09. ritual malam(?)

26.8K 2.3K 273
                                    

Rintihan tangis Jaemin terdengar di sepanjang jalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rintihan tangis Jaemin terdengar di sepanjang jalan. Jeno sejak tadi tidak mau berbicara dengannya, bahkan sekali dia angkat bicara malah mengatakan Jaemin orang yang bodoh.

Si kelinci mempoutkan bibirnya seraya menarik kecil lengan Jeno yang tengah menyetir. "Jeno-yaa" panggilnya.

Jeno tak menggubris. Dia masih kesal bagaimana bisa Jaemin sebodoh itu? Pergi kencan bersama senior gila. Apalagi dalam keadaan mabuk seperti itu, telat sedikit Jeno akan kehilangan segalanya.

Ia kembali menarik lengan Jeno. Jeno menggeram kecil, menepikan mobilnya di pinggir jalan yang lumayan sepi. Hanya ada segelintir pengendara mobil yang melalui jalan ini.

"Jeno masih marah??" mata bulatnya nampak meredup. Bibirnya mengerucut.

"Masih perlu di tanyakan?" Ia balik bertanya dengan alis menyatu.

Lelaki submisif di depannya menggeleng. Kepalanya masih pening, namun tidak sepening tadi. Jeno sudah menyelamatkannya dari Kun, kalau tidak ada Jeno. Pasti hal buruk telah terjadi padanya.

Baiklah, mungkin kali ini Jaemin akan mempercayai Jeno sebagai pelindungnya.

"Maaf, aku minta maaf"

"Hm"

"Jenoo!! Maafin Nana yaya??" Jaemin mengangkat lengannya sedikit ke udara. Bagaimana bisa Jeno tahan melihat tingkah laku bocah kelinci ini?

"Tidak" dengus Jeno, masih menatapnya dingin.

Jaemin mencebik. Melipat lengannya di depan dada. "Yasudah"

Dia menyerah begitu saja?!

"Jeno pelit!" sinis si kelinci, balik menatap Jeno tajam.

Pengaruh alkohol?

Jeno berdehem pelan. Mengabaikan tatapan tajam si kelinci manis.

"Jeno ahh!! Maafin aku!!"

"Kok maksa?"

"B-biar?? Biarin! Aku istrimu"

Jeno mengangkat sudut bibirnya, menyeringai kepada Jaemin. "Hm?"

"Aku istrimu" tukas Jaemin lagi.

Si dominan mencondongkan badannya ke arah Jaemin. "Yakin?"

"Uhm . ." matanya mengerjap beberapa kali. Jeno mempersempit jarak di antara mereka. Obsidian kelamnya menatap Jaemin lekat-lekat seraya mendekatkan wajahnya kepada Jaemin. Jaemin menahan napasnya sejenak "J-je . . no, mmppp—"

Bibirnya menari di atas bibir Jaemin, melepas sabuk pengaman yang menahan dirinya. Jeno lebih leluasa mendekat dan menikmati bibir selembut permen jelly itu. Ternyata memang tidak sia-sia dia mengidam kan bibir ini.

Wajahnya memanas, Jeno mencium bibirnya penuh penuntutan. Lelaki submisif itu memejamkan matanya dan mulai menikmati permainan Jeno dengan mengalungkan lengan ke lehernya. "Ssshh-"

[ ✔ ] He Is My Wife - nomin || OPEN POTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang