08. Tuyul

44.6K 4.8K 258
                                    

Uy follow dwong 🥺

Cie yang gue ghosting kemarin, maaf weh lupa🤣🤣

Enjoy~


Blumm~ Blumm~

Reina menggigit sepuluh jari saking gemasnya melihat sang putra yang kini tengah bermain mobil-mobilan, dan mulut itu terus menirukan suara mesin mobil. Eits! Jangan salah, mobil itu memang mainan, tapi harganya tak main-main. Di lapisi oleh emas.

Saat ini Narengga bersama Reina berada di ruang keluarga. Karena bosan, Reina mengajak anaknya bermain. Namun hanya Naren yang bermain, ia masih ingat umur kok.

"Oyen ekolnya jangan tuil-tuil begitu!"

Narengga sebenarnya menaikki mobil mainannya bersama dengan seekor kucing yang menyasar di kamarnya kemarin malam. Kucing berada di depan dan dia di belakang, tentu kucing itu terus menggeram marah karena ekor nya kegencet.

Kucing oren itu melompat dan berlari meninggalkan Narengga sendirian. Tak tinggal diam, Narengga berdiri dan mengejar kucing itu sampai dapat.

"Oyen tungguin Nalen!"

Kucing oren itu berlari ke dapur diikuti oleh Narengga. Di dapur para maid yang tengah bekerja tetiba kaget karena melihat Tuan muda mereka berlarian. Bahan-bahan masakan berceceran mengotori lantai, tepung yang berada di atas lemari tertumpah dan mengenai seluruh tubuh Narengga. Bahkan baskom tempat tepung itu juga jatuh ke kepala Narengga. Penglihatannya terganggu karena baskom berwarna merah itu jatuh tepat di kepala.

Kepala Naren terantuk rak piring dan tubuhnya oleng ke samping kalau tidak ada orang yang menahan tubuhnya.

"Oyen bantuin Nalen ya?" Penglihatan Naren gelap, karena kepalanya berada di dalam baskom merah.

"Baby kok kayak jamur"

"Eungg? Abang Lay?" Orang yang menahan tubuh Naren tadi adalah Ray.

Narengga terlihat persis seperti jamur merah dengan tubuh pendek seperti ini. Reina terbahak melihat wajah sang putra di penuhi oleh tepung.

"Aduh-aduh tinggal di goreng doang ini mah"

Narengga memajukan bibirnya menatap garang mommy. Ia mengedarkan penglihatan dan melihat objek yang ia cari tadi malah dengan asiknya memakan ikan-ikan yang terjatuh akibat ulahnya berlari-larian tadi.

"Ih oyen bahagia di atas pendelitaan Nalen huh!"

Narengga berkacak pinggang dan pergi dari dapur meninggalkan abang Ray dan mommy Reina yang masih terbahak. Ia menghentakkan kakinya kesal.

"TUYULL!!"

Narengga terkejut setengah mati mendengar teriakkan melengking seseorang, orang-orang rumah juga berlarian akibat suara Haven yang menggelegar.

"Apa?! Ada apa?!" Tanya Tristan memaksa agar Haven mengatakan apa yang terjadi sebenarnya.

Narengga melihat kondisi mansion kacau, orang-orang juga pada heboh membuatnya kebingungan di tempat.

Mana? Di mana tuyul? Hari memang menjelang maghrib jadi hantu-hantu berkeliaran.

Haven menunjuk Narengga dengan raut ketakutan, "I-itu tuyul. Tuyul goodlooking"

Mereka mengikuti arah tunjuk Haven dan terdiam di tempat. Melihat semua keluarganya terdiam, Narengga juga melirik ke belakang karena Haven menunjuk ke arahnya. Namun nihil, tidak ada siapapun di belakangnya. Naren baru ingat jika hantu tak terlihat. Berarti tuyul itu benar-benar ada di belakangnya.

"Hiks... jangan ngomong tuyul hiks... abang nakal!! Hiks... tuyulnya botak nda? Hiks.."

Mia menatap horor Haven.

Narengga||✓ [END]Where stories live. Discover now