Night. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang