26 - Ketenangan Sebelum Badai

8.5K 1.2K 49
                                    

≪•◦ Happy reading ◦•≫

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

≪•◦ Happy reading ◦•≫

Setelah merapikan semua barangnya, Clara memutuskan istirahat sebentar, tetapi malah ketiduran. Sekarang dia sudah bangun dan keluar dari kamar untuk mencari Yolanda. Saat tiba di ruang tengah, dia melihat secarik kertas dan langsung membacanya.

'Ibu, aku gak mau repotin Ibu jadi aku bakal tinggal sendiri. Gak usah nyari aku, aku bakal baik-baik aja', itulah yang tertulis di kertas tersebut.

Clara segera mengambil smartphone dari saku celananya dan menelpon nomor Yolanda. Lima detik berdering, panggilan itu kemudian diangkat.

"Yolanda! Apa yang kamu pikirkan? Kamu mau tinggal sendiri? Uang dari mana? Kau juga mau tinggal di mana hah?!" bentak Clara.

Terdengar suara helaan nafas panjang Yolanda dari ujung smartphone. "Aku punya uang sama tempat tinggal yang layak. Ibu pikirin diri Ibu sendiri aja," balasnya lalu mematikan panggilan.

Clara menggertakkan gigi marah. Dia menelpon nomor Yolanda lagi sampai 10 kali, tapi semuanya tidak diangkat.

"Anak kurang ajar," geramnya.

≪•◦ ❈ ◦•≫

Hari ini, di kelas XII-1 MIPA, terlihat murid-murid fokus memerhatikan penjelasan guru di papan tulis. Tiba-tiba bel waktu pulang berbunyi.

"Cukup sampai di sini saja. Di rumah, sering-seringlah latihan soal." Guru itu, pak Kamaludin melirik salah satu jendela. "Gak usah ngebucin dulu juga ya? Nanti aja kalo udah kelar ujian."

Semua murid di situ sontak menoleh, melihat Olivia yang tadi melambaikan tangannya ke arah Farrell buru-buru menunduk untuk bersembunyi.

"Tadi adeknya Fiona, kan? Doi-nya si Farrell."

"Asek. Ditungguin sama ayang."

"Lemes besti, kaum jomblo gak bisa pamer ayang."

"Tetep jomblo di tengah gempuran per'ayangan."

Wajah Farrell memerah malu, tetapi dia tidak menyanggah ucapan teman-temannya. Fiona sendiri bertampang datar saja, seolah hanya orang asing dengan si subjek topik yakni adiknya.

"Udah-udah! Rapikan buku kalian! Kita mau pulang," ucap pak Kamaludin.

Setelah sesi mengucapkan salam, pak Kamaludian keluar dari kelas, diikuti satu per satu murid.

Di koridor, Olivia yang melihat Fiona segera mendatanginya. "Kakak, ayo pulang!"

"Kamu nungguin aku? Kukira kamu nungguin Farrell," balas Fiona datar.

Olivia menggaruk pipinya yang tidak gatal. "Tadi aku gak sengaja tatapan sama kak Farrell, makanya kusapa. Udahlah, ayo pulang, Kak! Aku ada banyak tugas sekolah nih."

Miss Scapegoat Changed Her Destiny ✔ EndWhere stories live. Discover now